Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Implementasi Teknologi Wolbachia di 4 Kota Disokong Dana Australia

Agus Utantoro
14/12/2024 16:46
Implementasi Teknologi Wolbachia di 4 Kota Disokong Dana Australia
Ilustrasi nyamuk(Freepik)

PUSAT Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada mendapatkan dukungan pendanaan dari Kementerian Luar Negeri Australia atau DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade) melalui World Mosuito Program untuk mengimplementasikan teknologi Wolbachia di Jakarta Barat, Bandung, Semarang dan Kupang.

"Pilot project implementasi teknologi Wolbachia untuk menanggulangi demam berdarah dengue (DBD) yang masih berlangsung di empat kota yakni Kota Jakarta Barat, Bandung, Semarang dan Kupang," kata Direktur PKT dr. Riris Andono Ahmad di Yogyakarta, Sabtu (14/12).

Ia menambahkan, ada lima kota yang sebelumnya diintervensi untuk mengeliminasi DBD dengan memanfaatkan teknologi Wolbachia, selain empat kota yang disebut lebih dulu ada juga Kota Bontang. Namun, untuk Kota Bontang akan selesai pada awal 2025. Dikatakan, empat kota tersebut sedang memperluas wilayah baru pemanfaatan teknologi Wolbachia pada tahun depan lewat projek yang diinisiasi Kementerian Kesehatan RI bermitra dengan Pusat Kedokteran Tropis UGM.

Riris menyebutkan, dana dari DFAT tersebut bersifat komplementer, artinya melengkapi dana yang berasal dari APBN. Awal pekan, Pusat Kedokteran Tropis UGM bersama mitra-mitranya menggelar kick off meeting yang dihadiri Tim Kerja Arbovirosis Kemenkes RI, Asia Project Manager Communication & Engagement WMP, staf DFAT, perwakilan dari Universitas Udayana, Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM serta dinas kesehatan empat kota yang terlibat dalam pilot project ini.

Dia menyebutkan dukungan dana dari DFAT pada pilot project tersebut menggunakan skema partnership for healthy region initiatif (PHR). "Dana ini diberikan oleh DFAT melalui WMP yang telah lama diketahui mengembangkan teknologi Wolbachia dalam pengendalian DBD," ujarnya.

Asia Project Manager Communication & Engagement WMP untuk Asia, Bekti Andari, menilai pilot project implementasi teknologi Wolbachia di lima kota telah berjalan dengan sangat baik. Meski demikian ada beberapa aktivitas yang akan lebih baik jika ada dukungan dana tambahan. “Nah dukungan dana dari DFAT ini untuk fill the gap pada kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan,” ucap Bekti.

Lebih detail, Bekti menjelaskan dukungan dana dari DFAT telah ditentukan untuk jenis-jenis kegiatannya. Beberapa di antaranya adalah untuk pengelolaan project, pelibatan masyarakat, barang habis pakai, kegiatan peletakan ember dan pemantauan, pengelolaan data dan peta, produksi telur nyamuk di Universitas Udayana, dan isu lintas sektoral dengan menggunakan pendekatan GEDSI (gender equality/kesetaraan gender, disability/disabilitas, dan social inclusion/inklusi sosial).

“Kita harus memastikan bahwa program ini berdampak juga pada masyarakat rentan,” ungkap Bekti.(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya