Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Lula, Amazon, dan Kita

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
05/11/2022 05:00
Lula, Amazon, dan Kita
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/ebet)

'SAYA akan memerintah untuk 215 juta warga Brasil, dan bukan hanya untuk mereka yang memilih saya. Tidak ada dua Brasil. Kita ialah satu negara, satu rakyat, satu negara besar.'

Itulah pernyataan pertama Luiz Inacio Lula da Silva, atau yang populer disapa Lula, beberapa saat setelah ia dinyatakan memenangi pemilihan presiden Brasil, pekan lalu. Lula mengalahkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden putaran kedua yang digelar 30 Oktober. Kemenangan tipis Lula atas Bolsonaro ini menandai kembalinya mantan presiden beraliran sayap kiri dan berakhirnya pemerintahan beraliran sayap kanan di Brasil.

Ada banyak hal menarik bisa dikulik dari kemenangan Lula atas Bolsonaro ini. Namun, saya lebih spesifik tertarik dengan isu lingkungan yang menjadi salah satu musabab Lula memenangi kontestasi. Saya tertarik dengan isu tersebut karena amat jarang (kalau bisa dikatakan tidak ada) sebuah pertarungan politik pemilihan presiden menjadikan isu lingkungan, khususnya soal hutan, sebagai 'jualan' untuk mendulang suara.

Isu itu ia tandaskan lagi seusai meraup kemenangan dengan 50,1% suara. Sangat tipis. Dalam pidatonya pada Minggu (30/10) malam itu, Lula menegaskan dirinya akan menyatukan negara yang terpecah dan memastikan rakyat Brasil 'meletakkan senjata yang seharusnya tidak pernah diangkat', sembari mengundang kerja sama internasional untuk melestarikan hutan hujan Amazon.

Hutan Amazon merupakan salah satu paru-paru dunia. Ekosistem hutan tropis Amazon terbentang di berbagai negara di Amerika Selatan termasuk Peru, Bolivia, Kolombia, Suriname, dan Venezuela. Namun, bagian terbesar Amazon, sekitar 65%, masuk wilayah Brasil. Tidak mengherankan bila banyak aktivis lingkungan menyebutkan bahwa pilpres Brasil kali ini sebagai 'penentu nasib' bumi karena pentingnya peran hutan tropis Amazon.

Pada masa kekuasaan Bolsonaro, hutan Amazon terus-menerus digerus oleh pembalakan liar dan untuk pertambangan. Hutan Amazon juga digerus oleh pembukaan hutan untuk peternakan dan pertanian. Kerusakan hutan tropis Amazon makin parah sepanjang empat tahun terakhir.

Badan penelitian luar angkasa pemerintah, INPE, menyebutkan kehancuran di hutan hujan Amazon tahun lalu mencapai tingkat tertinggi sejak 2006. Data tersebut juga menyatakan deforestasi meningkat 23% lebih dalam pada sembilan bulan pertama tahun 2022.

Menurut laporan Greenpeace, pembalakan menyebabkan meningkatnya kasus kebakaran hutan amat hebat. Dalam kurun Januari-Agustus 2022 saja, jumlah titik api meningkat 16,7% jika dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun 2021.

Thelma Krug, salah satu penulis laporan Perubahan Iklim PBB, IPCC, yang juga ilmuwan Brasil, secara amat keras menyebut rezim Bolsonaro sebagai 'kawanan kriminal'. "Kalau pemerintahan ini masih terpilih dan berkuasa lagi, saya sangat pesimistis terhadap (masa depan) Amazon," kata Thelma Krug kepada CNN.

Peran hutan tropis Amazon sebagai alat perangkap emisi karbon dunia sangat strategis. Hutan Amazon diharapkan sanggup mencegah kenaikan suhu bumi menjadi lebih tinggi dari target 1,5 derajat Celsius yang digariskan IPCC. Suhu itu merupakan titik tertinggi yang bisa ditoleransi makhluk hidup agar planet tetap dapat berjalan selaras.

Bila kerusakan terus didiamkan, peran Amazon sebagai penangkap emisi justru bisa berubah menjadi sumber pelepas emisi. Ketika Presiden Lula menjabat tahun 2003, ia mewarisi tingkat perusakan Amazon yang mendekati titik tertinggi sepanjang masa. Pemerintahannya kemudian memperkuat peran penegak lingkungan federal dan menciptakan badan layanan taman nasional milik negara. Lula juga memperkuat jaminan atas hak suku pedalaman Amazon sebagai pemilik hak atas hutan Amazon.

Langkah itu berhasil mengurangi angka deforestasi sampai 80%. Itulah salah satu program penurunan angka perusakan paling berhasil di dunia dan Amazon memasuki tahun dengan rekor pembalakan terendahnya. Hingga akhirnya program ekonomi pemerintah Bolsonaro yang semata pro-bisnis minus keberlanjutan membuat Amazon porak-poranda lagi.

Program-program itu terutama untuk usaha peternakan sapi (cattle ranch); pertanian kedelai, jagung, dan tebu; serta untuk pertambangan. Hasilnya memang moncer. Brasil berhasil menjadi pengekspor daging sapi terbesar di dunia (23% dari ekspor global) dengan jumlah kawanan ternak mencapai 213,6 juta ekor sapi. Ekspor kedelai juga dahsyat, mencapai 86,63 juta ton tahun 2021, naik dari 82,3 juta ton tahun sebelumnya.

Amazon juga kaya bahan tambang, termasuk minyak bumi, emas, biji besi, dan mineral berharga lainnya. Pada Mei lalu, Bolsonaro menyambut kedatangan orang terkaya di dunia, Elon Musk. Para aktivis Brasil menduga pertemuan itu membahas masa depan Brasil sebagai penyedia nikel untuk produksi beterai Tesla, pabrik mobil milik Musk. Pertambangan nikel ini lagi-lagi diduga berada di sekitar hutan Amazon.

Platform program kampanye Bolsonaro menyatakan warga Brasil berhak memanfaatkan sumber daya alam Amazon. Dokumen kampanyenya menyorot peran militer, polisi, dan lembaga lain untuk memerangi deforestasi dan kebakaran hutan di Amazon, namun data menunjukkan pemerintahan Bolsonaro gagal menjalankan peran itu. Maka, ia pun kalah oleh program Lula yang bersiap mengembalikan fungsi Amazon.

Kini, lewat rekam jejak, rakyat Brasil sudah menjatuhkan pilihan. Separuh lebih sedikit memutuskan untuk menyelamatkan paru-paru bumi dengan memberikan keoercayaan kepada Lula, yang punya rekam jejak penting penyelamatan paru-paru dunia dari lubang-lubang menganga kerakusan manusia. Pemilih sekaligus 'menghukum' Bolsonaro, yang memiliki rekam jejak mengabaikan program berkelanjutan, dengan tidak memilihnya lagi.

Saya membayangkan, penelisikan rekam jejak serupa, yakni keberpihakan terhadap penyelamatan lingkungan, akan menjadi tren saat perhelatan pilpres dan pilkada di Indonesia. Apalagi, kita menghadapi kerusakan amat serius ekosistem lingkungan kita, yang amat membutuhkan keputusan politik penting: keberpihakan para elite dan calon pemimpin kepada kesehatan lingkungan.

Itu agar kasus seperti banjir bandang di 12 kecamatan di Aceh atau longsor di berbagai tempat, tidak terjadi lagi. Semoga saya tidak sekadar bermimpi.



Berita Lainnya
  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik