Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEKELOMPOK warga Kota Bandung yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Nyamuk (AMAN) berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat (Jabar) Jabar. Mereka memprotes pemerintah yang memaksakan menyebarkan nyamuk Wolbachia di Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Dalam aksinya, mereka memasang spanduk-spanduk berisi protes penyebaran nyamuk, yang diklaim pemerintah dapat mengantisipasi perkembangan nyamuk penyebab demam berdarah tersebut. Mereka beranggapan penyebaran nyamuk ini sudah meresahkan masyarakat dan bisa berujung pada tindak kriminal.
Mereka meminta Menteri Kesehatan (Menkes) menangkap kembali nyamuk-nyamuk yang sudah disebar tersebut, untuk kemudian diisolasi di rumah Menkes saja.
Baca juga: Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD di Yogyakarta
Ketua Majelis Adat Sunda, Ari Mulia Subagja saat melakukan aksi Senin (18/12), mengatakan kedatangan warga ini untuk menyampaikan aspirasi menolak penyebaran nyamuk wolbachia di sejumlah titik di wilayah Jabar, khususnya Kota Bandung.
“Kita harus menolak penyebaran nyamuk Wolbachia ini demi kemaslahatan bersama," ujar Ari Mulia Subagja.
Aksi ini diikuti sejumlah komunitas seperti Majelis Adat Sunda, Southland, Tentara Langit dan sejumlah masyarakat Kecamatan Ujungberung dan lainnya. Seperti diketahui sejak beberapa bulan lalu, pemerintah sudah melepaskan jutaan telur nyamuk di daerah Ujungberung, Kota Bandung. Padahal warga setempat belum mendapatkan sosialisasi mengenai program pelepasan nyamuk tersebut.
Baca juga: Warga Kupang Tolak Penyebaran Wolbachia, si Nyamuk Berdasi
Menurut Ari, aksi ini adalah sebuah aksi damai, untuk meminta penjelasan mengenai program penyebaran nyamuk Wolbachia. Mestinya program ini tidak dilakukan, karena tetap yang menjadi bahan percobaan adalah masyarakat.
“Karena ada beberapa contoh negara yang sudah disebarkan nyamuk ini, seperti Singapura. Memang awalnya DBD berkurang, namun setelah empat tahun, kasus DBD malah naik hingga 200 persen. Belum lagi dampak ekologi alam yang terganggu,” ungkapnya.
Sementara itu Mantan Menkes Siti Fadilah Supari di Kota Bandung beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa proyek nyamuk wolbachia ini semestinya tidak dilaksanakan di Indonesia.
“Masa rakyat kita mau dijadikan eksperimen, padahal banyak hal dari penelitian ini yang belum terungkap faktanya di lapangan, harusnya pemerintah berpikir lebih jernih,” terangnya.
Membatalkan proyek ini kata Siti Fadilah akan jauh lebih baik, karena yang akan jadi korban tetap rakyat Indonesia. Harusnya semua pihak lebih nasionalis untuk melaksanakan program kesehatan.
(Z-9)
Tantangan kedokteran tropis di Indonesia kian meningkat, terutama pasca pandemi covid-19 yang mempercepat penyebaran penyakit menular
Dana dari DFAT (Kemenlu Australia) tersebut bersifat komplementer, artinya melengkapi dana yang berasal dari APBN
DIREKTUR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menegaskan peningkatan kasus DBD bukan karena teknologi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.
Masyarakat diminta juga untuk memerhatikan kondisi lingkungan tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
TEKNOLOGI wolbachia dianggap sebagai trobosan untuk pengentasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di hulu. Terobosan riset tersebut memetakan multifaktor penyebab dengue
Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali menilai isu korupsi masih tetap mengancam persepsi publik terhadap integritas pengadilan
Kisah sukses pemanfaatan teknologi tersebut telah dilaporkan dari Yogyakarta. Hasilnya dapat menurunkan 77% kasus demam dengue dan menurunkan potensi rawat inap hingga 86% pada 2022
Data menunjukkan terjadi peningkatan dari 392 kasus pada tahun 2023 menjadi 871 kasus dengan 14 kematian pada tahun 2024.
NYAMUK Wolbachia merupakan teknologi yang aman dan efektif untuk mengurangi penularan virus demam berdarah dengue (DBD).
Peneliti Riris Andono Ahmad mengatakan pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dapat menurunkan bahkan peluang peningkatan bahaya demam berdarah dengue (DBD) dalam 30 tahun mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved