Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta mengungkapkan hingga Februari ini hanya tercatat terjadi 9 kasus demam berdarah (DBD) dan tidak terjadi kematian akibat penyakit tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah di Yogyakarta pada Selasa (20/2) mengungkapkan jumlah kasus DBD di Kota Yogyakarta mengalami kecenderungan penurunan sejak menerapkan teknologi wolbachia.
Menengok data sepanjang 2023, total kasus DBD di Kota Yogyakarta mencapai 88 kasus. Lalu, menurun drastis jika dibandingkan periode 2016 yang mencapai 1.705 semenjak wolbachia muncul.
Baca juga : Kemenkes Berencana Bangun Pabrik Telur Nyamuk Wolbachia. Dimana Lokasinya?
Meski demikian, Lana meminta masyarakat tetap waspada. "Ini hasil yang sudah bagus, (tapi) tetap menjadi kewaspadaan kita semua. Masyarakat tetap harus memperhatikan (kebersihan) lingkungan," kata dia.
Dikatakan, populasi nyamuk Aedes aegypti yang jadi penyebab timbulnya penyakit DBD, tidak bisa dimusnahkan. Namun, karena sebagian besar nyamuk telah mengandung bakteri wolbachia, penyakit DBD bisa dihilangkan.
Menurut Lana, hasil pemantauan terbaru dari Tim Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM), dia menyebutkan cakupan populasi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di masing-masing kecamatan (kemantren) di Yogyakarta sudah mencapai di atas 90 persen.
Baca juga : Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD di Yogyakarta
Dengan tingginya populasi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia serta rendahnya kasus DBD di Kota Yogyakarta, upaya pemberantasan DBD sejak Januari hingga Februari 2024 belum membutuhkan fogging atau pengasapan.
Lana mengingatkan masyarakat agar tetap menggencarkan gerakan 3M pada saat musim hujan seperti sekarang ini untuk benar-benar mencegah penyakit DBD. (Z-6)
Baca juga : Beda dengan Sri Lanka, Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia Lebih Efektif dan Aman
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
PAFI Kalteng mendorong pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat untuk melakukan pemetaan ulang terhadap kebutuhan obat-obatan DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) memang disebabkan oleh dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti, namun ternyata bukan hanya itu penyebabnya.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
Pelajari cara efektif mencegah nyamuk berkembang biak di pekarangan rumah dengan langkah 3M, tanaman pengusir, dan tips alami lainnya
Mungkin Anda pernah melihat ada nyamuk yang hanya mengincar orang tertentu. Misalnya dalam satu ruangan, ada orang yang diserang habis-habisan oleh nyamuk, sedangkan yang lain tidak.
Pada 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah, kata Dante, menargetkan zero dengue death pada 2030.
Peneliti Harvard menemukan dua obat yang bisa membunuh parasit malaria dalam tubuh nyamuk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved