Kejujuran Orang Kecil

15/7/2020 05:00
Kejujuran Orang Kecil
Ilustrasi(MI/Seno)

JUJUR dan kejujuran menjadi dua kata yang kembali menyeruak harihari ini. Dua sosok manusia sederhana memperlihatkan kepada kita bahwa ternyata watak jujur dan konsep kejujuran itu masih ada di tengah dunia masa kini yang cenderung berwatak culas.

Negeri ini seperti ditampar oleh dua petugas di KRL commuter Jakarta-Bogor, Egi Sandi Saputra, 24, dan Mujenih, 34. Mereka tanpa ragu mengembalikan uang tunai Rp500 juta yang ditemukan di dalam plastik hitam di bawah bangku gerbong kereta KRL commuter, Senin (6/7) lalu.

Sudah tentu tidak ada niat mereka menampar seluruh negara karena sejatinya mereka hanya sedang menjalankan ‘tugas’ sebagai manusia beradab, yaitu berbuat jujur. Akan tetapi, seperti dunia pada umum nya, negeri ini pun terus mengalami kemerosotan kejujuran. Jujur menjadi semakin langka. Pada saat itu, tak mengagetkan bila satu kejujuran sederhana pun akan menjadi tamparan keras.

Apalagi di Republik ini ketidakjujuran justru banyak dimulai dari figur, sosok, tokoh yang semestinya menjadi teladan. Mereka anutan, tetapi selama ini malah memelihara perilaku-perilaku yang jauh dari sifat jujur. Rajin korupsi, gemar melempar kebohongan, hobi mempermainkan hukum, dan banyak lagi.

Sebagian virus ketidakjujuran itu tentu sudah meluas dan menyebar ke golongan lapisan bawah. Namun, beruntunglah kita masih memiliki stok orang-orang ‘kecil’ yang tekun merawat nilai kejujuran seperti Egi dan Mujenih. Mereka orang-orang yang konsisten menjaga kewarasan berpikir bahwa kejujuran ialah fondasi bangunan kemanusiaan, bukan golongan orang yang malah mencari untung dari menjual ketidakjujuran.

Merekalah yang semestinya menjadi teladan buat orang-orang yang selama ini gagal menjadi teladan. Kejujuran harus dimuliakan. Karena itu, orang-orang jujur pun sudah selayaknya diberikan tempat yang mulia. Sebaliknya, orang-orang yang menegasikan kejujuran tak semestinya mendapat tempat.

Inilah salah satu pekerjaan rumah terbesar bangsa ini, yakni menyemai spirit kejujuran. Seorang arif bijaksana pernah berkata sebuah komunitas atau bangsa tidak akan hancur oleh karena persoalan politik, ekonomi, hukum, pendidikan yang tidak berkualitas, tetapi oleh kebohongan dan ketidakjujuran yang terus menerus dilakukan.

Artinya, bangsa ini sejatinya akan cepat menjadi besar bila semua elemennya memegang erat nilai kejujuran dan kemudian mengaplikasikannya dalam tindakan. Akan tetapi, kalau kejujuran semata dijadikan jargon dan berhenti sebatas ucapan, yang akan muncul hanyalah manipulasi berkedok kejujuran.

Egi, Mujenih, dan orang-orang jujur lain harus menjadi role model ketika bangsa ini serius ingin memuliakan kejujuran. Sudah cukup negeri ini dibikin limbung oleh orang-orang tak jujur. Oleh mereka, uang rakyat dirampok, hukum pun mudah dimain-mainkan, lalu masih pantaskah kita meneladani mereka?

Jujur tak boleh luntur, perjuangannya tak boleh kendur. Egi dan Mujenih telah mengingatkan kita semua, meski orang jujur memang semakin langka di negeri ini, kita tak boleh kehilangan konsistensi dan persistensi merawat kejujuran.

 

 

 



Berita Lainnya
  • Musim Potong Hukuman Koruptor

    03/7/2025 05:00

    SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.

  • Menjerat Penjaja Keadilan

    02/7/2025 05:00

    ADA angin segar dalam penegakan hukum terhadap koruptor.

  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.

  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.

  • Bersiap untuk Dunia yang Menggila

    23/6/2025 05:00

    ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.

  • Cegah Janji Palsu UU Perlindungan PRT

    21/6/2025 05:00

    PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.

  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.