Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penambahan kasus demam berdarah dengue di Indonesia memiliki korelasi dengan fenomena alam El Nino yang menyebabkan panas berkepanjangan.
"Kasus dengue di Indonesia meningkat terus selama 50 tahun terakhir. Setelah diamati polanya akan anaik setelah terjadi El Nino, setiap kali ada El Nino tinggi maka kasusnya pun akan naik dengan tinggi. Sehingga itu kita alami lagi dan puncaknya diprediksi pada akhir Desember atau awal Januari 2024," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (28/11).
Puncak dengue di Indonesia terjadi saat Ocean Nino Index (ONI) mengalami peningkatan. Sehingga bisa dikatakan bahwa dengue mengikuti pola El Nino maka akhir tahun ini diperkirakan akan terjadi peningkatan kasus dengue.
Baca juga : Lima Warga Tasikmalaya Meninggal Dunia karena DBD
"Bahwa dengue mengikuti pola El Nino pada saat tinggi maka kasus ikut tinggi. Kemungkinan akhir tahun ini dan awal tahun depan masuk dengan status very strong (sangat kuat) 2 derajat naik suhu air laut dibandingkan dengan sebelumnya," ujar dia.
Upaya penurunan kasus dengue bisa melalui penyebaran bakteri wolbachia yang merupakan bakteri alami yang ada di dalam tubuh beberapa serangga lalat buah, kupu-kupu, ngengat, dan di nyamuk.
Baca juga : Apa itu Inovasi Teknologi Nyamuk Wolbachia?
"Wolbachia itu tidak dapat bertahan hidup di luar sel serangga karena tidak memiliki mekanisme untuk mereplikasi dirinya sendiri tanpa bantuan serangga inangnya. Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di lingkungan, tidak dapat berpindah ke serangga lain atau manusia," jelas Budi.
Perbanyak nyamuk wolbachia dengan menjadi vektor penyebab dengue atau aedes aegypti maka virusnya kalah dengan bakteri karena ada metabolisme tertentu sehingga nyamuk vektor tidak bisa menyebarkan virus dengue ke manusia. (Z-4)
Pemanfaatan teknologi wolbachia telah dilaksanakan di sembilan negara dan hasilnya terbukti efektif untuk pencegahan dengue.
Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat pada 60% jenis serangga seperti lalat, ngengat, capung, dan kupu-kupu.
Sebagai contoh, di Singapura, penyebaran nyamuk tersebut tidak mampu menekan angka demam berdarah dengue secara signifikan.
Kemenkes menegaskan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan kasus dengue (DBD) tidak menimbulkan penyakit lain, tidak seperti yang dituduhkan.
Tujuan utama proyek nyamuk Wolbachia ini adalah menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD), demam kuning, dan chikungunya.
Wolbachia adalah bakteri yang sangat umum dan terdapat secara alami pada 50% spesies serangga, termasuk beberapa nyamuk, lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu.
Pengasapan dilakukan dalam upaya mengantisipasi dan pencegahana penyebaran Demam Berdarah Dengue
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Bahan alami untuk mengusir nyamuk seperti bunga lavender, serai hingga tea tree oil
Sejak Januari hingga saat ini sudah 281 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
STOK darah yang ada di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) menipis. Jika biasanya persediaan mencapai 500 labu/ hari, sekarang hanya tersedia setengahnya.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi masyarakat di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebanyak 120 orang harus dirawat karenanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved