Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Siswi Korban Dugaan Perundungan Menjalani Pemeriksaan Medis di RSUD Cianjur

Benny Bastiandy
23/7/2024 20:09
Siswi Korban Dugaan Perundungan Menjalani Pemeriksaan Medis di RSUD Cianjur
Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di salah satu sekolah pedalaman di Kabupaten Cianjur.(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

KORBAN dugaan perundungan siswi SMPN 1 Sindangbarang Kabupaten Cianjur,
Jawa Barat, menjalani pemeriksaan di RSUD Sayang Cianjur. Hasil
pemeriksaannya nanti akan menjadi acuan bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengambil langkah selanjutnya.

Kepala Bidang SMP Disdikpora Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin, mengatakan pada prinsipnya Disdikpora sebagai instansi pemerintah daerah yang menaungi satuan kerja pendidikan masih menunggu hasil pemeriksaan medis terduga korban. Disdikpora berupaya mengambil langkah bijak agar kasus dugaan kejadian itu bisa terang benderang.

"Kami tidak mau berspekulasi terlalu jauh. Intinya, dari hasil pemeriksaan medis kan nanti diketahui apakah ada unsur kekerasannya atau tidak. Jika hasil pemeriksaan medis sudah ada, berarti kita nanti mengambil langkah selanjutnya," katanya, Selasa (23/7).

Baca juga : Disdikpora Cianjur Investigasi Dugaan Perundungan di SMPN 1 Sindangbarang

Dia mengaku sudah mendatangi sekolah untuk menelusuri dugaan kejadian
tersebut. Di sekolah, dia mengumpulkan informasi dan keterangan
kejadian yang sebenarnya.

"Di sekolah itu ada kepanitiaan siswa, ada kepanitiaan guru. Semua kita
panggil. Kita kros cek semuanya," jelasnya.

Keterangan yang dikumpulkan, sebut Helmi, insiden dugaan perundungan
terjadi pada Kamis (18/7) atau pada hari terakhir MPLS. Namun baru
dilaporkan sehari setelahnya atau pada Jumat (19/7).

Baca juga : Siswa Baru di Cianjur Diduga jadi Korban Perundungan saat MPLS

"Keterangan dari pihak sekolah pada Jumat telah diselesaikan dan membuat kesepakatan. Itu informasi yang saya peroleh saat datang langsung ke sekolah untuk menelusuri dugaan kejadian ini," terang Helmi.

Helmi menegaskan secara kelembagaan, dirinya melaksanakan tugas semaksimal mungkin mencari informasi dugaan perundungan tersebut. Namun pada akhirnya semua akan berpatokan kepada hasil pemeriksaan medis di rumah sakit.

"Saya yakin dokter tak akan berbohong. Ketika misalnya terjadi dugaan
bullying secara nonverbal, pasti nanti akan ketahuan. Jadi, kita tetap
akan menunggu hasil pemeriksaan di rumah sakit," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner