Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
NYAMUK Wolbachia merupakan teknologi yang aman dan efektif untuk mengurangi penularan virus demam berdarah dengue (DBD). Bakteri yang dapat menghambat virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi Wolbachia merupakan inovasi terbaru dalam upaya penanggulangan demam berdarah.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi telah membentuk tim ahli untuk mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin timbul dalam 30 tahun mendatang terkait pelepasan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi Wolbachia. Penilaian risiko ini meliputi identifikasi berbagai bahaya yang dapat mempengaruhi manusia dan lingkungan.
Nyamuk Wolbachia adalah sebutan untuk nyamuk Aedes aegypti yang telah diinfeksi dengan bakteri Wolbachia. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran virus dengue dan menekan angka kasus demam berdarah. Nyamuk Wolbachia dinilai efektif dalam menanggulangi penyebaran demam berdarah karena kemampuannya untuk menghambat replikasi virus dengue penyebab penyakit tersebut. Selain itu, bakteri Wolbachia juga terbukti efektif dalam mengurangi penyebaran berbagai virus lain, seperti virus zika, chikungunya, dan demam kuning.
Nyamuk Wolbachia merupakan salah satu upaya untuk mengurangi penyebaran virus penyebab demam berdarah. Upaya ini dilakukan dengan mentransfer bakteri Wolbachia, yang merupakan bakteri alami yang umum ditemukan pada banyak serangga, ke dalam populasi nyamuk Aedes aegypti.
Bakteri Wolbachia bekerja dengan cara mengonsumsi sumber makanan yang diperlukan oleh virus dengue untuk berkembang biak, sehingga virus tersebut mengalami kesulitan dalam reproduksi.
Setelah proses intervensi, nyamuk yang terinfeksi Wolbachia akan dilepaskan untuk berkembang biak dengan nyamuk liar lainnya. Seiring waktu, populasi nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia diharapkan dapat meningkat dan menjangkau seluruh populasi nyamuk di area tersebut.
Selain itu, nyamuk Wolbachia juga beroperasi dengan mekanisme perkawinan yang dapat menghambat perkembangan nyamuk yang tidak mengandung Wolbachia. Berikut adalah penjelasan mekanismenya:
Penting untuk dicatat bahwa nyamuk Wolbachia bukan merupakan hasil rekayasa genetik, melainkan nyamuk yang lahir dari telur yang telah diintervensi dengan bakteri Wolbachia.
Percobaan yang dilakukan di Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022 menunjukkan hasil positif dari pelepasan nyamuk Wolbachia, dengan penurunan kasus demam berdarah dan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat penyakit tersebut.
Berdasarkan hasil tersebut, penyebaran nyamuk Wolbachia terbukti efektif. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga memastikan bahwa metode ini aman karena memanfaatkan bakteri alami yang telah melalui penelitian yang komprehensif.
Namun, efek dari penyebaran nyamuk Wolbachia baru akan terasa sekitar dua tahun setelah pelepasan, karena jumlah nyamuk Wolbachia yang tersebar belum mencapai tingkat ideal, yaitu sekitar 60% di alam bebas.
Oleh karena itu, keberadaan nyamuk Wolbachia tidak serta merta menghilangkan risiko infeksi demam berdarah. Upaya pencegahan dan pengendalian virus dengue tetap harus dilakukan, seperti menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan. Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menerapkan langkah pencegahan 3M, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang sampah. (Kemenkes/P-5)
Jika jus jambu sudah terbukti secara ilmiah menaikkan trombosit, terapi dengue sudah sejak lama akan menggunakan jus ini.
Bila anak tak menyukai jus buah, orang tua sebaiknya tidak memaksakan meminum jus buah tertentu misalnya jus jambu yang kadang dipercayai bagus untuk pasien dengue.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) 2025 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tahun ini 329 kasus dengan tiga kematian.
Fogging bukan solusi utama atasi DBD. WHO dan EPA menegaskan fogging hanya efektif jika dilakukan tepat waktu, terukur, dan dikombinasikan dengan pengendalian lingkungan.
Salah satu kasus DBD yang mengenaskan terjadi Bengkulu, kakak dan adik kandung di Bengkulu dilaporkan meninggal dunia di pekan yang sama akibat terjangkit virus dengue.
Upaya pengasapan (fogging) yang selama ini dilakukan belum cukup efektif dalam memberantas nyamuk secara menyeluruh.
PEMERINTAH Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan surat edaran peringatan waspada, sehubungan meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD)
mencegah penularan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika akan mulai membuka layanan vaksinasi Qdenga (Dengue Tetravalent Vaccine)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved