Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kasus DBD Disebut Berpotensi Meningkat saat Kemarau Basah, Kemenkes: Ada Sepanjang Tahun di Indonesia

Putri Rosmalia Octaviyani
26/5/2025 13:50
Kasus DBD Disebut Berpotensi Meningkat saat Kemarau Basah, Kemenkes: Ada Sepanjang Tahun di Indonesia
Petugas melakukan pengasapan atau fogging untuk mencegah DBD.(Dok. Antara)

KASUS demam berdarah dengue (DBD) disebut akan mengalami peningkatan di musim kemarau basah yang tengah terjadi saat ini. Tahun 2024 lalu, puncak penyebaran DBD di Indonesia juga terjadi pada awal tahun dan menjelang pertengahan tahun.

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, pada intinya, DBD adalah penyakit yang akan selalu ditemui sepanjang tahun di Indonesia. Sebagai negara dengan iklim tropis, DBD memang menjadi ancaman yang masih sulit untuk dihilangkan, melainkan hanya bisa berusaha dicegah dengan beberapa cara.

Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Fadjar SM Silalahi  mengatakan, pola penyakit dengue atau DBD ada sepanjang tahun di indonesia. Jadi masyarakat harus terus melakukan pencegahan dan waspada, bukan hanya pada saat musim kemarau basah seperti sekarang ini.

Fadjar mengatakan, pada 2024 Indonesia mencatatkan kasus DBD tertinggi, yakni 242 ribu kasus dengan kematian 1.400 jiwa. Sebelum 2024, 2016 paling tinggi. "Tahun 2024 itu ternyata puncak lebih tinggi lagi karena berbagai faktor yang berubah, salah satunya perubahan iklim," katanya.

Menurut dia, selama 2024 kasus DBD mengalami lonjakan pada Januari hingga Maret, kemudian menurun pada bulan-bulan berikutnya. Selanjutnya pada November dan Desember kembali mengalami peningkatan kasus.

Kasus DBD tahun 2025

Berbeda dengan tren di awal tahun 2024 yang sangat tinggi angka kasus DBD-nya, tahun 2025 ini Fadjar mengatakan kasus DBD mengalami
penurunan. Memasuki tahun 2025 terjadi penurunan (kasus DBD), 38.000 (kasus), kemudian kematian 182 (jiwa).

"Memang menurun, tapi bukan berarti selesai masalah. Karena pola cuaca juga berubah, pola masyarakat juga berubah, kita akan tetap melakukan pengawasan terus-menerus sepanjang tahun ini," kata dia.

Fadjar mengayakan, Kementerian Kesehatan menargetkan nol kematian dalam kasus dengue pada 2030. Targetnya 2030 tidak ada kematian yang disebabkan oleh virus dengue atau DBD. (Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya