Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
SETIAP kebijakan negara di masa krisis selalu akan berkejaran dengan waktu. Begitupun sekarang dalam situasi pandemi, apa pun yang menjadi kebijakan pemerintah, implementasinya akan berpacu waktu dengan virus korona baru (covid-19) yang faktanya menyebar teramat cepat. Lambat sedikit saja, taruhannya tak tertanggungkan.
Dalam perang melawan covid-19, pemerintah sejatinya sudah menetapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meskipun yang kontra dan belum puas masih banyak, dukungan atas kebijakan itu cukup deras mengalir. Dengan PSBB, diharapkan penyebaran virus korona dapat dibendung dengan tepat dan cepat.
Namun, dalam beberapa hari terakhir, alih-alih sudah terimplementasi dengan baik, PSBB rupanya masih sebatas kebijakan lisan. PSBB belum punya beleid turunan untuk mengatur implementasi dan eksekusinya. Menteri Kesehatan yang ditugasi undang-undang sebagai 'penanggung jawab' PSBB tak segera menerbitkan peraturan menteri yang menjadi turunan dari Peraturan Pemerintah tentang PSBB dan Keputusan Presiden terkait Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
Akibatnya, yang muncul justru kegamangan-kegamangan pemerintah pada sejumlah isu. Kegamangan sebagai dampak nihilnya aturan pelaksanaan rinci itu pada beberapa kasus bahkan melahirkan inkonsistensi kebijakan. Dalam hal larangan mudik Lebaran, misalnya, pemerintah memperlihatkan inkonsistensi yang, terus terang, menjengkelkan.
Di awal ketika penyebaran covid-19 di Indonesia mulai meningkat, pemerintah sebetulnya sudah cukup tegas bakal melarang orang-orang mudik atau pulang kampung saat Lebaran tahun ini. Larangan itu demi menahan virus itu menyebar lebih cepat dan meluas. Pemerintah tampaknya sudah belajar dari Itali yang sebaran virusnya begitu luar biasa lantaran banyak warga negara itu yang pulang ke kampung halaman saat awal wabah itu menjangkit.
Namun, di hari-hari belakangan ini, ketegasan itu lumer. Ketika masyarakat mulai memupuk kesadaran diri untuk tidak melakukan perjalanan jauh ke kampung hingga pandemi covid-19 mereda, pemerintah justru melangkah mundur. Bukannya menyiapkan aturan larangan mudik yang lebih teknis, kini pemerintah malah menggunakan bahasa yang lembek: 'pemerintah tidak akan melarang mudik, tapi dikendalikan'.
Tidak bisa tidak, ikhwal larangan mudik tersebut, kita ingin pemerintah kembali ke ketegasan semula. Kita mau pemerintah konsisten karena sesungguhnya konsistensi kebijakan ialah kunci sebuah pemerintahan yang baik.
Meski agak terlambat, Presiden sudah tepat menegur Menteri Kesehatan untuk segera menetapkan peraturan menteri (permen) sebagai regulasi teknis dari PP tentang PSBB. Kemarin, Presiden memberi waktu dua hari kepada Menkes untuk menyusun aturan itu. Ini penting disegerakan karena semestinya semua aturan teknis terkait PSBB ada dalam permen tersebut. Salah satunya tentang larangan mudik.
Sekali lagi, dalam situasi krisis kebijakan akan berpacu dengan waktu. Sungguh kita jangan berharap dapat berlari cepat bila dalam pacuan itu pemerintah malah gemar maju mundur dalam merumuskan kebijakan. Kita mesti konsisten untuk bisa melangkah tepat dan cepat.
Kabar baiknya, pemerintah belum terlambat untuk mengembalikan konsistensi. Saat ini kuncinya ada di Menkes. Kalau dia dapat menyusun permen dengan tepat dan cepat, dengan spirit konsistensi sebagai harga mati, kita punya amunisi untuk melewati krisis ini dan memenangi perang melawan pandemi covid-19.
DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.
JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.
Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.
IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.
PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.
LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.
MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.
SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.
PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.
MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia
MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.
GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.
KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved