Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Terima Kasih Pemudik

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
12/4/2023 05:00
Terima Kasih Pemudik
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

MUDIK memang tradisi. Karena itu, dalam mazhab ekonomi modern, kiranya tradisi puluhan tahun tersebut tidak dianggap sebagai 'nomenklatur' penggerak penting ekonomi. Rumus ekonomi modern awalnya tidak terlalu melihat mudik sebagai 'alat' penghela.

Tapi, kenyataannya sebaliknya. Mudik kian efektif menjadi mesin penggerak ekonomi, baik dari sudut pandang daya ungkit pertumbuhan maupun pendorong pemerataan. Apalagi, jumlah pemudik yang terus bertambah, bahkan kini diprediksi melampaui 100 juta orang.

Survei Kementerian Perhubungan memperkirakan 123,8 juta orang akan melakukan aktivitas pergerakan selama Lebaran 2023 ini. Jumlah itu meningkat 14,2% jika dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat di masa Lebaran 2022 lalu yang mencapai 85,5 juta orang. Inilah untuk pertama kalinya dalam sejarah di Republik ini, jumlah pemudik dan pergerakan masyarakat selama Lebaran nyaris mencapai separuh dari total jumlah penduduk.

Maka, tidak bisa dimungkiri lagi bahwa mudik dan Lebaran telah menjadi instrumen amat penting bagi penggerak ekonomi. Mudik bukan lagi sekadar katarsis sosial atau perekat kohesi sosial, melainkan sudah menjelma menjadi salah satu pemacu dan sumber daya ungkit krusial bagi perekonomian kita.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pernah menghitung secara kasar berapa uang yang 'bergerak' selama mudik. Pada 2022, misalnya, dengan jumlah pemudik sekitar 80 juta orang, dengan asumsi rata-rata per orang membelanjakan Rp2 juta, terjadi perputaran uang sekitar Rp160 triliun. Di 2023 ini, dengan jumlah pemudik yang diprediksi mencapai 123,8 juta orang, dengan asumsi yang sama rata-rata per orang membelanjakan Rp2 juta, akan terjadi perputaran uang sekitar Rp246 triliun secara agregat.

Bila mengacu pada data produk domestik bruto (PDB) kita di 2022 yang sebesar Rp19,5 ribu triliun, berarti perputaran uang selama Lebaran ini setara dengan 1% PDB. Amat fantastis, bukan? Bila ditambah dengan fenomena hidden economy (istilah M Chatib Basri untuk transaksi ekonomi yang tidak tercatat), jumlahnya boleh jadi lebih dari itu.

Itu baru dari ihwal perputaran uang yang terkait dengan sisi pertumbuhan. Adapun dari sisi pemerataan, tradisi mudik jelas jadi motor penggerak yang dahsyat. Istilah mudik berasal dari akar kata udik, yang punya makna hal ihwal perdesaan. Mudik berarti pulang ke desa. Bukan hanya orang yang pulang ke desa atau ke kampung halaman, tapi juga rupiah.

Lalu, berapa jumlah rupiah yang akan dibawa pemudik yang diperkirakan 123,8 juta orang dari kota ke desa? Bila setiap pemudik membawa pulang rupiah paling sedikit Rp500 ribu hingga Rp1 juta, sudah bisa dihitung uang yang akan beredar di desa ialah Rp60 triliun hingga Rp123 triliun. Angka itu setara, bahkan bisa melampaui anggaran Dana Desa di APBN 2023 yang mencapai Rp70 triliun.

Jelas, bukan jumlah yang sedikit untuk menggerakkan sektor riil di desa-desa. Dengan demikian, terdistribusinya dana ke desa-desa sebagai salah satu sumber pembangunan yang dibawa peserta mudik ke kampung halaman masing-masing akan tercipta. Itu jelas gerakan pemerataan ekonomi yang dahsyat. Uang yang selama ini berkumpul di titik-titik tertentu di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi bisa terdistribusi secara lebih merata.

Manfaat lain dari tradisi mudik secara massal ialah pemerintah pusat dan daerah berlomba-lomba memperbaiki infrastruktur dalam menyediakan sarana jalan, jembatan, dan jalan tol yang layak bagi pengguna transportasi darat untuk mereka lalui agar terhindar dari macet berkepanjangan. Ini berarti, pemeliharaan infrastruktur terjaga, pengembangan infrastruktur berjalan.

Di sisi lain, buruh yang bekerja dari kegiatan di proyek infrastruktur menjelang Lebaran mendapatkan penghasilan dari lapangan kerja baru walaupun bersifat temporer. Sesaat, mereka pun bisa 'menyambung napas' dan keluar dari kemelut ekonomi menjelang Lebaran.

Kiranya, publik mengajari negara bagaimana mempercepat pertumbuhan, mendistribusikan pertumbuhan itu secara merata, dan memantik lapangan kerja. Negara mestinya berterima kasih kepada pemudik karena telah 'memfasilitasi' negara untuk menemukan solusi pemerataan ekonomi.

Bentuk terima kasihnya, ya, kelola negara ini secara baik, bersih, dan akuntabel. Jangan terjadi lagi banyak aliran dana mencurigakan di rekening pejabat terjadi. Contohlah pemudik, yang aliran dananya transparan dan akuntabel.



Berita Lainnya
  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.