Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Kasus DBD Masih Fluktuatif di Tengah Peningkatan Musim Hujan

Despian Nurhidayat
14/8/2025 07:54
Kasus DBD Masih Fluktuatif di Tengah Peningkatan Musim Hujan
Ilustrasi(Freepik.com)

DI musim yang tak menentu saat ini, data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di beberapa wilayah masih fluktuatif dengan peningkatan pada musim hujan.

Untuk itu, Kemenkes menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mempercepat penanggulangan DBD yang setiap tahun masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat. 

Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes dr. Fajar Silalahi menekankan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dalam mengatasi persoalan DBD. Menurutnya, seluruh potensi sumber daya di masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun non-pemerintah, harus disinergikan. 

"Kita perlu menggabungkan serta mengolaborasikan segenap potensi sumber daya yang ada, baik dari unsur pemerintah maupun non-pemerintah, untuk mempercepat terwujudnya masyarakat yang terbebas dari DBD," ujarnya dikutip dari kanal Youtube Kemenkes. 

Fajar menekankan bahwa langkah pencegahan tetap menjadi strategi utama. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus menguras, menutup, mendaur ulang, dan mencegah gigitan nyamuk disebutnya efektif apabila dilakukan secara konsisten. Fajar juga menegaskan pentingnya koordinasi cepat antarinstansi saat ditemukan kasus di lapangan. 

"Respons yang cepat dan tepat dapat mencegah penyebaran lebih luas," katanya. 

Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih proaktif melapor jika ada kasus demam yang dicurigai DBD agar penanganan dapat dilakukan sejak dini. 

Dalam kesempatan yang sama, Tim Kerja Arbovirosis, Ditjen P2P Kemenkes, dr. Agus Handito menambahkan bahwa edukasi masyarakat harus terus diperkuat. Menurutnya, kampanye pencegahan tidak cukup hanya melalui media massa, tetapi juga lewat aksi nyata di lingkungan tempat tinggal. 

"Keterlibatan RT, RW, kader kesehatan, sekolah, dan tokoh masyarakat akan membuat pesan pencegahan lebih mudah diterima dan dilaksanakan," kata Agus. 

Menurut Agus, penguatan upaya pencegahan seperti gerakan 3M Plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas) harus terus disosialisasikan.  

"Musim hujan membuat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak lebih cepat. Jika tidak ada tindakan pencegahan dari sekarang, potensi lonjakan kasus sangat tinggi," katanya. 

Ia menyebutkan, Dinkes bersama Kemenkes telah menyiapkan berbagai program intervensi, termasuk fogging fokus, pemberian larvasida, hingga monitoring populasi nyamuk Aedes aegypti di daerah rawan. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya