Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Gunung Berapi Terbesar di Dunia, Mauna Loa, Beri Peringatan Sebelum Meletus di 2022

Abriel Okta Rosetta
27/11/2024 15:50
Gunung Berapi Terbesar di Dunia, Mauna Loa, Beri Peringatan Sebelum Meletus di 2022
Letusan Mauna Loa pada 2022 mengungkapkan pentingnya mendeteksi tanda-tanda dini aktivitas vulkanik, yang dapat membantu memprediksi potensi letusan. (ABC News)

PARA ilmuwan tidak bisa memastikan kapan tepatnya sebuah gunung berapi akan meletus. Namun, mereka sering kali dapat mendeteksi tanda-tanda awal yang menunjukkan aktivitas vulkanik yang meningkat. Hal ini terbukti pada Mauna Loa dua tahun lalu.  

Mauna Loa, gunung berapi aktif terbesar di dunia yang terletak di Hawaii, memberikan pelajaran penting tentang bagaimana memahami tanda-tanda alam sebelum letusan besar terjadi.

Sekitar dua bulan sebelum gunung ini memuntahkan lava cair yang bersinar jingga, para ahli geologi mendeteksi serangkaian gempa bumi kecil di sekitar kawasan tersebut. Selain itu, mereka juga menemukan tanda-tanda deformasi tanah, yaitu perubahan bentuk permukaan tanah akibat tekanan magma yang naik dari bawah.  

Peningkatan aktivitas ini membuat para ahli segera memberikan peringatan kepada penduduk Pulau Besar Hawaii. Mereka diminta untuk bersiap menghadapi kemungkinan letusan. Peringatan dini ini memainkan peran penting dalam melindungi masyarakat dari dampak yang lebih parah.  

Studi terbaru yang dilakukan para peneliti terhadap lava Mauna Loa memberikan pegetahuan baru, tentang waktu dan pola pergerakan magma sebelum letusan terjadi. 

"Gunung berapi itu rumit karena kita tidak bisa mengamati secara langsung apa yang terjadi di dalamnya – kita harus mencari tanda-tanda lainnya," ujar Erik Klemetti Gonzalez, seorang ahli gunung berapi di Universitas Denison, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Menurut Kendra Lynn, seorang geolog dari Hawaiian Volcano Observatory, penggelembungan tanah dan peningkatan aktivitas gempa bumi disebabkan magma yang bergerak naik dari lapisan bawah kerak bumi.  

Tekanan dari magma yang terkumpul di bawah gunung semakin tinggi hingga akhirnya menembus batuan permukaan yang rapuh. Proses ini memicu letusan besar yang dimulai pada akhir November 2022. Setelah letusan terjadi, para peneliti mengumpulkan sampel batuan vulkanik untuk menganalisis komposisi kimianya.  

Penelitian menunjukkan sekitar 70 hari sebelum letusan, sejumlah besar magma bergerak dari kedalaman sekitar 3-5 kilometer  atau 1,9 mil hingga 3 mil di bawah puncak gunung hingga mencapai kedalaman kurang dari 2 kilometer. Informasi ini sesuai dengan pengamatan tanda-tanda aktivitas vulkanik lain, seperti gempa bumi kecil dan deformasi tanah, yang terdeteksi oleh para ahli geologi.  

Letusan terakhir Mauna Loa sebelum 2022 terjadi pada tahun 1984, menjadikannya salah satu gunung berapi aktif yang cukup jarang meletus. Namun, keberadaannya tetap menjadi perhatian utama karena potensi bahayanya yang sangat besar.  

Sebagian besar gunung berapi aktif di Amerika Serikat terletak di Hawaii, Alaska, dan sepanjang Pantai Barat. Secara global, ada sekitar 585 gunung berapi yang dianggap aktif, menjadikannya ancaman potensial bagi banyak wilayah di dunia.  

Meskipun para ilmuwan belum mampu memprediksi waktu pasti letusan, mereka telah berhasil membuat prakiraan berdasarkan pola aktivitas sebelumnya. Ben Andrews, kepala program gunung berapi global di Smithsonian Institution, menjelaskan prakiraan gunung berapi mirip dengan prakiraan cuaca. Keduanya memberikan probabilitas kemungkinan terjadinya suatu peristiwa berdasarkan data yang tersedia.  

Data terbaru dari letusan Mauna Loa memungkinkan para peneliti untuk lebih memahami pola pergerakan magma dan tanda-tanda lain yang mengindikasikan letusan. Pengetahuan ini sangat penting untuk menyempurnakan metode prakiraan di masa depan, tidak hanya untuk Mauna Loa tetapi juga untuk gunung berapi aktif lainnya di seluruh dunia.  

Seperti yang dijelaskan Erik Klemetti Gonzalez, seorang ahli vulkanologi untuk memahami pola letusan masa lalu memungkinkan para ilmuwan untuk mencari tanda-tanda serupa di masa depan. Dengan begitu, mereka dapat memberikan peringatan lebih awal dan meningkatkan langkah-langkah mitigasi bencana.  

Walaupun letusan gunung berapi dapat menjadi bencana besar, kehidupan di sekitar gunung berapi tetap menjadi bagian tak terpisahkan bagi banyak masyarakat. Tanah vulkanik yang subur sering kali mendukung pertanian yang produktif, sementara sumber daya mineral dari gunung berapi memberikan manfaat ekonomi.  

Letusan Mauna Loa pada 2022 menjadi pengingat akan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam membantu manusia menghadapi ancaman alam.  (ABC News/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya