Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah puncak dari perjuangan panjang rakyat. Di balik pembacaan teks oleh Ir Soekarno, terdapat banyak sosok penting yang harus diketahui. Mereka bekerja dalam diam, tetapi memiliki peran besar dalam sejarah.
Sayuti Melik diberikan tugas untuk mengetik ulang dokumen Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia ditunjuk langsung Ir Soekarno dan Moh. Hatta.
Pengetikan dilakukan di kediaman Soekarno setelah teks ditulis dengan tangan. Sayuti melakukan beberapa perubahan pada redaksional. Ia mengubah kata "tempoh" menjadi "tempo". Ia mengganti kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.
Penyuntingan itu dilakukan Sayuti menggunakan mesin tik milik Kepala Kantor Perwakilan Jerman. Mesin tersebut dipinjam dari Mayor Laut Dr Hermann Kandeler.
Alex Mendur dan Frans Mendur adalah dua fotografer yang merekam momen proklamasi. Keduanya bekerja di Kantor Berita Domei pada waktu itu. Tugas mereka dilakukan dalam situasi yang berisiko tinggi.
Mereka mengambil gambar di Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Salah satu foto terkenal adalah ketika Soekarno membacakan teks proklamasi.
Mereka harus menyembunyikan film negatif agar tidak dirampas tentara Jepang. Foto-foto tersebut sekarang menjadi bagian dari arsip sejarah nasional. Tanpa kontribusi mereka, tidak akan ada dokumentasi visual resmi saat proklamasi.
Bendera Merah Putih yang dikibarkan pada saat proklamasi dijahit Fatmawati Soekarno. Ia menggunakan kain katun biasa dan menjahitnya secara manual. Proses menjahit dilakukan di rumahnya, beberapa hari sebelum proklamasi.
Fatmawati menggabungkan dua kain polos, merah dan putih. Ia menjahitnya dengan sederhana tetapi penuh semangat. Bendera itu lalu dikibarkan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud. Kini, bendera tersebut dikenal sebagai Bendera Pusaka. Simbol perjuangan ini menjadi warisan bersejarah Indonesia.
Lagu Indonesia Raya resmi dinyanyikan untuk pertama kalinya pada 17 Agustus 1945. Lagu yang ditulis Wage Rudolf Soepratman ini dikenal sejak 1928.
Pada hari proklamasi, lagu tersebut dinyanyikan tanpa alat musik pengiring. Meskipun sederhana, lagu itu mampu membangkitkan semangat para hadirin. Suasana khidmat menyelimuti momen bersejarah tersebut. Sejak saat itu, Indonesia Raya menjadi lagu kebangsaan resmi Republik Indonesia.
Peristiwa proklamasi bukan hanya hasil dari perjuangan tokoh-tokoh utama. Terdapat kontribusi dari pihak-pihak yang tidak berada di pusat sorotan. Sayuti Melik, Mendur Bersaudara, dan Fatmawati Soekarno adalah bagian penting dari momen itu.
Peran mereka menunjukkan kemerdekaan dicapai melalui berbagai cara. Ada yang mengetik, menjahit, memotret, atau menyanyi. Semua berkontribusi untuk perjuangan bangsa ini dengan cara mereka masing-masing.
Generasi saat ini patut mengenal tokoh-tokoh ini. Penghormatan terhadap sejarah dimulai dengan mengetahui siapa saja yang terlibat di dalamnya. (Universitas Narotama/Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI/Pemerintah Provinsi Jawa Tengah/Wikipedia/Z-2)
Jelajahi asal-usul Bendera Merah Putih, dari panji Kerajaan Majapahit hingga simbol kemerdekaan Indonesia yang dijahit Fatmawati.
Pelanggan cukup membayar 80% dari harga tiket untuk keberangkatan khusus pada 17 Agustus 2025.
Rayakan HUT ke-80 RI di Sunlake Waterfront Resort & Convention dengan promo kamar spesial, diskon makanan minuman, kegiatan seru, dan dukungan UMKM.
Kisah lengkap sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Ingin jadi anggota Paskibraka 2025? Simak syarat lengkap, tahapan seleksi, dan pelatihan intensif calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang bertugas di upacara HUT RI.
DALAM rangka menyemarakkan HUT ke-80 RI PT PLN (Persero) menghadirkan program agar pelanggan dapat menikmati diskon tambah daya listrik 50%
Momentum HUT ke-80 RI bukan sekadar perayaan, melainkan penguatan komitmen nasionalisme yang berakar pada nilai-nilai agama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved