Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta mengungkapkan hingga Februari ini hanya tercatat terjadi 9 kasus demam berdarah (DBD) dan tidak terjadi kematian akibat penyakit tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah di Yogyakarta pada Selasa (20/2) mengungkapkan jumlah kasus DBD di Kota Yogyakarta mengalami kecenderungan penurunan sejak menerapkan teknologi wolbachia.
Menengok data sepanjang 2023, total kasus DBD di Kota Yogyakarta mencapai 88 kasus. Lalu, menurun drastis jika dibandingkan periode 2016 yang mencapai 1.705 semenjak wolbachia muncul.
Baca juga : Kemenkes Berencana Bangun Pabrik Telur Nyamuk Wolbachia. Dimana Lokasinya?
Meski demikian, Lana meminta masyarakat tetap waspada. "Ini hasil yang sudah bagus, (tapi) tetap menjadi kewaspadaan kita semua. Masyarakat tetap harus memperhatikan (kebersihan) lingkungan," kata dia.
Dikatakan, populasi nyamuk Aedes aegypti yang jadi penyebab timbulnya penyakit DBD, tidak bisa dimusnahkan. Namun, karena sebagian besar nyamuk telah mengandung bakteri wolbachia, penyakit DBD bisa dihilangkan.
Menurut Lana, hasil pemantauan terbaru dari Tim Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM), dia menyebutkan cakupan populasi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di masing-masing kecamatan (kemantren) di Yogyakarta sudah mencapai di atas 90 persen.
Baca juga : Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD di Yogyakarta
Dengan tingginya populasi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia serta rendahnya kasus DBD di Kota Yogyakarta, upaya pemberantasan DBD sejak Januari hingga Februari 2024 belum membutuhkan fogging atau pengasapan.
Lana mengingatkan masyarakat agar tetap menggencarkan gerakan 3M pada saat musim hujan seperti sekarang ini untuk benar-benar mencegah penyakit DBD. (Z-6)
Baca juga : Beda dengan Sri Lanka, Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia Lebih Efektif dan Aman
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Jangan meninggalkan sampah di dalam dan luar rumah karena bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan telur
Diketahui pada 2022, kasus demam berdarah dengue di Indonesia mencapai 125 ribu orang, atau naik dari periode 2021 sebanyak 73 ribu orang.
Dokter spesialis anak Mulya Rahma Karyanti menjelaskan terdapat beberapa tindakan atau langkah yang bisa dilakukan masyarakat atau orang tua jika anak terindikasi mengalami demam tinggi.
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memulai program pencegahan demam berdarah (DBD) melalui teknologi Wolbachia di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebelum dioleskan, minyak cengkeh harus diencerkan terlebih dahulu agar dapat terserap kulit dan mencegah efek gatal dan alergi.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi masyarakat di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebanyak 120 orang harus dirawat karenanya.
Melihat data grafik yang ada, kasus DBD sudah mulai melandai. Tidak terjadi pergerakan kasus secara cepat.
Kepala Dinkes Kota Bekasi Tanti Rohilawati menegaskan terkait perkembangan DBD di Kota Bekasi fogging bukan untuk pencegahan tetapi untuk pengendalian nyamuk DBD.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved