Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) disebut akan mengalami peningkatan di musim kemarau basah yang tengah terjadi saat ini. Tahun 2024 lalu, puncak penyebaran DBD di Indonesia juga terjadi pada awal tahun dan menjelang pertengahan tahun.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, pada intinya, DBD adalah penyakit yang akan selalu ditemui sepanjang tahun di Indonesia. Sebagai negara dengan iklim tropis, DBD memang menjadi ancaman yang masih sulit untuk dihilangkan, melainkan hanya bisa berusaha dicegah dengan beberapa cara.
Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Fadjar SM Silalahi mengatakan, pola penyakit dengue atau DBD ada sepanjang tahun di indonesia. Jadi masyarakat harus terus melakukan pencegahan dan waspada, bukan hanya pada saat musim kemarau basah seperti sekarang ini.
Fadjar mengatakan, pada 2024 Indonesia mencatatkan kasus DBD tertinggi, yakni 242 ribu kasus dengan kematian 1.400 jiwa. Sebelum 2024, 2016 paling tinggi. "Tahun 2024 itu ternyata puncak lebih tinggi lagi karena berbagai faktor yang berubah, salah satunya perubahan iklim," katanya.
Menurut dia, selama 2024 kasus DBD mengalami lonjakan pada Januari hingga Maret, kemudian menurun pada bulan-bulan berikutnya. Selanjutnya pada November dan Desember kembali mengalami peningkatan kasus.
Berbeda dengan tren di awal tahun 2024 yang sangat tinggi angka kasus DBD-nya, tahun 2025 ini Fadjar mengatakan kasus DBD mengalami
penurunan. Memasuki tahun 2025 terjadi penurunan (kasus DBD), 38.000 (kasus), kemudian kematian 182 (jiwa).
"Memang menurun, tapi bukan berarti selesai masalah. Karena pola cuaca juga berubah, pola masyarakat juga berubah, kita akan tetap melakukan pengawasan terus-menerus sepanjang tahun ini," kata dia.
Fadjar mengayakan, Kementerian Kesehatan menargetkan nol kematian dalam kasus dengue pada 2030. Targetnya 2030 tidak ada kematian yang disebabkan oleh virus dengue atau DBD. (Ant/H-3)
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya dilaporkan terus meningkat sejak bulan Januari hingga Juli 2025. Tercatat, 471 orang positif terserang nyamuk aedes aegypti.
Upaya PSN Plus ini mencakup kampanye "Jumat 10 Menit", yaitu kebiasaan rutin membersihkan lingkungan rumah setiap Jumat selama 10 menit.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, masih mengalami peningkatan.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada 2025 hingga minggu ke-25 sebanyak 355 kasus dan tiga meninggal.
Dinas Kesehatan Kota Semarang, kecamatan hingga kelurahan serta seluruh warga dan relawan terus gencar melakukan pemberantasan jentik nyamuk setiap pekan.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved