Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
GUNUNG Tangkuban Parahu terus mengalami kenaikan aktivitas vulkanik setiap hari. Berdasarkan data pos pengamatan, terjadi 37 kali gempa hembusan, gempa low frekuensi (LF) sebanyak 270 kali serta gempa vulkanik dangkal 2 kali dengan amplituda 2-8 mm berdurasi 6-9 detik.
Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Kristiyanto menjelaskan, data terbaru aktivitas Tangkuban Parahu tersebut jelas menunjukkan tren peningkatan dari sisi kegempaan.
"Sejak tanggal 1, tercatat sekitar 100 kejadian gempa LF. Kemarin (Senin) tercatat 134 kejadian, dan hari Selasa meningkat lagi menjadi 270 kejadian," katanya di Pos Pemantauan Gunungapi Tangkuban Parahu Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (4/6).
Ia menyatakan, karakter Gunung Tangkuban Parahu berbeda dengan gunung api lainnya di Indonesia. Tangkuban Parahu dikenal sebagai gunung berapi tipe hidrotermal yang berpotensi mengalami erupsi freatik, yaitu semburan uap dan material panas tanpa didahului peningkatan deformasi atau kegempaan yang signifikan.
"Berbeda dengan Gunung Merapi atau Semeru, erupsi freatik di sini bisa terjadi nyaris tanpa tanda-tanda besar. Faktor pemicunya bisa berupa naiknya magma menuju permukaan atau peningkatan tekanan akibat aktivitas hidrotermal," ungkapnya.
Untuk memastikan penyebab peningkatan aktivitas kali ini, tim Badan Geologi melakukan pemantauan dan pengukuran multi-gas vulkanik dan membandingkan pola gas dengan data tahun-tahun sebelumnya.
"Uji gas kami lakukan terus-menerus. Namun, analisis gunung hidrotermal memang tidak mudah. Bisa saja tren data serupa dengan 2019, dan bisa pula berbeda," ucapnya.
Perubahan struktur
Selain aktivitas kegempaan, Badan Geologi juga mendeteksi perubahan pada struktur tubuh gunung melalui metode deformasi seperti Electronic Distance Measurement (EDM) dan Global Navigation Satellite System (GNSS). Hasilnya menunjukkan pola inflasi yang mengindikasikan adanya tekanan yang meningkat dari dalam gunung. Sehingga masyarakat diimbau waspada potensi erupsi freatik.
Ketua Tim Kerja Gunung Api pada Badan Geologi, Heruningtyas menjelaskan, karakter erupsi freatik terjadi ketika air tanah atau air hujan yang meresap ke dalam rekahan batuan bersentuhan dengan magma atau batuan panas di bawah permukaan.
Kontak tersebut menghasilkan uap dengan tekanan tinggi yang kemudian meledak secara tiba-tiba, memuntahkan material berupa uap, lumpur, abu, dan fragmen batu ke udara. Jenis letusan freatik ini bisa terjadi tiba-tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda jelas.
"Jadi karakter erupsi freatik itu biasa terjadi saat panas magma bertemu dengan air. Nah kapan kapan pertemuan air dan magma ini yang tidak bisa kita pastikan," ungkapnya.
Erupsi freatik
Berbeda dengan erupsi magmatik yang biasanya didahului oleh peningkatan kegempaan dan deformasi permukaan, erupsi freatik bisa terjadi secara mendadak, bahkan saat indikator vulkanik masih rendah. Hal ini membuat erupsi freatik sangat berbahaya bagi wisatawan dan masyarakat di sekitar kawah Tangkuban Parahu.
"Jadi salah satu yang bisa memicu freatik itu salah satunya hujan, karena air meteorit yang bertemu sumbu panas magma ini bisa dipicu peningkatan curah hujan," tambahnya. (E-2)
Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu menurun setelah sempat mengalami lonjakan kegempaan hingga 270 kali pada awal Juni lalu.
Gunung Tangkuban Perahu, salah satu destinasi wisata yang terkenal di Jawa Barat, baru-baru ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dinaikkan menjadi Level IV atau Awas, mulai Minggu pukul 20.00 WITA.
Gunung Api Ibu juga memuntahkan lontaran lava pijar kurang lebih 2 kilometer dari pusat kawah.
Letusan Mauna Loa pada 2022 mengungkapkan pentingnya mendeteksi tanda-tanda dini aktivitas vulkanik, yang dapat membantu memprediksi potensi letusan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved