Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah kembali akan menggelar penilaian berskala nasional pada November 2025 ini melalui instrumen Tes Kompetensi Akademik (TKA). Berbeda dengan Asesmen Nasional (AN), yang menggunakan ragam instrumen mutu berbeda yang meliputi domain penilaian akademik, karakter, dan survei lingkungan yang hasilnya digunakan untuk menilai kinerja sekolah secara komprehensif, sebaliknya instrumen TKA dirancang hanya untuk mengukur pencapaian kompetensi akademik siswa semata.
Pada November 2025 ini, TKA digunakan terbatas pada siswa SMA/SMK dan sederajat. Skor perolehan TKA diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pertimbangan masuk perguruan tinggi negeri (PTN), khususnya pada Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Selain itu, dengan penuh kehati-hatian skor TKA juga berpeluang digunakan untuk menilai kinerja guru serta efektivitas pengelolaan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
Seiring dengan penyelenggaraan TKA, Kemendikdasmen juga sedang memperkenalkan strategi pembelajaran mendalam (PM) yang menitikberatkan pada penguasaan konten secara lebih rinci, sistematis, dan komprehensif. Dengan demikian, siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi, baik yang terkait dengan disiplin ilmu yang sedang dipelajari maupun permasalahan yang lebih luas yang ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari (kemampuan transfer).
TKA DAN PEMBELAJARAN MENDALAM
Kemendikdasmen berupaya untuk meningkatkan kualitas hasil belajar bagi setiap individu anak dengan cara merevitalisasi penilaian berskala nasional (large-scale assessment) dan menerapkan strategi pembelajaran mendalam. Kedua inisiatif kebijakan ini diharapkan mampu bersinergi, saling menopang, serta melengkapi upaya kementerian dalam menciptakan proses pembelajaran yang bermutu.
Perencanaan dan implementasi yang matang, cermat, terukur, dan berbasis data merupakan suatu keniscayaan. Sebab, tanpa perencanaan yang memadai, kedua instrumen kebijakan mutu ini berpotensi saling mengesampingkan sehingga dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan nasional yang diidamkan.
Untuk mencegah ketidakselarasan tersebut, penyelenggara TKA perlu melakukan pemetaan kurikulum yang berlaku atau yang digunakan satuan pendidikan/sekolah saat ini. Melalui kajian yang menyeluruh, penyelenggara TKA diharapkan dapat menyusun serta mengembangkan silabus penilaian (assessment frameworks) yang selaras dengan standar pendekatan pembelajaran mendalam.
Silabus itu nantinya akan menjadi pedoman bagi guru dalam mengajar, serta menjadi acuan utama bagi penyusun soal-soal TKA, sehingga hasil penilaian TKA akan benar-benar konsisten dengan hasil pembelajaran siswa. Dengan perencanaan yang matang dan berbasis data, TKA dan pembelajaran mendalam dapat berperan sinergis dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional.
BUKTI VALIDITAS
Kemajuan dalam kajian kognisi (cognitive study) dan pengukuran pendidikan pada 1980-an dan 1990-an telah mendorong para ahli untuk berpikir berbeda tentang bagaimana siswa memproses dan bernalar dengan informasi yang dimiliki. Hasilnya, ditemukan berbagai cara bagaimana soal-soal penilaian dapat dikembangkan untuk memastikan bahwa aspek-aspek penting dan bermakna dari pemikiran sebagai hasil proses pembelajaran siswa dapat terpotret dengan tepat (Lane, 2004).
Untuk menemukan bukti validitas konten, dilakukan studi untuk memastikan keselarasan penilaian dengan standar konten. Webb (1999) mengidentifikasi empat kriteria untuk memeriksa sekaligus memastikan keselarasan penilaian dengan standar. Kriteria tersebut ialah 1) konsistensi kedalaman pengetahuan, 2) kesesuaian kategoris, 3) rentang pengetahuan, dan 4) keseimbangan representasi. Konsistensi kedalaman pengetahuan mengacu pada keselarasan antara tuntutan kognitif standar dan tuntutan kognitif soal-soal penilaian yang dimaksudkan untuk mengukur standar.
Sebagaimana dinyatakan Webb (2002), konsistensi kedalaman pengetahuan antara standar dan penilaian menunjukkan keselarasan jika apa yang diperoleh siswa dalam penilaian sama menuntutnya secara kognitif dengan apa yang diharapkan siswa ketahui dan lakukan sebagaimana tertulis dalam standar.
Konsistensi kedalaman pengetahuan didefinisikan sebagai setidaknya 50% soal untuk suatu tujuan harus setara atau di atas tingkat pengetahuan tujuan tersebut. Webb telah mengelompokkan empat tingkat kedalaman pengetahuan. Tingkat-1 mengacu pada Mengingat; Tingkat-2 mengacu pada Keterampilan atau Konsep; Tingkat-3 mengacu pada Berpikir Strategis; dan Tingkat-4 mengacu pada Berpikir Luas.
Untuk membandingkan Tingkat-1 dengan Tingkat-2 dalam matematika, Webb (2002) menunjukkan bahwa Tingkat-2 mengharuskan siswa membuat beberapa keputusan tentang cara mendekati masalah yang mungkin melibatkan klasifikasi, estimasi, pengumpulan dan penyajian data, serta perbandingan data. Berpikir strategis dalam matematika di Tingkat-3 membutuhkan penalaran, perencanaan, penggunaan bukti, dan tingkat berpikir yang lebih tinggi daripada dua tingkat sebelumnya. Aktivitas Tingkat-4 menuntut penalaran, perencanaan, dan pengembangan yang kompleks seperti melaksanakan proyek yang memerinci masalah, mengidentifikasi jalur solusi, memecahkan masalah, dan melaporkan hasil proyek (Webb, 2002).
STANDAR DAN FORMAT PENILAIAN
TKA seyogianya merupakan alat utama untuk mengomunikasikan apa yang seharusnya diajarkan guru dan apa yang diharapkan dipelajari siswa. TKA diharapkan juga dapat memberikan gambaran lebih terperinci tentang standar konten yang berlaku. Dengan demikian, kita dapat memulai dengan standar berkualitas tinggi yang mendorong desain penilaian kaya secara kognitif.
Tugas kinerja yang dirancang dengan baik, termasuk soal isian yang terstruktur, dapat membantu mengomunikasikan apa yang dianggap sebagai model pengajaran dan pembelajaran yang ideal (Lane, 2004). Menurut Lane (2004), kita seharusnya tidak melihat penurunan penggunaan soal isian berkualitas dan tugas kinerja, sebab peningkatan penggunaan soal-soal tersebut dapat menjadi alat ampuh untuk meningkatkan kinerja siswa.
SISTEM PENILAIAN YANG KOHESIF DAN BERIMBANG
Penilaian berskala nasional menandakan tujuan penting yang harus dicapai guru dan siswa, serta akan berdampak positif pada pembelajaran. Namun, penilaian tersebut perlu dipadukan dengan penggunaan penilaian kelas yang efektif untuk benar-benar meningkatkan pembelajaran siswa. Koherensi antara standar isi pada penilaian nasional dan penilaian kelas akan membantu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa (student learning).
Oleh karena itu, diperlukan sistem penilaian yang berimbang, dengan fokus tidak hanya pada proses pembelajaran yang berkualitas, tetapi juga pada penilaian kelas berkualitas tinggi yang mencerminkan standar isi dan dirancang untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan menggunakan ungkapan ‘penilaian untuk pembelajaran’, Stiggins (2002) berpendapat bahwa perhatian lebih terhadap penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) sangat diperlukan untuk memajukan capaian belajar siswa. Tanpa sistem penilaian yang koheren dan berimbang antara penilaian eksternal dan penilaian kelas, tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa akan terganggu. Karena itu, kementerian harus berupaya keras menjaga keseimbangan itu agar ‘Pendidikan Bermutu untuk Semua’ tidak hanya menjadi sebatas harapan tanpa realisasi. Wallahu’alam.
KEKHAWATIRAN ini dilontarkan Mendikdasmen Abdul Mu'ti. Mendikdasmen sempat melarang siswa bermain game Roblox karena permainan itu dinilai mengandung kekerasan.
ANGGARAN pendidikan dalam RAPBN 2026 ditetapkan sebesar Rp757,8 triliun, tetapi di dalamnya terdapat alokasi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mencapai Rp335 triliun.
Sebanyak 44,2% dari anggaran tersebut bakal digunakan untuk menjalankan program yang ditujukan untuk meningkatkan status gizi masyarakat Indonesia itu.
Rencana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengimplementasikan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di seluruh provinsi tahun depan merupakan langkah yang bagus.
Rencana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengimplementasikan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di seluruh provinsi tahun depan disebut langkah yang bagus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved