Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Pengamat Sebut PJJ Jadi Langkah Bagus untuk Kejar Ketertinggalan dari Negara Tetangga

Despian Nurhidayat
18/8/2025 15:41
Pengamat Sebut PJJ Jadi Langkah Bagus untuk Kejar Ketertinggalan dari Negara Tetangga
Tiga orang pelajar menaiki perahu saat akan menuju ke sekolahnya di Desa Muara Enggelam, Muara Wis, Kutai Kartanegara.(Dok. Antara)

PENGAMAT pendidikan sekaligus Rektor Institut Media Digital Emtek (IMDE), Totok Amin Soefijanto, mengatakan bahwa rencana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengimplementasikan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di seluruh provinsi tahun depan merupakan langkah yang bagus.

“Langkah yang sangat bagus. Indonesia sudah ketinggalan dibandingkan banyak negara tetangga yang sudah menerapkan pendidikan yang berprinsip anywhere, anytime,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Senin (18/8).

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa ekspansi teknologi pendidikan berbasis digital sudah luas sekarang ini, sehingga ke depannya, siapapun dapat belajar apapun dan di manapun.  

“Tantangan yang terbesar adalah migrasi dan transformasi konten pendidikan dari analog dan tradisional ke sistem digital dan virtual.  Para pendidik kita harus disiapkan, dilatih, dan didorong untuk mengajar dengan platform baru yang lebih banyak interaksi virtual dan memanfaatkan data dan kecerdasan artifisial atau populernya AI tersebut,” tegas Totok.

Di lain pihak, pemerhati pendidikan sekaligus CEO Jurusanku, Ina Liem, merasa khawatir bahwa pelaksanaan PJJ ini hanya untuk hanya untuk menutupi kegagalan pemerintah mengatasi masalah di lapangan.

“Mulai dari distribusi guru yang timpang sampai jam-jam kosong di sekolah. Jangan-jangan nanti guru dan sekolah malah beralasan, gak usah hadir pun bisa, toh ada PJJ,” kata Ina Liem.

Dia menekankan bahwa PJJ dapat menjadi hal yang berbahaya karena pendidikan utama kita bukan sekadar transfer materi, tapi pembentukan karakter, yang mustahil dicapai lewat layar.

“Pendidikan yang utama itu membentuk karakter, nilai, dan kebiasaan. Itu butuh interaksi nyata, teladan langsung, dan lingkungan sosial. Jangan sampai ini proyek pengadaan lagi,” tandasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya