Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

DBD di Indonesia Periode Januari-Juni 2025: Terdapat 89.845 Kasus dan 391 Kematian

Ficky Ramadhan
30/7/2025 08:47
DBD di Indonesia Periode Januari-Juni 2025: Terdapat 89.845 Kasus dan 391 Kematian
Fogging atau pengasapan untuk mencegah DBD.(Dok. Antara)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus demam berdarah dengue (DBD) dan kematian akibat DBD di Indonesia sepanjang tahun 2025. Jumlah total kasus dari Januari hingga Juni 2025 tercatat sebanyak 89.845 kasus dengan 391 kematian.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman mengatakan bahwa tren kasus DBD 2025 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.

"Angka ini menurun signifikan dari periode Januari-Juni 2024 yang mencatat 175.212 kasus dan 1.110 kematian," kata Aji saat dihubungi, Rabu (30/7).

Tren kasus dan kematian tahun 2025 ini juga menunjukkan pola serupa dengan tahun sebelumnya, di mana kasus meningkat pada bulan Mei dan mulai menurun pada bulan Juni.

"Namun, data bulan Juni 2025 ini masih bersifat sementara dengan tingkat kelengkapan baru mencapai 47%," ujarnya.

Oleh sebab itu, sebagai bagian dari upaya penanggulangan dengue jangka panjang, Kemenkes mengusulkan lima pilar strategi nasional (stranas) atau Rencana Aksi Nasional (RAN) Dengue 2026–2030 yang menargetkan zero death dengue.

Kelima pilar tersebut meliputi, Akses dan mutu deteksi dini dan tatalaksana dengue, termasuk deteksi dini, rujukan, serta kerja sama layanan publik dan swasta.

Kemudian, Surveilans dan kewaspadaan dini, mencakup manajemen data, respon terhadap kejadian luar biasa (KLB), serta surveilans vektor, virus dan resistensi insektisida.

Selanjutnya pencegahan dan pengendalian vektor melalui penerapan teknologi Wolbachia dan imunisasi dengue. Serta Komitmen dan pemberdayaan masyarakat melalui advokasi, tata kelola, dan kemitraan lintas sektor.

"Kemudian ada juga riset dan inovasi dengan berfokus pada identifikasi kebutuhan dan kerja sama riset antar pemangku kepentingan," tuturnya.

Lebih lanjut, Aji juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan mengedepankan upaya preventif yang lebih mudah dan murah dengan cara menerapkan 3M plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang) agar terhindar dari DBD.

Vaksinasi DBD, lanjutnya, juga dapat dilakukan sebagai salah satu opsi intervensi dalam pencegahan DBD.

"Apabila ada anggota keluarga yang dicurigai mengalami gejala terkena DBD, agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diberikan penanganan yang cepat dan tepat," pungkasnya.  (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya