Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Harapan dalam Angka

06/8/2025 05:00
Harapan dalam Angka
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

"PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future (Orang menggunakan semua informasi yang tersedia untuk membentuk ekspektasi rasional tentang masa depan)."

- Robert Lucas

Saya mengutip pendapat ekonom terkemuka Amerika Serikat itu untuk kian menguatkan keyakinan saya bahwa angka dan statistik itu amat bermakna. Pendapat Robert Emerson 'Bob' Lucas Jr, peraih Hadiah Nobel Bidang Ekonomi 1995, itu menegaskan informasi apa pun, termasuk angka dan statistik, bisa membentuk ekspektasi orang secara rasional untuk 'merumuskan' masa depan.

Bila informasi yang masuk secara rasional dibingkai dalam perspektif suram terus-terusan, jelas belaka bahwa harapan akan masa depan bakal redup, bahkan bisa padam. Sebaliknya, bila perspektif kita tentang angka, statistik, dan tren cenderung positif, harapan pun akan datang. Bahkan, harapan yang redup atau hilang sekalipun bakal menyala.

Saya sepakat bahwa angka statistik memberikan dasar untuk membuat keputusan yang lebih tepat bagi masa depan. Angka membantu orang memahami pola dan tren dalam berbagai fenomema. Statistik juga menyediakan alat dan teknik untuk menganalisis data sekaligus mengidentifikasi akar penyebab masalah. Dengan begitu, kita bisa merancang solusi yang tepat sekaligus bisa mengukur dampaknya. Itulah mengapa, saya yakin bahwa angka statistik bisa membentuk harapan.

Saya melihat ada 'kejutan kecil' yang memantik ekspektasi positif buat masa depan ekonomi Indonesia dari angka-angka yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), kemarin. Angka paling penting ialah soal pertumbuhan ekonomi kita di kuartal II 2025, yang melenting naik bila dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya, juga prediksi sejumlah ekonom atau lembaga kajian ekonomi.

BPS mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 tumbuh 5,12% secara tahunan (year on year/yoy). Angka pertumbuhan itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal I 2025, juga ketimbang kuartal II 2024. Pada kuartal I 2025 ekonomi kita hanya tumbuh 4,87% secara yoy. Itulah mengapa banyak lembaga ekonomi dan ekonom yang pesimistis ekonomi kita pada kuartal II 2025 bisa tumbuh di atas 5%. Bahkan, bisa mendekati 5% saja sudah hebat.

Namun, faktanya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya. Juga, ekonomi kita pada sepanjang April hingga Juni 2025 lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, alias pada kuartal II 2024, yang mencapai 5,05% secara tahunan.

Informasi yang memantik harapan juga terlihat bila kita bicara lebih detail ihwal wilayah mana yang memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan. Data BPS menunjukkan konsumsi rumah tangga berkontribusi 2,64% (lebih dari separuh) terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025. Itu menandai fakta bahwa konsumsi rumah tangga mulai menggeliat lagi, yang berarti daya beli hidup lagi.

Selain itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi berkontribusi 2,06% terhadap pertumbuhan ekonomi (sekitar 40,2%). Angka itu bisa dimaknai bahwa negeri ini masih menarik bagi para investor untuk menyemai investasi. Pembelian barang modal yang naik hampir tiga kali lipat daripada kuartal sebelumnya juga menunjukkan tinggal menunggu waktu industri akan berlari kencang. Data BPS menunjukkan pembelian mesin naik 8%, begitu juga mesin elektrik naik lebih dari 9%.

Sayangnya, konsumsi pemerintah berkontribusi -0,22% terhadap pertumbuhan ekonomi. Data itu menerangkan bahwa belanja pemerintah tidak menjadi pendorong bagi ekonomi. Aksi 'tutup keran' yang kelamaan dilakukan pemerintah nyata-nyata membuat potensi pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya bisa lebih tinggi menjadi hilang.

Keran belanja pemerintah dengan dalih efisiensi sudah saatnya dibuka. Selama belanja pemerintah dilakukan secara bijak, benar, dan tepat sasaran, bisa jadi ekspektasi positif publik akan terbentuk. Karena saya orang media, saya contohkan belanja pemerintah ke media.

Belanja pemerintah ke media, misalnya, selain bisa jadi bagian dari bentuk tanggung jawab negara dalam membantu menjaga ekosistem media yang sehat, bisa menjaga ekspektasi publik dari berbagai paparan buruk informasi yang tidak sesuai dengan fakta. Media ialah ruang kanalisasi bagi beragam pandangan dan pendapat. Selama ruang kanalnya benar dan sehat, selama itu pula ekspektasi yang terbentuk ialah ekspektasi yang sehat pula.

Belanja pemerintah pusat ke daerah, contoh lainnya. Bila keran item itu dibuka secara benar, tepat sasaran, dan akuntabel, ia amat mungkin menjadi katalisator bagi pertumbuhan di daerah, yang bila diakumulasi ujung-ujungnya bisa memacu produk domestik bruto secara nasional. Ingat, pertumbuhan ekonomi yang melesat pada kuartal II 2025 kali ini banyak digerakkan dari daerah lewat kunjungan wisata yang masif di sepanjang April, Mei, dan Juni.

Bayangkan bila keran belanja pusat ke daerah tidak terlalu 'dicekik', mesin-mesin penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah bakal kian agresif bekerja. Bila itu ditambah dengan berbagai sentuhan kreatif dan inovatif (bahkan dengan sentuhan kecil saja), mesin-mesin pertumbuhan kian kencang melaju.

Karena itu, pemerintah perlu mendengarkan saran Robert Lucas agar tidak sekadar memperhatikan kondisi siklus ekonomi, tetapi juga memperhatikan harapan rasional pelaku ekonomi yang bersifat ke depan (forward). Artinya, perilaku para pelaku ekonomi saat ini ditentukan kebijakan ekonomi pemerintah ke depan. Sebagai contoh, pernyataan pimpinan Bank Sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan walaupun kenaikan suku bunga belum terjadi saat itu. Hal itu menyebabkan para investor memindahkan investasi mereka ke AS.

Perilaku yang bersifat harapan rasional itu akan lebih mudah diperkirakan pemerintah jika perilaku pemerintah dianggap 'kredibel' dan konsisten dalam menerapkan kebijakan untuk mengatasi situasi siklus ekonomi.



Berita Lainnya
  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.