Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Indonesia Emas 2045 dan Resiliensi UMKM Indonesia

Ronald Walla, Ketua Bidang UMKM & Koperasi, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk
15/8/2025 09:19
Indonesia Emas 2045 dan Resiliensi UMKM Indonesia
Ronald Walla, Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk, Ketua Bidang UMKM & Koperasi, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)(PT Wismilak Inti Makmur Tbk)

Dalam peringatan kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, pemerintah sedang berbenah untuk menuju visi “Indonesia Emas 2045”. Salah satu target utama pemerintah Indonesia untuk menuju visi tersebut adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 8% di tahun 2029. Ini merupakan tantangan besar untuk target pertumbuhan, mengingat banyaknya dinamika geopolitik internasional yang penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, kerja sama yang solid antara pemerintah dan semua lini masyarakat, termasuk pemilik usaha mulai dari skala mikro hingga korporasi, merupakan modal utama yang harus ada dalam ekosistem perekonomian Indonesia.

Berbicara mengenai perkembangan UMKM di Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menyatakan bahwa UMKM di Indonesia membutuhkan informasi dan akses pasar untuk bisa bersaing di tengah banyaknya produk asing Indonesia dan isu tarif Amerika Serikat yang akan berdampak pada dinamika ekonomi ke depannya. Berdasarkan survei APINDO, 51% UMKM masih kesulitan memperoleh pembiayaan. 
Sementara sejumlah 80% masih bergantung pada modal pribadi, dan hanya 4,1% yang berhasil menembus rantai nilai global sehingga UMKM kita masih tertinggal jauh dibandingkan Vietnam (24%), Thailand (29%), atau Singapura (41%).

Selain kesenjangan informasi dan akses pasar, dunia usaha Indonesia juga membutuhkan dukungan dari pemerintah melalui kepastian dan perlindungan hukum. Dengan menggabungkan akses informasi, akses pasar, kepastian hukum, inovasi usaha, dan didukung oleh kerja sama lintas sektor, target pertumbuhan ekonomi bisa lebih realistis dicapai secara bertahap.

Sejak era pandemi, UMKM terus bertumbuh dan telah menjadi salah satu sektor terpenting dalam menopang perekonomian Indonesia. Melihat fakta tersebut, pemerintah terus aktif bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendorong pertumbuhan kualitas UMKM di Indonesia. APINDO sebagai salah satu mitra pemerintah juga terus berinovasi untuk menjadi jembatan bagi pihak pemilik usaha dengan pemerintah. Pada Rakerkonas (Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional) APINDO yang diadakan pada 4-6 Agustus 2025, APINDO bertekad untuk memperkuat ekosistem usaha dengan pendekatan Pentahelix lintas sektor dan meningkatkan kualitas program-program APINDO yang telah berjalan.

Salah satu program unggulan APINDO adalah APINDO UMKM Merdeka (AUM). Program ini merupakan sebuah inisiatif untuk mendukung usaha mikro daerah dan sekaligus menjadi pendamping mahasiswa (internship) untuk belajar langsung dalam membangun usaha. Dalam program MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikasi), mahasiswa tidak hanya memperoleh sertifikasi magang, tetapi juga mendapatkan pengalaman nyata tentang bagaimana membangun dan menjalani bisnis, serta diharapkan dapat membangun mental pengusaha yang andal.

Salah satu strategi APINDO dalam memperluas jangkauan kerja sama pentahelix adalah dengan berkolaborasi dalam program Diplomat Success Challenge (DSC). Program DSC merupakan program inkubasi bisnis yang diprakarsai oleh Wismilak Foundation. Sejak pertama kali dicetuskan di tahun 2010, DSC telah berhasil meningkatkan partisipasi keikutsertaan peserta setiap tahunnya. Tahun ini, dengan tema “Wujud Sinergi Kolaborasi”, di season ke-16 tahun 2025, DSC menargetkan 40.000 ide bisnis yang mendaftar. Selain itu, para alumni DSC juga memiliki wadah berjejaring yang dinamai Diplomat Entrepreneurs Network (DEN). 

Ekosistem ini bisa dimanfaatkan bagi para anggotanya untuk saling bertukar informasi dan akses pasar, sehingga bisa mendorong inovasi dan kualitas produk UMKM. Melihat antusias masyarakat terhadap DSC tiap tahunnya, maka di situlah APINDO hadir untuk menjadi mitra strategis bagi para entrepreneurs yang tergabung dalam DEN. Ke depannya, APINDO berharap kolaborasi yang terjadi antara APINDO dan kreativitas anggota DEN bisa menciptakan inovasi produk, sehingga bisa menaikkan nilai tambah jenama lokal di tengah derasnya produk-produk luar negeri saat ini.

Menjadi Pengusaha yang Tangguh dan Selalu Bertumbuh

Menjadi bagian dari visi “Indonesia Emas 2045”, khususnya dengan peran kita sebagai pelaku usaha, tentu membutuhkan karakter yang terbuka dan adaptif terhadap tantangan yang ada di depan nanti. Selain itu, pengusaha juga perlu bersiap untuk merasakan rasa ‘sakit’ ketika menjalani bisnisnya. Rasa ‘sakit’ di sini adalah potensi jatuh bangunnya usaha kita ke depan. Memiliki GROW (Grit, Resilience, Opportunity, Win -Together) mindset dan jiwa resiliensi adalah apa yang dibutuhkan pengusaha saat ini. Oleh karena itu, APINDO bersama pemerintah terus berupaya untuk menumbuhkan karakteristik yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha di Indonesia dengan berbagai program yang dimiliki.

Visi Indonesia Emas 2045 bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Indonesia memiliki banyak sekali potensi, tetapi untuk menuju visi tersebut, kita perlu menentukan target yang jelas, mapping strategi yang terukur, hingga kepastian hukum. Visi ini juga memerlukan sistem pentahelix yang luas untuk mempercepat proses pencapaian target di tahun 2045. Oleh karena itu, sebagai salah satu perwakilan dari sektor usaha dan UMKM, APINDO terus berupaya untuk berkontribusi dalam inisiatif pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Akhir kata, mari bersatu untuk mewujudkan Indonesia berdaulat. Bersama kita optimis menyongsong era rakyat Indonesia yang semakin sejahtera, mengantar negeri ini maju dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Dirgahayu Republik Indonesia!



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya