Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
ANGKA kasus demam berdarah dengue (DBD) dilaporkan naik belakangan ini. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau agar masyarakat memerhatikan kondisi lingkungan tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
"Pertama, bak sampahnya supaya jangan ada genangan (air). Yang kedua, kita sudah siapkan larvasida untuk mematikan jentik-jentik (nyamuk), kita siapkan insektisida kalau di-fogging (pengasapan)," ujar Menkes usai hadir dalam buka puasa bersama presiden dan menteri Kabinet Indonesia Maju di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/3).
Menkes juga minta agar masyarakat jangan panik. Apabila diketahui ada anak yang mengalami gejala DBD, perlu dipastikan dengan rapid test atau membawanya ke puskesmas atau rumah sakit untuk memastikan. Menkes menyebut angka kematian (fatality rate) yang diakibatkan DBD cenderung rendah.
Baca juga : Rumah Sakit di Kabupaten Kudus Kebanjiran Pasien DBD dari Jepara
"Jadi kena, yang meninggalnya itu sangat rendah karena semua rumah sakit sudah tahu, tinggal diberi infus, yang penting jangan terlambat," imbuhnya.
Ia juga menegaskan masyarakat tidak perlu panik. Sebab, ketersediaan tempat tidur dan ruangan untuk merawat pasien DBD masih cukup di rumah sakit.
"Buat teman-teman supaya enggak panik, rumah sakit Jakarta masih cukup tempatnya karena pengalaman kita sama covid-19 itu fasilitasnya banyak sekali jadi jangan khawatir," ujar dia.
Baca juga : Wolbachia Tekan Jumlah Kasus DBD di Yogyakarta
Meski demikian, Menkes mengakui bahwa DBD merupakan penyakit menular yang menduduki peringkat keempat di Indonesia dengan jumlah kasus kurang lebih 120.000 per tahun setelah malaria (400.000 kasus), HIV (500.000 kasus), dan tuberkolosis (1 juta kasus).
Untuk menghambat perkembangan virus dengue, pemerintah telah mengimplementasikan teknologi nyamuk dengan bakteri wolbachia yang diyakini berhasil menurunkan incidence rate demam berdarah.
Bakteri wolbachia menghambat perkembangan virus dengue di tubuh nyamuk aedes aegypti. Dengan demikian, kemampuan nyamuk dengan wolbachia dalam menularkan virus ke manusia akan berkurang.Ketika nyamuk aedes aegypti dengan wolbachia berkembang biak di populasi nyamuk, maka kasus dengue akan menurun.
Baca juga : Menkes: Peningkatan Kasus DBD Ikuti Pola El Nino
Mengutip data Kementerian Kesehatan, di Yogyakarta, implementasi teknologi wolbachia berhasil menurunkan incidence rate demam berdarah di bawah standar WHO, yaitu 1,94 per 100 ribu penduduk data pada Juli 2023. Hal serupa, ujar Menkes, juga diterapkan di di Bandung, di Bontang, Kupang, Jakarta, dan Semarang.
"Kita lakukan itu karena contohnya di Yogyakarta turun jauh. Dengue secara total naik di dunia karena pengaruh iklim.
Tapi di Kota Yogyakarta itu satu-satunya nyakota yang turun sejak Wolbachia diluncurkan," papar Menkes. (Z-6)
Kemenkes) mengakselerasi program vaksinasi human papiloma virus atau HPV nasional demi menekan angka kematian akibat kanker serviks.
Sebelumnya, 372 guru besar Fakultas Kedokteran dari 23 universitas di Indonesia mendeklarasikan ketidakpercayaannya kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pekan lalu.
Meski begitu, Budi meminta masyarakat tetap tenang terutama bagi yang sudah divaksin. Menurutnya, varian virus covid-19 yang menyebar saat ini tergolong tidak terlalu berbahaya.
Kebijakan yang dibuat Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kerap kali menimbulkan polemik.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa meskipun terjadi peningkatan kasus covid-19, masyarakat diimbau untuk tidak panik.
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik menyikapi peningkatan kasus Covid-19 belakangan ini.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
PAFI Kalteng mendorong pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat untuk melakukan pemetaan ulang terhadap kebutuhan obat-obatan DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) memang disebabkan oleh dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti, namun ternyata bukan hanya itu penyebabnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved