Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan pelepasan bibit nyamuk wolbachia untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD. Adapun lokasi pertama yakni di Kecamatan Kembangan, pada Jumat (4/10)
Plt Walikota Jakarta Barat Uus Kuswanto mengatakan pemilihan lokasi tersebut berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1341 tentang penyelenggaraan proyek implementasi wolbachia sebagai inovasi penanggulangan DBD.
Selain itu alasan lainnya karena di Jakarta Barat ada peningkatan kasus DBD pada bulan Ferburari 2024 dan puncaknya pada Apri 2024 dengan kasus sebanyak 799 kasus.
Baca juga : Sekelompok Warga Bandung Demo Tolak Penyebaran Nyamuk Wolbachia
"Untuk pemilihan kenapa Kecamatan Kembangan dijadikan sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk, berdasarkan angka DBD yang tertinggi di tahun 2023 dengan insiden rate yaitu 54,1 kasus per 100.000 penduduk," ujarnya saat sambutan di RW 7 Kelurahan Kembangan Utara, Kembangan Jakarta Barat, Jumat (4/10).
Sementara, Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Yudi Pramono mengatakan Wolbachia sendiri adalah bakteri alami yang sudah umum ditemukan di hewan antropoden atau serangga, yang mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk.
Ia menjelaskan, penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuktikan bahwa teknologi ini mampu menurunkan 77% angka kejadian kasus Dengue dan mengurangi resiko masuk rumah sakit sebesar 86%.
Baca juga : Pemkot Bandung Lepas 308 Ember Telur Nyamuk Wolbachia
"Kementerian kesehatan telah mengadopsi teknologi ini dengan melakukan pilot projek di 5 kota, yaitu Kota Semarang, Jakarta Barat ,Bandung, Kupang dan Botang," jelasnya.
Yudi berharap implementasi teknologi Wolbachia di kota penggunaan Jakarta Barat ini bisa menjadi momentum pengendalian dbd.
"Menjadi komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah serta semua stakeholder," pungkasnya. (P-5)
Kisah sukses pemanfaatan teknologi tersebut telah dilaporkan dari Yogyakarta. Hasilnya dapat menurunkan 77% kasus demam dengue dan menurunkan potensi rawat inap hingga 86% pada 2022
Tantangan kedokteran tropis di Indonesia kian meningkat, terutama pasca pandemi covid-19 yang mempercepat penyebaran penyakit menular
Data menunjukkan terjadi peningkatan dari 392 kasus pada tahun 2023 menjadi 871 kasus dengan 14 kematian pada tahun 2024.
NYAMUK Wolbachia merupakan teknologi yang aman dan efektif untuk mengurangi penularan virus demam berdarah dengue (DBD).
Peneliti Riris Andono Ahmad mengatakan pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dapat menurunkan bahkan peluang peningkatan bahaya demam berdarah dengue (DBD) dalam 30 tahun mendatang.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya dilaporkan terus meningkat sejak bulan Januari hingga Juli 2025. Tercatat, 471 orang positif terserang nyamuk aedes aegypti.
DALAM kegiatan pengabdian masyarakat Mahasiswa Membangun Desa (MMD) dari Universitas Brawijaya (UB) melakukan pemeriksaan jentik nyamuk cegah demam berdarah dengue (dbd)
Upaya PSN Plus ini mencakup kampanye "Jumat 10 Menit", yaitu kebiasaan rutin membersihkan lingkungan rumah setiap Jumat selama 10 menit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved