Cegah DBD dengan Terapkan 3M dan Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Basuki Eka Purnama
21/11/2023 13:00
Cegah DBD dengan Terapkan 3M dan Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
Ilustrasi(Paxels)

DIREKTUR pencegahan dan pengendalian penyakit menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan, di musim yang sudah memasuki penghujan, masyarakat perlu menerapkan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Maka itu 3M terutama pemberantasan sarang nyamuk penting. Dan bagaimana menjaga daya tahan tubuh karena musim pancaroba biasanya orang gampang flu," kata Imran, dikutip Selasa (21/11).

Imran mengatakan, sampai November 2023, tercatat ada 70.600 kasus DBD di seluruh Indonesia dan masih ada sekitar 506 kematian.

Baca juga: Bali Tolak Program Penyebaran 200 Juta Telur Nyamuk Wolbachia

Pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M (menguras, menutup, mengubur) bisa menjadi upaya menekan angka kematian akibat DBD yang ditargetkan menjadi nol kematian pada 2030.

Ia mengatakan penyakit DBD adalah virus yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Lebih dari separuh kasus DBD adalah tidak bergejala.

Di musim yang memasuki penghujan, dikhawatirkan tempat penampungan air yang tidak dibersihkan akan menjadi sarang nyamuk yang membawa virus DBD.

Baca juga: Ahli Medis Bantah Nyamuk Wolbachia Sebarkan Genetik LGBT

Selain itu, perilaku nyamuk juga bisa menyebabkan tingginya angka kasus kejadian DBD karena pada suhu panas, nyamuk akan lebih sering menggigit sebanyak dua kali sehari. Sedangkan pada suhu rendah, nyamuk menggigit lima hari sekali.

Dari sini, Imran mengingatkan untuk melakukan kampanye 3x10, yaitu setiap hari Minggu luangkan 10 menit pada jam 10 pagi untuk melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk di rumah seperti baju yang digantung, dan dispenser selama 10 minggu.

"Tujuannya agar sarang nyamuk hilang, karena siklus telur nyamuk 3-4 minggu, jadi kalau 10 minggu berturut-turut diharapkan nyamuk tidak sempat bertelur," ucap Imran.

Selain itu, cara lainnya untuk membantu menurunkan angka kasus adalah mencegah penularan dan jangan sampai terlambat membawa ke fasilitas kesehatan agar tidak menjadi gawat.

Jika telat ditangani, penyakit DBD akan lebih sulit di sembuhkan dan darah akan semakin mengental sehingga jantung gagal memompa darah.

"Kalau sudah dehidrasi ginjal terganggu maka harus cuci darah," tambahnya.

Seiring banyaknya inovasi pengobatan, Imran mengatakan, saat ini, dokter sudah bisa lebih dini mendiagnosis penyakit DBD dengan rapid test pengambilan darah.

Sehingga lebih mudah mendiagnosis DBD mulai dari tidak ada gejala sampai pada gejala berat, untuk menurunkan angka kematian.

Vaksinasi juga sudah tersedia di seluruh fasilitas kesehatan terdekat dan masyarakat diimbau untuk melaksanakannya untuk bersama membantu Indonesia nol kematian akibat DBD. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya