Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Buldoser Militer Israel Hancurkan Infrastruktur Kamp Pengungsi Tulkarem

Irvan Sihombing
09/1/2025 20:41
Buldoser Militer Israel Hancurkan Infrastruktur Kamp Pengungsi Tulkarem
Militer Israel melanjutkan serangan di Kota Tulkarem, Tepi Barat, pada Kamis (9/1/2025).(Dok. ANTARA/Anadolu)

MEMASUKI hari kedua secara berturut-turut, militer Israel melanjutkan serangan di Kota Tulkarem, Tepi Barat, hari ini, di tengah penghancuran sejumlah infrastruktur. Pasukan Zionis Israel mengepung kamp pengungsi Nur Shams dan melakukan penggeledahan dari rumah ke rumah.

Saksi mata melaporkan bahwa militer Israel mengerahkan pasukan tambahan ke kamp tersebut, dengan buldoser militer menghancurkan infrastruktur di kamp pengungsi Nur Shams dan Tulkarem.

Sedikitnya ada satu rumah diledakkan oleh pasukan militer Israel di tengah laporan adanya bentrokan dengan warga Palestina bersenjata di kamp Tulkarem.

“Serangan itu adalah kejahatan baru yang menambah daftar panjang kejahatan Israel yang dilakukan untuk menyebarkan kekacauan dan kehancuran,” kata Gubernur Tulkarem, Abdullah Kamil.

Dia menambahkan serangan tersebut bertujuan untuk melemahkan sumber daya Otoritas Palestina dengan menghancurkan infrastruktur, pasar, serta properti publik dan pribadi.

Selama beberapa tahun terakhir, militer Israel secara rutin melakukan penggerebekan di Tepi Barat, yang semakin meningkat sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

Selain itu, warga Palestina juga menghadapi serangan brutal oleh pemukim ilegal Israel.

Di sisi lain, setidaknya 74 anak tewas di Jalur Gaza selama pekan pertama 2025 akibat serangan Israel. Serangan dilakukan pada malam hari di wilayah seperti Gaza City, Khan Younis, dan Al Mawasi, yang disebut sebagai “zona aman”, telah merenggut banyak nyawa anak-anak.

Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Rabu (8/1) UNICEF melaporkan bahwa "serangan terbaru, kemarin, menyebabkan lima anak dilaporkan tewas di Al Mawasi."

"Bagi anak-anak Gaza, tahun baru ini membawa lebih banyak kematian dan penderitaan akibat serangan, kekurangan, serta meningkatnya paparan terhadap cuaca dingin," ujar Direktur Eksekutif Catherine Russell dalam pernyataannya, seraya menambahkan, "Gencatan senjata sudah sangat mendesak."

UNICEF mencatat lebih dari satu juta anak hidup di tenda darurat, dengan banyak keluarga yang telah mengungsi selama berbulan-bulan.

"Sejak 26 Desember, delapan bayi dan balita dilaporkan meninggal akibat hipotermia, ancaman besar bagi anak-anak kecil yang tidak mampu mengatur suhu tubuh mereka," kata UNICEF.

Kerusakan infrastruktur sipil serta rumah sakit yang kewalahan memperburuk situasi. UNICEF juga mencatat penutupan Rumah Sakit Kamal Adwan, satu-satunya rumah sakit anak di Gaza utara, setelah serangan Israel bulan lalu.

Sementara itu, Doctors Against Genocide (DAG) pada Rabu berkumpul di Washington D.C. menuntut pembebasan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza.

Koalisi petugas kesehatan itu memobilisasi lebih dari 50 profesional di bidang medis menuju Capitol Hill (kompleks parlemen Amerika Serikat) dalam rangka mendesak pembebasan Dr. Hussam Abu Safiya, yang ditahan pasukan Israel bersama dengan yang lainnya pada penyerbuan ke rumah sakit Kamal Adwan pada 27 Desember 2023.

Lembaga para profesional tenaga medis tersebut mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat AS untuk mendesak Kongres bertindak atas krisis kemanusiaan di Gaza. (Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya