Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Dokter spesialis penyakit dalam Zubairi Djoerban membantah isu yang menyebut nyamuk pembawa bakteri Wolbachia atau yang juga dikenal dengan nyamuk Bill Gates bisa menularkan genetik LGBT. Melalui akun media sosialnya, ia menjelaskan nyamuk Wolbachia merupakan bagian dari proyek yang dikembangkan World Mosquito Program (WMP), sebuah perusahaan di bawah naungan Monash University.
"Mungkin karena proyek ini mendapatkan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, jadi dikenal sebagai nyamuk Bill Gates," kata Prof Zubairi.
Lebih lanjut, Prof Zubairi menjelaskan bahwa tujuan utama proyek ini adalah menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD), demam kuning, dan chikungunya. Bakteri Wolbachia yang dimasukkan ke dalam nyamuk memiliki kemampuan melumpuhkan virus dengue yang ada di dalam tubuh nyamuk aedes aegypti. Menurutnya, itu mirip dengan vaksin yang menjadikan nyamuk tersebut tidak dapat menyebarkan virus ke manusia.
Baca juga: Kemenkes Tegaskan Wolbachia Tidak Timbulkan Penyakit Baru
Program penyebaran nyamuk Wolbachia di beberapa negara seperti Brasil, Panama, India, bahkan sudah menunjukkan kesuksesan dalam menekan kasus DBD.
DI Indonesia, program ini baru mulai dilakukan dan Yogyakarta menjadi salah satu daerah pilot project. penelitian dari UGM menunjukkan, setelah nyamuk Wolbachia disebar, terjadi penurunan kasus DBD hingga 77%. Presentase pasien DBD yang dirawat di rumah sakit juga turun hingga 86%.
Baca juga: Efektivitas Nyamuk Wolbachia Berbeda-beda di Tiap Negara
Kendati sudah menunjukkan hasil efektif, penolakan masih terjadi. Di Bali, penjabat gubernur menunda penyebaran nyamuk Wolbachia karena adanya ketidaksetujuan dari sebagian masyarakat. Beberapa warga khawatir kemungkinan mutasi. mereka memilih metode pembasmian nyamuk lain yang sudah terbukti efektif.
Prof Zubairi menegaskan bahwa menurut Environmental Protection Agency (EPA), nyamuk transgenik atau Wolbachia tidak menimbulkan risiko bagi manusia, hewan, atau lingkungan. Hanya nyamuk transgenik jantan yang dilepaskan karena tidak menggigit manusia, sehingga tidak membahayakan dan tidak ikut menyebarkan virus Zika serta patogen lainnya.
Dalam konteks ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa inovasi teknologi Wolbachia telah terbukti ampuh menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Teknologi ini telah diuji coba di beberapa kota, membuktikan efektivitasnya dalam menekan angka kasus DBD. (Z-11)
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Jangan meninggalkan sampah di dalam dan luar rumah karena bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan telur
Diketahui pada 2022, kasus demam berdarah dengue di Indonesia mencapai 125 ribu orang, atau naik dari periode 2021 sebanyak 73 ribu orang.
Dokter spesialis anak Mulya Rahma Karyanti menjelaskan terdapat beberapa tindakan atau langkah yang bisa dilakukan masyarakat atau orang tua jika anak terindikasi mengalami demam tinggi.
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memulai program pencegahan demam berdarah (DBD) melalui teknologi Wolbachia di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pengasapan dilakukan dalam upaya mengantisipasi dan pencegahana penyebaran Demam Berdarah Dengue
Bahan alami untuk mengusir nyamuk seperti bunga lavender, serai hingga tea tree oil
Sejak Januari hingga saat ini sudah 281 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
STOK darah yang ada di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) menipis. Jika biasanya persediaan mencapai 500 labu/ hari, sekarang hanya tersedia setengahnya.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi masyarakat di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebanyak 120 orang harus dirawat karenanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved