Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Warga Kupang Tolak Penyebaran Wolbachia, si Nyamuk Berdasi

Palce Amalo
28/11/2023 20:15
Warga Kupang Tolak Penyebaran Wolbachia, si Nyamuk Berdasi
Petugas menunjukkan sampel nyamuk aedes aegypti yang sudah disuntikkan bakteri Wolbachia.(Antara)

PROGRAM pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui metode penyebaran nyamuk Wolbachia di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat penolakan dari warga.

Penolakan antara lain datang dari Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni. Bahkan, Ferdi menyurati Dinas Kesehatan NTT untuk menjelaskan alasan penolakan tersebut.

"Belum ada bukti nyamuk Wolbachia ini bisa menghilangkan demam berdarah, tolong jangan asal nyontek saja apa yang diberikan Menteri Kesehatan RI," tegas Ferdi Tanoni di Kupang, Selasa (28/11).

Baca juga : Pemkot Bandung Lepas 308 Ember Telur Nyamuk Wolbachia

Menurutnya, jika nyamuk tersebut disebarkan, pasti ada dampak lain yang akan timbul, bisa timbul saat ini maupun waktu yang akan datang. 

Apalagi, penolakan juga datang dari para ilmuwan dan juga mantan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari.

Baca juga : Bali Tolak Program Penyebaran 200 Juta Telur Nyamuk Wolbachia

"Sebagai rakyat NTT, kami tidak bersedia Dinas Kesehatan NTT untuk melepas nyamuk Wolbachia made in Bill Gates di Pulau Timor ini. Tolong ambil dan musnahkan," ujarnya.

Ferdi menegaskan nyamuk "berdasi" yang diberi label PBB-WHO itu sesungguhnya hasil produksi Bill Gates. 

"Ini adalah suara hati yang tidak bersuara," tegasnya.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena yang dihubungi terpisah mengatakan, akan menggelar rapat bersama Menteri Kesehatan pada Selasa siang guna meminta penjelasan terkait adanya pro dan kontra di masyarakat menyusul rencana penyebaran nyamuk tersebut.

"Kami harapkan dalam rapat ini, menkes menjelaskan tentang berbagai berbagai macam catatan, misalnya ada mutasi genetik atau tidak," ujarnya.

Penjelasan lain yang dibutuhkan ialah apakah ada zat tambahan di dalam tubuh nyamuk. "Kami minta penjelasan yang clear, yang betul-betul deteil agar bisa menjawab seluruh pertanyaan banyak pihak di masyarakat."

Melkiades mengaku sudah pernah digigit puluhan nyamuk Wolbachia di lokasi penelitian di Yogyakarta. Pasalnya, Melkiades bersedia digigit nyamuk tersebut untuk membuktikan reaksi yang timbul pada tubuh manusia pasca gigitan. "Sampai saat ini saya tidak masalah," jelasnya.

Melkiades juga datang ke Bali untuk melihat lokasi peternakan nyamuk di daerah itu, yang sebagiannya disuplai ke NTT. "Saya sudah cek sendiri, menurut saya tidak ada masalah," tambahnya. (Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya