Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Superman Sungguhan

25/7/2025 05:00
Superman Sungguhan
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan.

Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

ITU ialah penggalan dari bait terakhir puisi berjudul Sajak Sebatang Lisong yang dikarang WS Rendra pada 1977 . Puisi itu sangat mungkin tidak masuk daftar bacaan James Gunn, sineas asal Amerika Serikat yang merupakan sutradara film Superman. Film tersebut belum lama ini mulai tayang di bioskop-bioskop global, termasuk Indonesia.

Namun, dari segi prinsip berkesenian sepertinya James Gunn sependapat dengan Rendra bahwa kesenian semestinya tidak hidup di ruang hampa. Seni dan produk seni bukan semata dihasilkan untuk melayani ego dan hasrat si seniman itu sendiri atau sekadar ditujukan menjadi media hiburan. Seperti kata Rendra, kesenian seharusnya tidak terpisah dari derita lingkungan dan masalah kehidupan.

Gunn lewat film Superman kiranya mencoba melakukan itu. Bukan saja melalui penciptaan karakter sang superhero yang lebih manusiawi, melainkan juga melalui bangunan plot cerita yang mengandung kesan kuat sebagai perlawanan atas tragedi kehidupan yang terus terjadi di era global saat ini. Perlawanan terhadap kesewenang-wenangan satu pihak yang sangat kuat terhadap pihak lain yang lebih lemah.

Sisi itulah yang kemudian menimbulkan kehebohan karena banyak orang menganggap jalan cerita dan penggambaran suasana dari film teranyar DC Universe itu punya kesamaan dengan konflik di Timur Tengah antara Israel dan Palestina. Sebuah konflik yang sesungguhnya amat tidak seimbang dan lebih tepat disebut genosida mengingat pembantaian yang terus dilakukan militer Zionis terhadap penduduk Palestina, khususnya Gaza.

Diceritakan di film itu Superman berusaha menggagalkan invasi yang dilakukan negara bernama Boravia terhadap Jarhanpur. Meski kedua negara itu tentu saja fiktif, orang langsung mengait-ngaitkan Boravia dengan Israel karena di situ digambarkan sebagai negara kuat, berteknologi tinggi, dan sekutu Amerika Serikat. Di sisi lain, Jarhanpur ialah negara miskin dan berpenduduk nonkulit putih yang dengan mudah bisa langsung diasosiasikan dengan Palestina.

Tidak cuma itu, pemimpin Boravia, Vasil Glarkos, secara fisik juga disebut mirip Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Musuh bebuyutan Superman dari zaman komik awalnya dulu, Lex Luthor, dikesankan seperti sosok Presiden AS Donald Trump. Kebetulan pula, aktor David Corenswet yang memerankan Superman beberapa waktu lalu juga secara terbuka menyuarakan dukungan terhadap rakyat Palestina.

Meskipun sang sutradara sudah membantah film tersebut berlatar Timur Tengah dan mengatakan konflik tersebut sebenarnya mengambil latar belakang di Eropa, opini penonton sudah telanjur terbentuk dan tetap menganggap cerita dalam film Superman ialah gambaran fiksi dari kejadian nyata genosida Israel di Palestina.

Warga Israel dan komunitas Yahudi (Jewish) langsung meresponsnya dengan menyebut film itu sebagai propaganda anti-Israel. Sebagian dari mereka bahkan menyerukan pemboikotan. Sebaliknya, bagi masyarakat dunia yang selama ini sudah muak dan mengutuki tindakan biadab Israel di Gaza, film Superman diapresiasi dan dinilai tinggi.

Bagi mereka, film yang proses pembuatannya menghabiskan anggaran sekitar US$225 juta itu menjadi semacam pemantik semangat bahwa perlawanan terhadap kesewenang-wenangan suatu negara, apalagi dilakukan dengan cara-cara yang mengangkangi nilai kemanusiaan, harus terus dilakukan. Harapan akan kemenangan kemanusiaan itu, meski disampaikan lewat karya fiksi, kiranya masih ada.

Sejujurnya, banyak orang, termasuk saya, mungkin sudah mulai kehilangan harapan itu. Invasi militer Israel ke Palestina pada periode perang yang terbaru ini saja sudah berlangsung 1 tahun 9 bulan tanpa ada tanda-tanda bakal berakhir. Sudah lebih dari 56 ribu warga Palestina meninggal dunia akibat perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Selama itu, apa yang sudah diperbuat dunia? Bukannya tidak ada, tapi sangat minimal. Gelombang kecaman dan kutukan terhadap Zionis memang terus dilontarkan, bantuan kemanusiaan juga terus dicoba dialirkan, tetapi lebih dari itu tidak banyak yang bisa dilakukan. Israel dengan dukungan penuh AS terus saja membabi buta menggempur Palestina tanpa ada yang mampu menghalangi. Kesepakatan gencata senjata seperti guyon buat mereka. PBB dan Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) malah jadi kartu mati.

Bukan militer, bukan pejuang Hamas semata yang jadi sasaran serangan Israel. Mereka membunuh warga sipil, termasuk anak-anak, bahkan ketika mereka sedang mengantre bantuan makanan. Sepekan lalu, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan sejak akhir Mei 2025, sedikitnya 798 warga Palestina tewas oleh pasukan militer Israel saat mereka sedang mengakses bantuan kemanusiaan di Gaza.

Kekejaman yang sudah kelewat batas itu boleh jadi akan terus berlangsung bila tidak ada sosok kuat untuk melawannya. Kalau di dunia fiksi ada tokoh rekaan bernama Superman yang bisa membuat Boravia gagal memenuhi ambisi mereka membantai dan menggusur warga sipil Jarhanpur, bagaimana di dunia nyata?

Ketika seluruh sistem di dunia ini tak mampu mencegah nafsu Zionis yang tak berkesudahan, ketika para pemimpin dunia lebih banyak tunduk ketimbang melawan kemauan Israel dan AS, barangkali kita memang membutuhkan sosok pahlawan super serupa Superman, tapi yang sungguhan, bukan fiksi.

Namun, apakah itu mungkin? Di cerita fiksi saja Superman sejatinya bukan warga asli bumi, melainkan 'imigran' dari Planet Krypton. Lantas apakah bumi kita juga mesti mengimpor makhluk dari planet lain? Ah, sudahlah. Di saat kita semakin ngelantur memikirkan solusi khayalan itu, Israel malah semakin leluasa membumihanguskan Palestina. Miris.

 



Berita Lainnya
  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.