Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mengalokasikan anggaran tahun 2025 untuk program pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan teknologi nyamuk Wolbachia. Program ini direncanakan akan mulai diimplementasikan pada tahun 2026.
Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan program ini mengadopsi metode yang telah berhasil diterapkan di Singapura. "Tahun ini kita anggarkan untuk nyamuk Wolbachia seperti di Singapura, mungkin tahun depan kita mulai sebar nyamuk itu," katanya, Rabu (5/2).
Wolbachia merupakan bakteri alami yang memiliki kemampuan istimewa ketika menginfeksi nyamuk Aedes aegypti. Bakteri ini tidak hanya menghambat kemampuan nyamuk dalam menularkan virus dengue, tetapi juga menyebabkan nyamuk betina menjadi mandul. "Tujuannya agar nyamuk betina yang ada mandul, gak bertelur," ujarnya.
Dalam persiapan implementasi program ini, Dinkes Batam telah menjalin komunikasi dengan pihak Singapura. "Sebenarnya dari Konjen Singapura itu sudah menawarkan dari tahun kemarin untuk kita pergi ke Singapura untuk belajar tentang nyamuk Wolbachia, cuma anggaran tidak di bantu. Cuma di fasilitasi saja, biar bisa berkunjung," tambah dia.
Program ini menjadi respons atas peningkatan signifikan kasus DBD di Batam. Data menunjukkan terjadi peningkatan dari 392 kasus pada tahun 2023 menjadi 871 kasus dengan 14 kematian pada tahun 2024.
Sambil mempersiapkan implementasi program Wolbachia, Dinkes Batam tetap menjalankan program pengendalian DBD yang sudah ada, termasuk program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dan penyediaan abate gratis di puskesmas. "Jumantik itu justru yang menjadi penekanan kita bahwa DBD ini kuncinya di pembasmian sarang nyamuk dan kita cegah nyamuk itu supaya tidak berkembang," katanya.
Dengan kombinasi program Wolbachia dan upaya pengendalian yang sudah berjalan, Dinkes Batam optimis dapat menekan angka kasus DBD di tahun-tahun mendatang.(H-2)
Pada 2024, Kasus DBD di Kabupaten Purwakarta sebanyak 1,088 dengan 14 kematian.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada 2025 hingga minggu ke-25 sebanyak 355 kasus dan tiga meninggal.
Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung dan Dinas Kesehatan Kota Bandung, perusahaan menggelar program kolaboratif bertajuk “Gerakan Berantas Nyamuk Bersama
Musim hujan membuat kasus DBD meningkat. Salah satu penyebabnya, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan masih rendah.
Dinas Kesehatan Kota Semarang, kecamatan hingga kelurahan serta seluruh warga dan relawan terus gencar melakukan pemberantasan jentik nyamuk setiap pekan.
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga 2 Juni 2025 terdapat 277 kasus kematian akibat DBD dari 63.014 kasus incidence rate dari berbagai daerah.
Upaya pengasapan (fogging) yang selama ini dilakukan belum cukup efektif dalam memberantas nyamuk secara menyeluruh.
Salah satu kasus DBD yang mengenaskan terjadi Bengkulu, kakak dan adik kandung di Bengkulu dilaporkan meninggal dunia di pekan yang sama akibat terjangkit virus dengue.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved