Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
"PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future (Orang menggunakan semua informasi yang tersedia untuk membentuk ekspektasi rasional tentang masa depan)."
- Robert Lucas
Saya mengutip pendapat ekonom terkemuka Amerika Serikat itu untuk kian menguatkan keyakinan saya bahwa angka dan statistik itu amat bermakna. Pendapat Robert Emerson 'Bob' Lucas Jr, peraih Hadiah Nobel Bidang Ekonomi 1995, itu menegaskan informasi apa pun, termasuk angka dan statistik, bisa membentuk ekspektasi orang secara rasional untuk 'merumuskan' masa depan.
Bila informasi yang masuk secara rasional dibingkai dalam perspektif suram terus-terusan, jelas belaka bahwa harapan akan masa depan bakal redup, bahkan bisa padam. Sebaliknya, bila perspektif kita tentang angka, statistik, dan tren cenderung positif, harapan pun akan datang. Bahkan, harapan yang redup atau hilang sekalipun bakal menyala.
Saya sepakat bahwa angka statistik memberikan dasar untuk membuat keputusan yang lebih tepat bagi masa depan. Angka membantu orang memahami pola dan tren dalam berbagai fenomema. Statistik juga menyediakan alat dan teknik untuk menganalisis data sekaligus mengidentifikasi akar penyebab masalah. Dengan begitu, kita bisa merancang solusi yang tepat sekaligus bisa mengukur dampaknya. Itulah mengapa, saya yakin bahwa angka statistik bisa membentuk harapan.
Saya melihat ada 'kejutan kecil' yang memantik ekspektasi positif buat masa depan ekonomi Indonesia dari angka-angka yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), kemarin. Angka paling penting ialah soal pertumbuhan ekonomi kita di kuartal II 2025, yang melenting naik bila dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya, juga prediksi sejumlah ekonom atau lembaga kajian ekonomi.
BPS mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 tumbuh 5,12% secara tahunan (year on year/yoy). Angka pertumbuhan itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal I 2025, juga ketimbang kuartal II 2024. Pada kuartal I 2025 ekonomi kita hanya tumbuh 4,87% secara yoy. Itulah mengapa banyak lembaga ekonomi dan ekonom yang pesimistis ekonomi kita pada kuartal II 2025 bisa tumbuh di atas 5%. Bahkan, bisa mendekati 5% saja sudah hebat.
Namun, faktanya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya. Juga, ekonomi kita pada sepanjang April hingga Juni 2025 lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, alias pada kuartal II 2024, yang mencapai 5,05% secara tahunan.
Informasi yang memantik harapan juga terlihat bila kita bicara lebih detail ihwal wilayah mana yang memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan. Data BPS menunjukkan konsumsi rumah tangga berkontribusi 2,64% (lebih dari separuh) terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025. Itu menandai fakta bahwa konsumsi rumah tangga mulai menggeliat lagi, yang berarti daya beli hidup lagi.
Selain itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi berkontribusi 2,06% terhadap pertumbuhan ekonomi (sekitar 40,2%). Angka itu bisa dimaknai bahwa negeri ini masih menarik bagi para investor untuk menyemai investasi. Pembelian barang modal yang naik hampir tiga kali lipat daripada kuartal sebelumnya juga menunjukkan tinggal menunggu waktu industri akan berlari kencang. Data BPS menunjukkan pembelian mesin naik 8%, begitu juga mesin elektrik naik lebih dari 9%.
Sayangnya, konsumsi pemerintah berkontribusi -0,22% terhadap pertumbuhan ekonomi. Data itu menerangkan bahwa belanja pemerintah tidak menjadi pendorong bagi ekonomi. Aksi 'tutup keran' yang kelamaan dilakukan pemerintah nyata-nyata membuat potensi pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya bisa lebih tinggi menjadi hilang.
Keran belanja pemerintah dengan dalih efisiensi sudah saatnya dibuka. Selama belanja pemerintah dilakukan secara bijak, benar, dan tepat sasaran, bisa jadi ekspektasi positif publik akan terbentuk. Karena saya orang media, saya contohkan belanja pemerintah ke media.
Belanja pemerintah ke media, misalnya, selain bisa jadi bagian dari bentuk tanggung jawab negara dalam membantu menjaga ekosistem media yang sehat, bisa menjaga ekspektasi publik dari berbagai paparan buruk informasi yang tidak sesuai dengan fakta. Media ialah ruang kanalisasi bagi beragam pandangan dan pendapat. Selama ruang kanalnya benar dan sehat, selama itu pula ekspektasi yang terbentuk ialah ekspektasi yang sehat pula.
Belanja pemerintah pusat ke daerah, contoh lainnya. Bila keran item itu dibuka secara benar, tepat sasaran, dan akuntabel, ia amat mungkin menjadi katalisator bagi pertumbuhan di daerah, yang bila diakumulasi ujung-ujungnya bisa memacu produk domestik bruto secara nasional. Ingat, pertumbuhan ekonomi yang melesat pada kuartal II 2025 kali ini banyak digerakkan dari daerah lewat kunjungan wisata yang masif di sepanjang April, Mei, dan Juni.
Bayangkan bila keran belanja pusat ke daerah tidak terlalu 'dicekik', mesin-mesin penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah bakal kian agresif bekerja. Bila itu ditambah dengan berbagai sentuhan kreatif dan inovatif (bahkan dengan sentuhan kecil saja), mesin-mesin pertumbuhan kian kencang melaju.
Karena itu, pemerintah perlu mendengarkan saran Robert Lucas agar tidak sekadar memperhatikan kondisi siklus ekonomi, tetapi juga memperhatikan harapan rasional pelaku ekonomi yang bersifat ke depan (forward). Artinya, perilaku para pelaku ekonomi saat ini ditentukan kebijakan ekonomi pemerintah ke depan. Sebagai contoh, pernyataan pimpinan Bank Sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan walaupun kenaikan suku bunga belum terjadi saat itu. Hal itu menyebabkan para investor memindahkan investasi mereka ke AS.
Perilaku yang bersifat harapan rasional itu akan lebih mudah diperkirakan pemerintah jika perilaku pemerintah dianggap 'kredibel' dan konsisten dalam menerapkan kebijakan untuk mengatasi situasi siklus ekonomi.
CERDAS atau dungu seseorang bisa dilihat dari kesalahan yang dibuatnya. Orang cerdas membuat kesalahan baru, sedangkan orang dungu melakukan kesalahan itu-itu saja,
MUNGKIN Anda menganggap saya berlebihan menyandingkan dua nama itu dalam judul: Noel dan Raya. Tidak apa-apa.
SEBETULNYA, siapa sih yang lebih membutuhkan rumah, rakyat atau wakil rakyat di parlemen?
UTANG sepertinya masih akan menjadi salah satu tulang punggung anggaran negara tahun depan.
ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.
KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.
ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.
BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved