Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Debat Pilwalkot Bandung, Akademisi Soroti Minimnya Perhatian Haru pada Sekolah Kreatif

Naviandri
20/11/2024 15:55
Debat Pilwalkot Bandung, Akademisi Soroti Minimnya Perhatian Haru pada Sekolah Kreatif
Empat pasangan tampil dalam Debat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung(MI/NAVIANDRI)

DOSEN Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) Ira Adriati menyayangkan adanya statemen salah satu calon Wali Kota Bandung  yang menyebut tidak perlu sekolah untuk bisa melahirkan insan yang kreatif dan membuat Kota Bandung sebagai kota kreatif dunia.

Pernyataan itu dilontarkan Haru Sudandaru dalam debat Pilwalkot Bandung, Selasa (19/11) malam.

"Sekolah seni justru sangat diperlukan jika ingin membuat Kota Bandung sebagai kota kreatif dunia. Meskipun ada bakat kreatif yang dimiliki seseorang, namun bakat tersebut harus diasah, sehingga bisa berkembang dengan optimal," papar Ira di Bandung, Rabu (20/11)
 
Menurut dia, harus ada pendidikan (sekolah seni). Kalau otodidak secara alamiah saja. Tapi untuk sampai di level yang lebih tinggi, pasti dia belajar, pasti dia meningkatkan kreativitasnya dan itu akan dipercepat kalau seseorang masuk ke sekolah seni.

"Jadi kalau otodidak bisa? Ya, bisa tapi waktunya lebih lama. Tapi kalau orang yang masuk ke sekolah tinggi seni dia akan dipercepat dengan pendidikan itu," terangnya.

Ira menambahkan, kreativitas itu perlu dilatih, mungkin tidak semua orang skill-nya bisa.  

Dia merasa sudah bisa membuat produk dan produknya sudah laku, tapi kemudian stagnan. Untuk meningkatkan kreativitas perlu juga skill yang lebih banyak.

Produk keramik yang ada di Kiaracondong, contohnya, itu sudah turun temurun diproduksi dan sudah ada pasarnya. Namun sayangnya sampai sekarang masih stagnan, belum bisa naik ke pasar internasional.
 
"Untuk naik ke tingkat internasional, itu kan nantinya perlu akademisi masuk. Terus bentuknya kalau ingin selera luar negeri, harus kreatif. Bagaimana dia melihat antara Eropa, Amerika atau Australia kan beda melihat visualnya beda, ketertarikannya berbeda. Jadi memang perlu orang yang memang dilatih untuk melihat visi ke depan dan itu ada di perguruan tinggi yang melatihnya," beber Ira.
 
Dia mengakui saat ini kuliah jurusan seni ini masih dianggap sebelah mata oleh sebagian orang. Berbeda dengan jurusan lain seperti teknik, bisnis, akuntansi dan ekonomi.

Ira menilai orang yang masih memiliki stigma pendidikan dalam seni tidak penting adalah orang yang wawasannya masih kurang. Karena bagaimanapun sekolah seni tidak hanya mengajarkan kerajinan tangan saja, lebih dari itu banyak hal yang dipelajari seperti belajar bagaimana menyampaikan pesan melalui visual.
 
Kota Bandung, tuturnya, sangat berpotensi untuk menjadi kota kreatif di dunia. Untuk itu peranan perguruan tinggi dan sekolah-sekolah seni sangatlah penting, bukan sebaliknya.

Kota Bandung itu punya banyak potensi dalam hal ini orang-orang yang kreatif, mulai dari industri sablon, industri sepatu terus kemudian industri fashion, peralatan daki gunung.
 
"Namun meski industri kreatif menjamur, saya menilai masih perlu diorganisir dengan lebih baik. Pemerintah perlu membantu para pelaku ekonomi kreatif ini untuk diarahkan agar bisa mempromosikan karyanya," imbuhnya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner