Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Daerah Rawan Bencana, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Siap Siaga

Benny Bastiandy
23/11/2023 18:18
Daerah Rawan Bencana, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Siap Siaga
Bencana tanah longsor di Kecamatan Cibeber, Cianjur.(MI/BENNY BASTIANDY)

KECAMATAN Cibeber merupakan salah satu daerah rawan bencana di Kabupaten Cianjur. Aparatur pemerintah setempat pun meningkatkan
kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

Camat Cibeber, Indra Sunggara, mengaku sudah melaksanakan apel
kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi melibatkan berbagai unsur di
Kecamatan Cibeber. Langkah itu perlu dilakukan untuk mempercepat penanganan seandainya terjadi bencana.

"Kemarin kita menghadapi musim kemarau. Semua sumber air mengalami
kekeringan. Saat itu kita semua sudah siap siaga dengan semua unsur,
Forkopimcam termasuk dengan para kepala desa. Kita salurkan bantuan air
bersih dari beberapa sektor, seperti PMI. Sekarang mulai terjadi
perpindahan musim menuju hujan. Kami harapkan masyarakat waspada dengan
cuaca ekstrem akhir-akhir ini," katanya, Kamis (23/11).

Indra mengatakan, saat ini potensi bencana hidrometeorologi yang diwaspadai di antaranya tanah longsor, pergeseran tanah, banjir, maupun angin kencang atau puting beliung. Pengalaman sebelumnya, jenis bencana tersebut kerap terjadi bersamaan musim hujan.

"Bagi masyarakat yang tinggal di lereng-lereng, kami imbau harus waspada," ucapnya.

Secara administratif kewilayahan, Kecamatan Cibeber terbagi menjadi 18
desa. Beberapa desa di antaranya rawan bencana.

"Misalnya di Desa Cibokor, itu rawan banjir maupun tanah longsor. Kemudian di Desa Cibadak, Desa Sukamaju, Desa Cimanggu, serta Karangnunggal. Daerahnya memang kawasan perbukitan. Di daerah itu masih cukup banyak masyarakat yang membangun rumah di lereng-lereng," terang Indra.

Sebetulnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah lereng perbukitan sudah diimbau untuk berpindah ke tempat lebih aman. Tapi memang butuh solusi mencari tempat relokasinya.

"Kami dengan masyarakat ataupun RT dan RW mencari solusinya. Misalnya ada lahan yang tak terpakai, kita tukar guling atau bagaimana. Kalau tetap tinggal di lereng-lereng istilahnya seperti mengubur diri sendiri," tegasnya.

Selama peralihan musim, kata Indra, di wilayahnya beberapa kali terjadi
bencana hidrometeorologi. Seperti di Desa Karangnunggal yang terjadi tanah longsor.

"Dampaknya, ruas jalan desa sempat tertutup material tanah longsor.
Kemudian salah satu rumah warga yang tergerus. Kemarin sudah kami bersama kepala desa memberikan bantuan kepada warga yang terdampak,"
pungkasnya. (SG)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner