Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Angkutan Massal BRT Bandung Raya Beroperasi Pertengahan Tahun

Sugeng Sumariyadi
23/1/2024 12:46
Angkutan Massal BRT Bandung Raya Beroperasi Pertengahan Tahun
Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya, bus bantuan berbahan bakar listrik dari Kementerian Perhubungan.(MI/NAVIANDRI)

MODA transportasi umum massal Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya ditargetkan mulai beroperasi pertengahan 2024. Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Bank Dunia.

Kabar itu disampaikan Direktur Lalu Lintas, Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani, pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas para Pemangku Kepentingan BRT Bandung Raya, di Bandung, yang berlangsung 22-24 Januari.

Dia mengungkapkan menuju pengoperasian BRT pertengahan tahun, para pemangku kepentingan mendapat sosialisasi dan pelatihan dari Bank Dunia. Para pemangku kepentingan terdiri dari semua instansi pemerintah daerah, mulai dari Pemprov Jawa Barat serta kabupaten dan kota di Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang.

"Kita harus memberi pemahaman yang menyeluruh terhadap semua pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non pemerintah tentang semua proses, agar pada pelaksanaannya semua menjadi tahu hak dan kewajibannya," ujar Ahmad Yani.

Menurutnya, Bank Dunia menjelaskan semua syarat yang harus dipenuhi dalam pembangunan sistem moda transportasi massal BRT. "Mereka nanti yang akan menjelaskan syarat yang harus dipenuhi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi."

Senior Social Development Specialist Bank Dunia Mohammad Yasin Nurri menjelaskan langkah awal yang harus dilaksanakan para pemangku kepentingan dalam pembangunan BRT ialah mulai dari tenaga kerja hingga mitigasi dampak sosial dan lingkungan

"Ada sepuluh aspek yang harus diperhatikan. Yang terpenting adalah masalah tenaga kerja dan semua aspek turunannya serta masalah dampak sosial dan lingkungan. Ini sangat penting," jelasnya

Nuri menjelaskan, setiap pembangunan pasti menimbulkan dampak negatif atau merugikan. Hal itulah yang harus dimitigasi dan diminimalkan.

"Dampak negatif itu bisa polusi udara, kegaduhan, kemacetan dan lain-lain. Dampak sosialnya bahkan bisa terjadi pelecehan seksual, konflik pekerja dan masyarakat. Ini penting sekali diperhitungkan," pungkasnya. (SG/Sugeng Sumariyadi)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner