Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Pengungsi di Lokasi Pergerakan Tanah Cianjur Mulai Terserang Penyakit

Benny Bastiandy
01/12/2024 22:13
Pengungsi di Lokasi Pergerakan Tanah Cianjur Mulai Terserang Penyakit
Kondisi tanah di lokasi pergeseran tanah di Desa Wargasari Kecamatan Kadupandak Kabupaten Cianjur relatif labil yang dipicu masih tingginya intensitas curah hujan.(MI)

BEBERAPA pengungsi penyintas pergerakan tanah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai mengalami sejumlah penyakit. Terutama keluhan yang disebabkan faktor berbasis sanitasi

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, mengaku sudah menerima laporan adanya pengungsi yang mengeluhkan sejumlah penyakit. Namun Yusman memastikan penyakit tersebut masih dikategorikan biasa.

"Ada, sudah ada beberapa laporannya. Tapi penyakitnya biasa, seperti demam. Ada juga mengeluh yang gatal-gatal," kata Yusman dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (1/12). 

Yusman menyebutkan, keluhan gatal-gatal yang dialami pengungsi dimungkinkan karena sanitasi. Sebab, di lokasi bencana, faktor sanitasi kerap menjadi masalah yang memicu penyebaran penyakit. 

"Misalnya soal penyediaan air bersih, kalau di lokasi bencana biasanya kan jadi permasalahan. Belum lagi keberadaan toilet. Itu kan ada rasionya. Kalau tidak salah satu berbanding sepuluh. Artinya, satu toilet itu digunakan untuk sepuluh orang. Kalau yang menggunakannya 30 orang misalnya, ini akan jadi permasalahan," ungkap dia.

Sejauh ini, tutur Yusman, tidak ada laporan adanya pengungsi yang menderita penyakit akibat kekurangan asupan makanan. Sebab, pasokan logistik relatif mencukupi. "Bantuan sudah sangat cukup. Jadi, tak ada pengungsi atau korban terdampak bencana yang kekurangan asupan makanan," ungkapnya.

Dinkes sudah mendirikan posko kesehatan di lokasi bencana. Upaya itu untuk mewaspadai penyebaran penyakit di kalangan pengungsi.

"Lokasi bencana memang cukup rentan terpapar penyakit di kalangan pengungsi. Terutama penyebaran penyakit berbasis sanitasi. Di lokasi pergerakan tanah di Kecamatan Takokak dan Kadupandak sudah kita dirikan posko kesehatan. Tim medis ada yang piket memberikan pelayanan kesehatan," tutur Yusman yang mengaku sudah melakukan mitigasi kerentanan penyebaran penyakit di lokasi pascabencana.

Menurutnya, penanganan sanitasi yang bisa memicu penyebaran penyakit, juga harus melibatkan perangkat daerah lainnya. Fokus penanganan yang dilakukan Dinkes dilaksanakan di wilayah hilir. Artinya, ketika ada pengungsi yang mengeluh sakit, maka langsung diobati.

"Untuk stok obat aman. Tahun ini distribusi obat sangat aman. Kita sudah antisipasi selama setahun, termasuk kalau ada kejadian-kejadian seperti ini (bencana). Makanya kita tak mengusulkan di BTT (biaya tak terduga) karena sudah terpenuhi," pungkasnya. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner