Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rawan Potensi Bencana, Cianjur Sudah Membentuk 145 Desa Tangguh Bencana

Benny Bastiandy
31/10/2023 15:30
Rawan Potensi Bencana, Cianjur Sudah Membentuk 145 Desa Tangguh Bencana
Penanganan dampak bencana di salah satu desa tangguh bencana(MI/WIDJAJADI)

KABUPATEN Cianjur merupakan salah satu wilayah berisiko tinggi rawan bencana di Jawa Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
setempat menyebut hampir semua potensi bencana jadi ancaman di Kabupaten Cianjur.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsigaan BPBD Kabupaten Cianjur, Herli
Permana, menyebutkan salah satu upaya mencegah dampak bencana ialah
membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana). Dari 354 desa dan 6 kelurahan, sampai saat ini Destana sudah terbentuk di 145 desa.

"Jadi, tujuan dibentuk Destana itu agar saat terjadi bencana di wilayah
itu, mereka bisa mandiri menanganinya. Intinya, penanganan pertama saat
terjadi bencana itu dilakukan Destana. Sampai saat ini sudah terbentuk
sebanyak 145 Destana tersebar di berbagai kecamatan," kata Herli, Selasa (31/10).

Di setiap desa yang sudah terbentuk Destana, kata Herli, segala sarana dan prasarananya sudah betul-betul siap. Termasuk kesiapan sumber daya
manusianya.

"Kepengurusan Destana itu dibentuk langsung pihak desa. Mereka yang
menentukan, termasuk membuat jalur evakuasi ataupun tempat pengungsian
seandainya terjadi bencana," ucapnya.

Menurut Herli, semua anggaran pembiayaan operasional Destana ditanggung
pihak desa. BPBD hanya mendukung dari sisi pelatihan personel, simulasi, serta hal-hal berkaitan peningkatan kapasitas penanganan kebencanaan.

"Seperti sekarang selama kemarau, Destana yang sudah dibentuk harus siap menghadapi potensi dampak bencananya. Belum lagi memasuki musim pancaroba dari kemarau ke musim hujan. Kita harus siap siaga karena potensi kerawanan bencana cukup tinggi," tegasnya.

Herli menyebut Kabupaten Cianjur merupakan etalase potensi bencana.
Pasalnya, hampir semua potensi bencana sewaktu-waktu bisa terjadi.

Jika hanya mengandalkan BPBD, sebutnya, tentu akan keteteran. Sebab,
dengan jumlah personel sebanyak 62 orang termasuk di dalamnya tenaga
administrasi, sulit harus mengakomodir penanganan bencana di 360 desa
dan kelurahan yang tersebar di 32 kecamatan.

"Kita punya Gunung Gede yang notabene masih aktif, tsunami di pesisir
pantai selatan, pergerakan tanah, tanah longsor, banjir atau banjir bandang, gempa bumi, maupun puting beliung. Semua potensinya ada di Kabupaten Cianjur," pungkasnya. (SG)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner