Tim Riset FTG Unpad Kembangkan Inovasi Konservasi Air Tanah di Kawasan Wisata

Naviandri
16/2/2025 15:49
Tim Riset FTG Unpad Kembangkan Inovasi Konservasi Air Tanah di Kawasan Wisata
Ketua Tim Riset FTG Unpad, Sapari Dwi Hadian memaparkan hasil penelitiannya di Pangandaran(DOK/UNPAD)

BERAGAMNYA pilihan destinasi wisata alam menjadi salah satu daya tarik utama daerah di Jawa Barat bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Sayangnya, pemanfaatan alam sebagai tempat wisata kerap berdampak negatif pada ketersediaan air bersih yang mumpuni.

Menjawab keresahan tersebut, tim peneliti Fakultas Teknik Geologi (FTG) Universitas Padjadjaran (Unpad), menjalankan riset pengembangan inovasi teknologi untuk melakukan konservasi sumber daya air tanah.

Ketua Tim Riset FTG Unpad, Sapari Dwi Hadian dalam tayangan podcast berjudul “Inovasi Teknologi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Tanah” di kanal YouTube @unpad kemarin menjelaskan, riset tersebut berfokus untuk melakukan pemetaan, monitoring, hingga menciptakan inovasi untuk menjaga ketersediaan air tanah yang bersih bagi masyarakat.

“Intinya yang kita lihat adalah kualitas dan potensi air di lingkungan, apakah ada indikasi ke arah kontaminasi atau bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan industri atau perencanaan kawasan wisata,” ungkap Kepala Laboratorium Geologi Lingkungan dan Hidrogeologi Unpad itu.

Menurut Sapari salah satu lokasi yang menjadi tempat riset timnya adalah Kawasan Wisata Pangandaran. Daerah yang terkenal dengan
wisata air itu kini tengah mengalami krisis air akibat minimnya curah hujan.

“Pangandaran itu curah hujan yang ada dalam 5 tahun terakhir, tahun lalu itu mempunyai nilai di atas 3.500 mm/tahun dan yang tahun
sekarang itu di bawah 1.500 mm/tahun. Artinya di sini terjadi defisit air,” paparnya.

Fenomena defisit air tersebut, kata dia, dapat berpengaruh negatif pada kelangsungan usaha dan daya tarik wisata body rafting yang merupakan salah satu kegiatan wisata alam paling populer di Pangandaran. Salah satu inovasinya, tim peneliti FTG mencoba membendung Sungai, agar gradien nilai sungai itu dapat naik lagi.

Ketika ada wisatawan, katupnya bisa dibuka supaya mampu menghasilkan debit yang bisa mengalirkan badan manusia. Untuk menjaga kelestarian air bersih, pihaknya juga mengingatkan pentingnya kalkulasi daya tampung wisatawan yang tepat oleh pengelola kawasan wisata. Pasalnya, over kapasitas kawasan wisata dapat berujung pada kebutuhan air bersih yang sangat tinggi.

“Karena dikhawatirkan apabila kelebihan kapasitas artinya kan kebutuhan air bersihnya itu akan menjadi tinggi dan itu akan menjadi resiko terhadap intrusi air laut. Selain itu, daerah wisata Pangandaran juga tengah didorong untuk mengembangkan kawasan batuan karst sebagai destinasi wisata khusus, dengan memanfaatkan potensi sungai bawah tanah yang masih jarang disentuh,” jelas Sapari.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner