Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Kemendikdasmen Luncurkan Uji Terap Penyelenggaraan PJJ Jenjang Pendidikan Menengah

Despian Nurhidayat
07/8/2025 20:33
Kemendikdasmen Luncurkan Uji Terap Penyelenggaraan PJJ Jenjang Pendidikan Menengah
Peluncuran sistem PJJ Kemendikdasmen.(Dok. Kemendikdasmen)

DALAM rangka memperluas akses layanan pendidikan yang bermutu, inklusif, dan adaptif untuk seluruh anak Indonesia, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Ditjen Vokasi PKPLK), meluncurkan Uji Terap Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Jenjang Pendidikan Menengah.

Selain untuk mengetahui model pelaksanaan pendidikan jarak jauh jenjang pendidikan menengah yang ideal, uji terap yang dilaksanakan pada sekolah terbuka di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) ini juga untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan menengah. Penyelenggaraan uji terap ini didukung oleh SMA Negeri 2 Padalarang, Jawa Barat sebagai pendamping penyelenggaraan uji terap PJJ.

Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengatakan bahwa PJJ menjadi salah satu strategi sekaligus upaya afirmasi untuk menjangkau anak-anak Indonesia yang selama ini belum terlayani pendidikan, utamanya anak-anak yang tinggal di wilayah yang memiliki keterbatasan geografis maupun keterbatasan lainnya.

“Kami menekankan bahwa pendidikan itu tidak hanya belajar di sekolah (schooling), tetapi juga learning atau belajar yang bisa dilakukan di mana saja. Dengan pendidikan jarak jauh, anak-anak Indonesia yang tinggal di daerah yang secara geografis tidak mudah dijangkau atau mereka yang memiliki hambatan untuk mengakses sekolah tetap bisa tetap belajar,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Kamis (7/8).

Oleh karena itu, Abdul Mu’ti berharap dukungan semua pihak dalam membantu menyukseskan program pendidikan jarak jauh serta uji terap pendidikan jarak jauh jenjang pendidikan menengah yang saat ini sedang diimplementasikan di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK).

“Pendidikan menengah ini punya peran penting untuk membentuk karakter, keterampilan, dan pengetahuan yang diperlukan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, uji terap ini penting agar kita dapat model pelaksanaan PJJ jenjang pendidikan menengah yang sesuai untuk mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua anak Indonesia,” lanjut Abdul Mu’ti.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, mengatakan bahwa uji terap penyelenggaraan pendidikan jarak jauh dilaksanakan di SIKK karena memiliki kesesuaian karakteristik sebagai daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Selama ini, sekolah yang berlokasi di Sabah, Malaysia ini melayani akses pendidikan formal bagi anak-anak Indonesia yang tinggal di wilayah Sabah dan Serawak, khususnya bagi anak-anak pekerja migran Indonesia yang banyak tinggal dan bekerja di perkebunan sawit.

“SIKK telah memiliki SMA Terbuka Jarak Jauh di Kota Kinabalu dan Tempat Kegiatan Belajar (TKB) berupa pusat layanan pendidikan (Community Learning Center/CLC), yang jumlahnya ada ratusan di wilayah perkebunan sawit dengan akses sulit di Sabah dan Serawak, Malaysia,” kata Tatang.

Oleh karena itu, lanjut Tatang, selain untuk mendapatkan gambaran secara komprehensif terkait pelaksanaan PJJ yang ideal, uji terap ini juga diharapkan bisa memberikan harapan baru bagi anak-anak pekerja migran Indonesia yang selama ini kesulitan mengakses layanan pendidikan.

“Uji Terap Pendidikan Jarak Jauh di SIKK ini adalah perwujudan kehadiran negara dalam upaya memberikan layanan pendidikan bagi seluruh anak bangsa, utama anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia yang belum terlayani pendidikannya,” lanjut Tatang.

Kasmiati, salah satu murid PJJ dari SIKK, mengaku sangat senang dengan adanya program Pendidikan Jarak Jauh dari SIKK. Sebelumnya, Kasmiati yang tinggal di Felda Lahad Datu, Sabah, Malaysia ini tidak pernah menyangka bisa melanjutkan pendidikan lebih lanjut karena alasan sulitnya akses pendidikan.

“Jarak tempat tinggal saya ke SIKK itu bisa sembilan jam perjalanan. Belum lagi, saya juga harus membantu orang tua untuk bekerja di ladang sawit. Sulit sekali rasanya kalau harus sekolah tatap muka ke Kinabalu,” kata Kasmiati.

Dengan adanya Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Menengah dari SIKK ini, Kasmiati berharap bisa melanjutkan pendidikannya, tidak hanya jenjang menengah, tetapi juga bisa berlanjut ke perguruan tinggi.

“Tentu harapannya tidak hanya ingin jadi pekerja di perkebunan saja, tetapi bisa sukses, melanjutkan ke perguruan tinggi, dan kembali ke Indonesia,” tutup Kasmiati.  (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya