Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
GENERASI muda masa kini tak terpisahkan dari media sosial, mencari beragam konten menarik hanya dengan sentuhan ujung jari. Besarnya pengaruh media sosial itu bisa dikembangkan untuk menyebarkan semangat cinta Tanah Air.
Berbagai materi cinta Tanah Air dalam format video singkat, gambar, dan teks, mampu menjangkau audiens yang lebih luas dalam waktu singkat. Kisah sejarah dan warisan budaya disampaikan dengan cara yang sederhana dan menghibur.
Berkat media sosial, semangat nasionalisme menjadi lebih dekat dan sesuai dengan situasi masa kini. Generasi muda lebih mudah mengerti arti pentingnya mencintai negeri sendiri dalam kegiatan sehari-hari. Bukan lagi sekadar menghafal, melainkan melalui pengalaman langsung di dunia maya.
Instagram, TikTok, dan YouTube seringkali dimanfaatkan untuk menyebarluaskan pesan-pesan kebangsaan. Tayangan tentang heroisme pahlawan atau pertunjukan seni tari tradisional menjadi sangat populer. Materi seperti ini memunculkan kebanggaan terhadap jati diri bangsa.
Media sosial memberikan tempat berinteraksi bagi generasi muda. Mereka melakukan diskusi mengenai isu-isu kebangsaan secara terbuka dan bebas. Opini dan pembahasan menjadi bagian dari proses pembelajaran.
Meski membawa dampak positif, media sosial menghadirkan tantangan besar. Informasi palsu dan berita bohong menyebar dengan sangat cepat. Banyak orang tanpa disadari menerima informasi yang salah.
Konten asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai lokal pun menjadi perhatian tersendiri. Tanpa penyaringan yang tepat, budaya luar bisa merusak identitas nasional. Generasi muda terancam kehilangan identitas budaya aslinya.
Oleh sebab itu, kemampuan menggunakan media digital secara cerdas menjadi sangat penting. Pengguna harus diajarkan untuk menyaring informasi secara seksama.
Materi yang ada harus dipertimbangkan bukan hanya dari daya tariknya, tetapi juga dari kebenarannya. Pemerintah dan instansi pendidikan memegang peranan yang signifikan.
Mereka perlu menghadirkan program literasi media sejak usia dini. Kurikulum juga sebaiknya menyisipkan nilai-nilai kebangsaan dalam praktik penggunaan media digital.
Kerjasama dengan pembuat konten bisa menjadi solusi yang efektif. Pembuat konten mampu menyampaikan pesan nasionalisme dengan gaya bahasa yang sesuai dengan zaman sekarang. Materi bisa dibuat dalam bentuk tantangan, podcast, atau vlog yang menarik dan menyenangkan.
Program kampanye digital juga dapat dijalankan bersama-sama. Pesan mengenai toleransi, kerja sama, dan persatuan harus terus disebarkan. Tagar dan tren bisa diarahkan untuk tujuan pendidikan.
Generasi muda harus menjadi penggerak utama dalam kegiatan ini. Mereka bukan hanya sebagai penonton, tetapi juga pembuat konten nasionalisme.
Dengan begitu, pesan kebangsaan akan tersebar lebih merata dan mendalam. Media sosial tidak harus menjadi ancaman bagi semangat kebangsaan. Jika digunakan secara bijak, platform ini memiliki potensi yang sangat besar.
Nilai-nilai luhur bangsa tetap bisa hidup di dunia digital. Nasionalisme era digital bukan berarti meninggalkan nilai-nilai lama. Akan tetapi, cara penyampaiannya perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman. Melibatkan teknologi, kreativitas, dan peran aktif dari masyarakat. (Jurnal MAJIM - Media Sosial dan Nasionalisme Generasi Muda/Z-2)
Pemutaran film Believe yang mengangkat kisah hidup Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dimanfaatkan sebagai sarana membangun kebangsaan dan nasionalisme.
"Menurut saya dalam logika kita berpikir berbangsa dan bernegara tidak etis, banyak kritik dan saran dituangkan dalam sesuatu yang lebih baik,"
Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan bahaya nasionalisme eksklusif yang bisa melahirkan perpecahan. Sebaliknya nasionalisme inklusif menjadi fondasi utama
KETUA DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Said Abdullah mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan puncak peringatan Bulan Bung Karno di Makam Bung Karno di Kota Blitar
KETUA Umum Ahlulbait Indonesia (ABI) Zahir Yahya menilai untuk menghadapi tantangan di Indonesia yang kompleks, Islam dan kebangsaan harus berjalan beriringan.
Hal itu ia ungkapkan menanggapi wacana rencana penggunaan kenadaraan dinas hasil produk dalam negeri untuk para menteri, wakil Menteri, dan pejabat setingkat eselon I.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved