Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DEMAM berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti. Penyakit ini masih menjadi salah satu isu kesehatan nasional. Tingkat penyebarannya di Indonesia pun termasuk salah satu yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.
Maka dari itu, sangat penting untuk masyarakat mengetahui tentang penyebab, hingga fakta-fakta seputar penyakit ini.
DBD atau demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini biasanya melakukan gigitan pada pagi dan sore hari. Virus Dengue dapat memasuki aliran darah manusia ketika nyamuk menghisap darah, juga dapat ditularkan melalui nyamuk yang mendapat virus tersebut dari individu terinfeksi. Oleh karena itu, tinggal di daerah dengan kasus demam berdarah tinggi meningkatkan potensi seseorang terkena penyakit ini.
Baca juga : Waspada Gejala DBD, Agar Kondisi tidak Menjadi Berat
Demam berdarah dapat menginfeksi baik anak-anak maupun orang dewasa. Penularan terjadi ketika nyamuk menggigit individu yang terinfeksi dan kemudian menggigit individu lain yang sebelumnya sehat. Terutama ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia, demam berdarah cenderung meningkat selama musim hujan.
Virus Dengue dapat menyebabkan dua kondisi yang berbeda, yaitu demam dengue dan demam berdarah dengue (DBD). DBD dapat memiliki gejala yang lebih serius dibandingkan dengan demam dengue yang umumnya menyebabkan gejala ringan. Meski keduanya memiliki tahap awal gejala yang serupa.
Terdapat empat jenis virus Dengue, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Ada spekulasi bahwa jenis virus yang menyebabkan infeksi dapat memengaruhi gejala dan tingkat keparahan demam berdarah, namun perlu penelitian lebih lanjut. Pemeriksaan jenis virus Dengue tidak umum dilakukan.
Baca juga : DBD Dipastikan Merupakan Penyakit Berbahaya
Seseorang yang pulih dari demam berdarah akibat satu jenis virus Dengue akan memiliki kekebalan seumur hidup terhadap virus tersebut. Meskipun begitu, risiko gejala yang lebih parah dapat meningkat jika seseorang terkena jenis virus Dengue yang berbeda. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan tetap perlu diterapkan meskipun seseorang telah sembuh dari infeksi sebelumnya.
Berikut ini adalah beberapa gejala awal penyakit DBD yang perlu diwaspadai:
Walaupun mirip dengan kondisi penyakit lain, demam tinggi pada DBD dapat mencapai suhu 40 derajat Celsius dan tidak disertai dengan tanda-tanda bersin atau batuk.
Baca juga : Waspadai Diare selama Liburan
Pasca mengalami demam, penderita DBD akan merasakan nyeri di berbagai bagian tubuh, termasuk sendi, tulang, otot, dan bahkan di area belakang mata.
Gejala lanjutan yang muncul setelah demam merupakan rasa sakit kepala yang parah, umumnya terjadi di sekitar dahi.
Mual dan muntah juga menjadi salah satu gejala yang turut dirasakan oleh para pasien dewasa maupun anak-anak yang terkena DBD. Selain itu, gejala ini juga membuat area perut dan punggung tidak nyaman.
Baca juga : Trauma Pernah Kena DBD, Ringgo Putuskan Hidup Bersih
Setelah mengalami berbagai gejala di atas, tubuh akan merasakan kelelahan akibat penurunan nafsu makan.
Jika seseorang merasakan gejala seperti yang sudah tertulis di atas, langkah bijak selanjutnya adalah memeriksa ke klinik atau rumah sakit terdekat. Sehingga, profesional yang berwajib dapat mendiagnosa.
Demam berdarah dapat didiagnosis dengan menginterogasi pasien mengenai gejalanya dan menelusuri riwayat kejadian demam berdarah di lingkungan tempat tinggal pasien. Jika terdapat indikasi demam berdarah, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Baca juga : Cegah DBD dengan Terapkan 3M dan Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh untuk mencari tanda-tanda seperti ruam kemerahan, pembesaran kelenjar getah bening, atau pembesaran organ hati. Sebagai tambahan, dokter dapat melaksanakan tourniquet test dengan alat pengukur tekanan darah untuk mendeteksi kebocoran pembuluh darah. Pada umumnya, pada penderita demam berdarah, tes ini akan menunjukkan adanya sejumlah ruam yang tidak menghilang ketika kulit diregangkan.
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap pasien demam berdarah, seperti:
Sayangnya, tidak ada pengobatan demam berdarah yang khusus untuk mengatasi gejalanya. Ketika pulih, pasien perlu banyak konsumsi cairan.
Baca juga : Kemenkes: Hasil Uji Wolbachia Efektif Tekan Dengue
Obat over the counter (OTC) seperti acetaminophen dapat membantu mengurangi nyeri otot dan demam. Akan tetapi, bagi yang menderita penyakit ini, sebaiknya hindari penggunaan jenis obat pereda nyeri lainnya, termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen sodium, karena dapat meningkatkan risiko komplikasi perdarahan.
Apabila mengalami demam berdarah yang parah, diperlukan:
Berikut komplikasi DBD yang perlu diwaspadai:
Baca juga : Pemerintah Ingatkan Warga untuk Rajin Larva Nyamuk
Untuk lebih komprehensif memahami penyakit ini, masyarakat juga perlu mengetahui fakta-fakta lain seputar DBD.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Demam Berdarah Dengue, berikut ini adalah beberapa fakta yang mungkin perlu diketahui oleh masyarakat agar bisa lebih waspada terhadap penyakit DBD, diantaranya adalah:
Tidak semua nyamuk dapat membawa virus demam berdarah. Hanya nyamuk aedes aegypti betina yang menularkan virus demam berdarah. Nyamuk tersebut akan menularkan virus setelah menggigit manusia yang telah terinfeksi sebelumnya. Penularan DBD tidak mungkin ditularkan secara langsung antar manusia, perlu “peran” dari nyamuk aedes aegypti betina untuk memindahkan virus tersebut lewat gigitan.
Baca juga : Kasus DBD di Klaten Meningkat, Enam Orang Meninggal
Demam berdarah memiliki gejala yang khas, yaitu 4 sampai 10 hari pasca gigitan nyamuk, orang tersebut akan mengalami demam hingga 40 derajat celcius yang diikuti dengan sakit kepala yang parah, nyeri otot dan sendi, hingga munculnya ruam atau bintik merah pada area kulit dan mimisan serta pendarahan ringan pada gusi.
Demam yang terjadi pada pasien terjangkit demam berdarah tidak dapat dibedakan, sehingga masyarakat diharapkan bisa waspada dan melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila demam tak kunjung turun
Terdapat beberapa fase dalam demam berdarah, yaitu fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan yang setiap fase nya memiliki ciri tersendiri. Saat demam menurunan, apabila masuk fase kritis maka akan terjadi gangguan tekanan darah dan tanda vital lainnya. Namun, jika tanda vital baik, artinya DBD telah masuk fase penyembuhan.
Jika tidak ditangani sedini mungkin demam berdarah dapat berujung komplikasi seperti kerusakan hati, jantung, hingga otak.
Akhir kata, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang berbahaya dan sangat butuh penanganan secara langsung dari petugas kesehatan atau dokter, sehingga dengan mengetahui informasi mengenai penyakit ini, pasien diharapkan dapat segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan serta terhindar dari berbagai dampak buruk akibat DBD. (Z-10)
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
PAFI Kalteng mendorong pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat untuk melakukan pemetaan ulang terhadap kebutuhan obat-obatan DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) memang disebabkan oleh dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti, namun ternyata bukan hanya itu penyebabnya.
Bila dibandingkan pada 2024 terdapat 257.271 kasus dengue yang dilaporkan (Incidence Rate/IR: 91,93/100.000 penduduk) dan 1.461 kematian atau Case Fatality Rate/CFR: 0,57%.
Pada 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah, kata Dante, menargetkan zero dengue death pada 2030.
Peneliti Harvard menemukan dua obat yang bisa membunuh parasit malaria dalam tubuh nyamuk.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
Walaupun kecil, nyamuk bisa menjadi vektor penyakit berbahaya seperti demam berdarah (DBD), malaria, chikungunya, dan zika.
Dengan bahan tambahan seperti minyak kayu putih dan wadah bekas, alat ini bisa menghasilkan asap yang efektif untuk mengusir nyamuk dari ruangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved