Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENJABAT Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya secara tegas menolak pilot projects penyebaran 200 juta telur nyamuk Wolbachia yang rencananya akan disebar di Kota Denpasar dan Singaraja Bali. Telur nyamuk Wolbachia disebar dengan tujuan menekan angka penularan kasus demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.
Namun sayangnya, Mahendra Jaya tidak menjelaskan secara saintifik alasan penolakan tersebut.
Dia hanya menegaskan bahwa penolakan tersebut dilakukan karena pilot projects penyebaran telur nyamuk Wolbachia ini belum disosialisasikan kepada masyarakat luas sehingga terjadi banyak penolakan.
Baca juga: Ahli Medis Bantah Nyamuk Wolbachia Sebarkan Genetik LGBT
"Bali menolak dengan tegas. Sebab program ini belum disosialisasikan secara masif ke masyarakat luas," ujarnya Minggu (19/11).
Ia mengatakan, di Bali sendiri terjadi pro dan kontra. Di Bali banyak masyarakat yang menolak. Bila masyarakat banyak yang menolak, maka program ini harus ditunda.
Baca juga: Kemenkes Tegaskan Wolbachia Tidak Timbulkan Penyakit Baru
"Kami tidak mau masyarakat Bali terbelah. Jadi perlu sosialisasi, masyarakat harus menerima. Kalau masyarakat Bali menolak maka ini harus ditunda. Kami tidak ingin masyarakat terbelah dan tidak kondusif," ujarnya.
Sekalipun tegas menolak, tetapi Mahendra Jaya tidak mengumumkan secara resmi kepada masyarakat luas. Hal ini karena dikhawatirkan adanya berbagai polemik dan bisa berdampak kepada pariwisata Bali.
Sebelum penolakan tersebut, banyak video penolakan berseliweran di berbagai platform media sosial. Salah satunya berasal dari Prof. Richard Claproth yang mengatakan bahwa telur nyamuk Wolbachia itu bagian dari rekayasa genetika yang secara teknologi berbahaya bagi keamanan nasional Indonesia.
Bahkan, ribuan telur nyamuk Wolbachia itu saat ini sudah berada di Lovina Bali. Saat dikonfirmasi ke pihak terkait, terutama Dinas Kesehatan Provinsi Bali, pihaknya mengaku tidak tahu menahu soal ini. Made Mahendra Jaya juga mengatakan tidak mengetahui soal keberadaan telur nyamuk Wolbachia di Lovina Bali.
Ia sudah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk mengeceknya. Namun setelah dilakukan penelurusan tidak ditemukan ribuan telur nyamuk Wolbachia tersebut.
(Z-9)
Pemanfaatan teknologi wolbachia telah dilaksanakan di sembilan negara dan hasilnya terbukti efektif untuk pencegahan dengue.
Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat pada 60% jenis serangga seperti lalat, ngengat, capung, dan kupu-kupu.
Sebagai contoh, di Singapura, penyebaran nyamuk tersebut tidak mampu menekan angka demam berdarah dengue secara signifikan.
Kemenkes menegaskan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan kasus dengue (DBD) tidak menimbulkan penyakit lain, tidak seperti yang dituduhkan.
Tujuan utama proyek nyamuk Wolbachia ini adalah menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD), demam kuning, dan chikungunya.
Wolbachia adalah bakteri yang sangat umum dan terdapat secara alami pada 50% spesies serangga, termasuk beberapa nyamuk, lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu.
Penyebaran nyamuk dengan wolbachia bertujuan menghambat kasus demam berdarah. Penggunaan nyamuk itu sudah teruji.
Penolakan warga di Ujungberung ditindaklanjuti dengan sosialisasi kembali oleh pihak puskesmas
Pada pengujung acara tersebut dilakukan deklarasi menolak penyebaran nyamuk Wolbachia di Kota Bandung dan Jawa Barat.
Memang awalnya DBD berkurang, namun setelah empat tahun, kasus DBD malah naik hingga 200%.
Kami sudah 10 tahun hidup berdampingan dan alhamdulillah sampai saat ini kasus DBD menurun
Dinkes DKI Jakarta akan menyebarkan nyamuk wolbachia untuk menangani penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved