Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Harmonisasi Alam, Ribuan Orang Ikuti Upacara Ngertakeun Bumi Lamba di Tangkuban Parahu

Depi Gunawan
22/6/2025 18:42
Harmonisasi Alam, Ribuan Orang Ikuti Upacara Ngertakeun Bumi Lamba di Tangkuban Parahu
Masyarakat adat dari berbagai daerah menggelar upacara adat di tepi kawah Tangkuban Parahu(MI/DEPI GUNAWAN)

SEKITAR 2.000 orang terlibat dalam upacara Adat Sunda Nusantara Sabuana 'Ngertakeun Bumi Lamba' yang diadakan di Mandala Jayagiri kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (22/6).

Para peserta berasal dari perwakilan masyarakat adat gunung, masyarakat penghayat di Pulau Jawa, para tokoh lintas agama dan budayawan, hingga dihadiri kelompok adat luar pulau seperti dari Bali, Minahasa, dan Dayak Kalimantan.

Mereka dengan khidmat mengikuti setiap rangkaian upacara mulai dari Ngaremokeun atau menetralisir energi negatif oleh kelompok adat Baduy, Minahasa dan Dayak Kalimantan. Dilanjutkan Ngeteg Linggih Ngadaeangkeun hingga acara puncak Upacara Ngararung atau mengalungkan berbagai sesaji di Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu.

Pemimpin besar pasukan merah Dayak Kalimantan, Panglima Jilah merasa bangga bisa hadir dan bersatu dengan masyarakat Sunda karena sama-sama mencintai adat budaya tradisi.  

"Kita memang diciptakan berbeda-beda, tapi jangan karena perbedaan kita saling bermusuhan. Tapi karena perbedaan, kita indah, kita sama, yaitu satu Bhineka Tunggal Ika," kata Panglima Jilah.

Ia menilai, menjaga adat tradisi sangat penting karena hal itu merupakan satu kesatuan dengan alam semesta. Alam tidak butuhkan manusia, namun manusia yang membutuhkan alam.

"Mereka setiap hari kita tebang, dirusak. Kapan kita menjaganya, kapan kita menanam, kapan melestarikannya. Keserakahan akan timbul dan terus-menerus, semuanya akan tinggal cerita. Ayo kita bersatu mempertahankan adat budaya tradisi," ujarnya.

Sementara itu, Panglima Minahasa, Andy Rompas mengajak seluruh masyarakat Indonesia bangkit dan bersatu untuk kembali mengangkat adat, budaya leluhur Nusantara.

"Kita bangkit, bersatu. Kami bagian dari Indonesia timur, yang selama ini tambang di sana diambil semua, dirusak, dan tidak dikembalikan lagi. Inilah tugas kita sebagai masyarakat adat untuk kembali bersatu mengangkat kembali adat budaya Nusantara kita," ucap Andy.

 

Acara tahunan

 

Ketua panitia, Radite Wiranatakusumah menjelaskan, Ngertakeun Bumi Lamba merupakan tradisi upacara tahunan masyarakat adat Sunda. Upacara ini merupakan bentuk kearifan lokal dalam menjaga hubungan harmonisasi dengan alam.

"Lewat upacara, selain kita menghaturkan doa, memohon keselamatan dan kedamaian kepada Tuhan, bagaimana sprit pelestatian itu bisa ditebar kepada generasi muda. Untuk membangun kesadaran bersama bahwa lingkungan alam harus dijaga dan itu adalah yang digambarkan oleh leluhur," terangnya.

Sementara itu, pengelola TWA Tangkuban Parahu, Graha Kaban mengaku  mendukung upaya kearifan lokal masyarakat adat dalam menjaga kelestarian hutan.

"Upacara Adat Sunda Nusantara Sabuana adalah satu tradisi tahunan yang digelar di Tangkuban Parahu dan sebuah warisan budaya, tradisi yang terus dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakat adat Sunda," ungkapnya.

Menurut dia, secara langsung upacara adat seperti ini bisa menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke TWA Tangkuban Parahu.

"Tadi banyak wisatawan yang terkagum-kagum. Mereka akhirnya tahu ternyata di Tangkuban Parahu juga ada sebuah tradisi kearifan lokal yang terus dilestarikan," tambahnya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner