Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Energi Sastra

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
08/8/2023 05:00
Energi Sastra
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BANYAK jalan menuju Roma. Banyak jalan pula merebut kemerdekaan dari tangan penjajahan Belanda. Segenap anak bangsa bergerak, bersatu, dengan caranya masing-masing mengusir sang penjajah dari bumi Nusantara. Perlawanan terhadap kolonial Belanda tak hanya dengan mengangkat senjata, tetapi juga dengan dunia sastra, karya tulis indah yang bisa dinikmati masyarakat sekaligus mengobarkan semangat perjuangan bangsa.

Para pemuda Indonesia era 1920-an, seperti Muhammad Yamin, Mohammad Hatta, dan Sanusi Pane, menerbitkan sajak-sajak mereka yang bercorak kebangsaaan dalam majalah Jong Sumatra. Muhammad Yamin membuat kumpulan sajak yang berjudul Tanah Air pada 1922. Era ini disebut Ajip Rosidi (1988) menandai kelahiran kesusastraan Indonesia.

Puisi Muhammad Yamin berjudul Tanah Air yang diciptakan pada 9 Desember 1922 di Tanah Pasundan menggambarkan keindahan Indonesia sebagai tanah tumpah darah, lautan, ngarai, dan gunung menawarkan pesona. Puisi itu mampu menggelorakan semangat cinta Tanah Air tanpa kehilangan estetikanya sebagai sebuah karya seni.

Awal berawal semula asal/Kami serikat berpagarkan ‘adat,

Tapi pulauku yang mulia raya/Serta Subur, tanahnya kaya

Mari kupagar serta kubilai/Dengan Kemegahan sorak semarai

Lagi ketinggian berbagai nilai/Karena di sanalah darahku tertumpah

Serta kupinta berkalangkan tanah//

Demikian sepotong puisi Tanah Air karya Muhammad Yamin, pahlawan nasional, pakar hukum, dan penyair terkemuka angkatan pujangga baru kelahiran Sawahlunto, Sumatra Barat, pada 24 Agustus 1903 ini. Budayawan yang juga salah satu pelopor puisi modern banyak menghasilkan karya tulis pada dekade 1920 yang sebagian dari karyanya menggunakan bahasa Melayu.

Dalam berbagai babakan sejarah perjuangan bangsa, sastra selalu mengiringi. Hingga kini sastra dalam berbagai bentuknya, seperti puisi, cerpen, novel, dan drama, terus hadir. Begitu pula tradisi lisan yang juga disebut sastra lisan di sejumlah daerah hingga kini masih ditampilkan dalam pertunjukan rakyat.

Tradisi lisan merupakan cerita yang berkembang dalam masyarakat dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi, dengan mengenalkan budaya yang dipatuhi masyarakat setempat. Di Indonesia terdapat sekitar 4.521 tradisi lisan yang memerlukan perlindungan. Lembaga yang menjaga keberadaan tradisi lisan di Tanah Air ialah Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) atau Oral Traditions Association Indonesia. Lembaga yang dipimpin Pudentia MPSS (Dosen FIB UI) berhasil mempertahankan akreditasi internasional United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). ATL kembali mengukuhkan posisi sebagai mitra dalam memelihara warisan budaya tak benda sesuai Konvensi 2003.

Perkembangan sastra di Tanah Air tak lepas dari keberadaan media massa yang memiliki kepedulian terhadap dunia sastra. Hal itu terlihat dari karya Muhammad Yamin yang dimuat di majalah Jong Sumatra yang melahirkan kesusasteraan modern Indonesia.

Media Indonesia sejak kelahirannya 53 tahun silam memiliki kecintaan terhadap dunia sastra hingga kini. MI memiliki ruang sastra dan tradisi lisan setiap dua minggu sekali pada edisi minggu. Rubrik tradisi lisan sudah bekerja sama dengan ATL sejak tiga tahun lalu. Bahkan, media cetak ini sudah dua kali sejak 2021 menyelenggarakan Festival Bahasa dan Sastra pada setiap Oktober yang dikenal sebagai bulan bahasa. Berbagai lomba digelar (lomba cipta puisi dan cerpen) dan lelang puisi dari para penyair ternama.

Hari ini MI didukung oleh media yang tergabung dalam Media Group Network (Metro TV dan Medcom), serta unit usaha lainnya, yakni Indocater dan Pangan Sari Utama, menginisiasi pembentukan Lingkaran Sastra Kedoya (LSK). Pembentukan komunitas itu untuk mewadahi penyair dan pencinta sastra di lingkungan Media Group. Peluncuran LSK di Terrace Coffee & Eatery, Metro TV, diisi pembacaan puisi dan diskusi sastra bertema Peran sastra dalam membangun Indonesia maju.

Sastra dalam lintasan kehidupan manusia menjadi energi bagi kehidupan. Sastra juga menjadi ruang kontemplasi dan ruang refleksi bagi pencipta dan penikmatnya, kapan dan di mana pun karya sastra itu hidup dan berkembang. Menurut Mursal Esten (1978), sastra merupakan manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat dengan keindahan artistik dan imajinasi yang dibangunnya. Marilah bersastra. Tabik!



Berita Lainnya
  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.

  • Basa-basi Meritokrasi

    27/5/2025 05:00

    HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.

  • Perseteruan Profesor-Menkes

    26/5/2025 05:00

    ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”