Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Nasionalisme sebagai Genetika Film Indonesia

Herman Felani, Dosen Magister Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia
17/8/2025 07:58
Nasionalisme sebagai Genetika Film Indonesia
Herman Felani, Dosen Magister Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia.(dok.istimewa)

BARU kali ini dalam sejarah perfilman Indonesia, ada trailer film yang dihujat sedemikian hebatnya oleh para netizen sebelum ditayangkan. Buat beberapa orang kehebohan ini hanya akan dipandang sebagai bentuk ‘keceriwisan’ dan ‘kejulidan’ netizen Indonesia yang memang terbukti dalam riset  Microsoft tahun 2021 memang cukup galak di dunia Maya (Indonesia News Center Microsoft, 2021). 

Akan tetapi cukup beralasan kenapa trailer film ini diributkan, alasan pertama adalah karena mengangkat tema nasionalisme. Alasan kedua adalah karena sebagian pihak menduga film ini merupakan bagian proyek pemerintah yang bagaimanapun pendanaannya bersumber dari pajak rakyat dan juga mendapat perlakukan khusus dengan mendapatkan jam tayang awal di bioskop di tengah antrian tayang.

IDENTITAS KEBANGSAAN

Secara akademis, ada penjelasan lain mengapa audiens Indonesia sangat ‘galak’ dan ‘kritis’ kalau sudah bicara soal film dan isu nasionalisme. Felani et al (2020) dalam artikel yang berjudul Nationalism in Popular Culture: Critical Discourse Studies on American and Indonesian Films yang terbit di Asian Journal of Media and Communication, Volume 4 Nomor 1 menunjukkan bahwa nasionalisme merupakan DNA dari film-film populer di Indonesia dan Amerika. 

Sebagian besar film populer yang menjadi box office di Indonesia maupun Amerika merupakan film-film dengan tema nasionalisme, patriotisme, atau istilah-istilah lain yang merujuk pada identitas kebangsaan yang bersifat membanggakan kelompoknya. Film pertama yang menjadi box office di Amerika adalah The Birth of a Nation dari DW Griffith (Brook, 2015) yang bernuansa rasis karena menjadikan Klu Klux Klan sebagai tokoh hero dan mendemonifikasi orang-orang kulit hitam. 

JUTAAN PENONTON

Sedangkan di Indonesia film pertama yang diakui sebagai film nasional adalah Film Darah dan Doa (1950) dari Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail di tahun 19150 meskipun film pertama yang dibuat di Hindia Belanda tercatat tahun 1926 berjudul Lutung Kasarung (1926) (Abdullah et al., 1993). Beberapa film terlaris di bioskop yang menembus jutaan penonton di bioskop adalah film-film bertema nasionalisme seperti Naga Bonar Jadi Dua (2007) Laskar Pelangi (2008), Garuda Di Dadaku (2009), Habibie dan Ainun (2012), Rudy Habibie (2016), Bumi Manusia (2012) dan Buya Hamka (2023). 

Khusus film animasi, Jumbo (2025) meraih penonton terbanyak sepanjang sejarah perfilman Indonesia hingga mencapai 10 juta lebih penonton. Fenomena ini terjadi juga di Hollywood, di mana film Gone with the Wind (1939) yang rasis dan merayakan budaya perbudakan di Selatan Amerika memegang rekor film terlaris selama dua puluh lima tahun dan telah meraup keuntungan lebih banyak daripada film lainnya jika disesuaikan dengan inflasi (Guinness World Records, 2014). 

PESAN PATRIOTISME

Franchise film-film Marvel Cinematic Universe yang mendengungkan patriotisme Amerika dan superioritas teknologi militer Amerika lewat tokoh-tokoh Superheronya juga mendominasi layar penonton di berbagai platform di seluruh dunia. Temuan-temuan penelitian saya, menunjukkan memang nasionalisme sudah menjadi DNA dan genetika dari film-film Indonesia. 

Sehingga film apapun yang dimunculkan ke publik yang mengangkat isu nasionalisme, termasuk film animasi viral yang akan tayang di bioskop pada 17 Agustus ini, pasti akan disoroti masyarakat Indonesia. Dengan demikian, tidak perlu heran jika warga +62 kita ‘julid’, ‘berisik’, dan ‘ceriwis’ dengan apapun produk budaya populer yang akan tayang di ‘layar kaca’, ‘layar putih’, maupun ‘layar gawai’ kita, karena itu merupakan ekspresi nasionalisme rakyat Indonesia yang cinta bangsanya. (P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya