Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat (Jabar) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebarkan sebanyak 308 ember telur nyamuk Wolbachia di 15 RW yang ada di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung Kota Bandung pada Selasa (28/11).
Ini merupakan penyebaran yang kedua, sedangkan penyebaran pertama dilakukan pada Selasa (31/10) lalu.
"Hari ini penerapan kedua implementasi teknologi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia. Jadi kita coba di satu Kecamatan dulu, di Ujungberung kan ada 5 Kelurahan, kita coba di Pasanggrahan dulu nanti kalau hasilnya bagus kita lanjut ke 4 Kelurahan lainnya," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani.
Baca juga : Pemkot Semarang Intensifkan Penyebaran Wolbachia
Seperti diketahui, Kota Bandung menjadi kota pertama yang mendapat penyebaran nyamuk Wolbachia, yakni nyamuk berjenis Aedes aegypti yang kemudian diinjeksi kuman Wolbachia. Sebabnya, Bandung menjadi kota pertama dengan kasus DBD tertinggi di Indonesia yakni 1.785 kasus.
Bakteri Wolbachia yang dapat tumbuh di tubuh serangga ini, dianggap mampu melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga nyamuk itu tak bisa menularkan virus itu ke tubuh manusia.
Baca juga : Menkes: Peningkatan Kasus DBD Ikuti Pola El Nino
Menurut Ira sebetulnya, ruangannyalah yang jadi tempat berkembangnya nyamuk-nyamuk 'mahal' itu. Telur nyamuk yang telah diinjeksi bakteri Wolbachia itu dibiarkan berkembang dan menetas pada sebuah ember kecil berisi air. Setiap satu ember, diisi sebanyak 200-250 telur nyamuk dan pakan nyamuknya.
"Sebelum diuji coba, sudah dipastikan efeknya apa. Ya bentol, ya gatel, tapi teknologi ini jadi pelengkap yang dampaknya mungkin baru terasa 1-2 tahun ke depan. Setelah enam bulan, nanti akan dicek proporsi nyamuknya apakah sudah 60% itu nyamuk ber-Wolbachia atau belum? Kalau belum akan ditambah lagi sambil dicek mungkin kualitas telurnya yang nggak bagus," jelasnya.
Ira pun memastikan sejauh ini respon masyarakat setempat menerima dengan baik, hanya saja pemberitaan yang simpang siur kerap menuai kritik dari masyarakat. Sejak penyebaran pada akhir bulan Oktober lalu, tidak ada komplain dari masyarakat setempat.
Pemilihan Kecamatan Ujungberung sebagai titik pertama disebabkan karena kecamatan ini menjadi salah satu
dari 10 kecamatan dengan angka kasus DBD tertinggi di Kota Bandung. Maka dari itu, pelepasan telur nyamuk bertahap dilakukan pertama di Ujungberung selama enam bulan ke depan.
"Munculnya protes dari warga itu baru ada setelah kemarin berita di berbagai media sosial, jadi awalnya penerimaan sudah baik tapi ada yang mempertanyakan lagi. Jadi harus teman-teman Puskesmas yang menjelaskan, karena data dan fakta sudah ada, ketika kita bicara tinggal dikasih buktinya," ungkapnya.
Tapi yang jelas kata Ira, ini juga jadi evaluasi, kalau ada yang keberatan, biasanya karena belum paham seperti apa nyamuk wolbachia itu. Ternyata sosialisasi itu malah lebih cepat dari WhatsApp Grup. Jadi nanti pendekatannya bakal masif ke sosial media dan WA Grup, sambil program ini berjalan.
"Saya berpesan agar warga masyarakat tidak perlu khawatir. Jika nyamuk yang terlalu banyak dirasa mengganggu, ia mengatakan nyamuk tersebut tetap boleh dibasmi. Warga juga tetap harus menghindari adanya tempat-tempat genangan nyamuk, kecuali ember Wolbachia dari pemerintah," tambahnya. (Z-4)
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya dilaporkan terus meningkat sejak bulan Januari hingga Juli 2025. Tercatat, 471 orang positif terserang nyamuk aedes aegypti.
DALAM kegiatan pengabdian masyarakat Mahasiswa Membangun Desa (MMD) dari Universitas Brawijaya (UB) melakukan pemeriksaan jentik nyamuk cegah demam berdarah dengue (dbd)
Upaya PSN Plus ini mencakup kampanye "Jumat 10 Menit", yaitu kebiasaan rutin membersihkan lingkungan rumah setiap Jumat selama 10 menit.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga 2 Juni 2025 terdapat 277 kasus kematian akibat DBD dari 63.014 kasus incidence rate dari berbagai daerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved