Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
BAGI sebagian orang, makan telur dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut, termasuk diare.
Meski telur adalah sumber protein yang padat gizi dan bermanfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memahami kenapa efeknya pada pencernaan bisa berbeda pada setiap orang.
Berikut adalah faktor-faktor utama yang bisa mempengaruhi apakah makan telur mungkin menyebabkan diare:
Telur mentah atau setengah matang dapat terkontaminasi bakteri Salmonella, yang bisa menyebabkan infeksi serius. Salmonella biasanya ditemukan di dalam atau pada permukaan telur, terutama jika telurnya tidak segar atau tidak disimpan dengan baik.
Gejala infeksi Salmonella dapat berupa diare, demam, dan sakit perut, yang biasanya muncul dalam waktu 12–72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Tips: Pastikan memasak telur sampai matang dengan suhu minimal 70°C untuk membunuh bakteri.
Alergi telur, terutama pada anak-anak, adalah salah satu penyebab utama diare setelah makan telur.
Sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi berlebihan terhadap protein dalam telur, seperti ovalbumin dan ovomucoid, yang menyebabkan reaksi alergi. Gejala ini biasanya termasuk ruam kulit, mual, muntah, hingga diare.
Tips: Jika Anda atau anak Anda memiliki alergi telur, hindari konsumsi makanan atau produk yang mengandung telur.
Intoleransi telur berbeda dari alergi karena tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, intoleransi telur adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna protein tertentu dalam telur.
Reaksi ini biasanya menyebabkan gejala pencernaan seperti kembung, gas, mual, atau diare, yang bisa muncul beberapa jam setelah makan.
Tips: Jika intoleransi adalah masalahnya, cobalah untuk menghindari kuning telur, karena intoleransi sering terjadi terhadap bagian kuningnya.
Telur, terutama bagian kuningnya, mengandung sulfur yang tinggi. Pada beberapa orang, sulfur bisa menyebabkan gangguan pencernaan karena membantu produksi gas di saluran cerna.
Ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa sebagian orang mengalami diare atau gas setelah mengonsumsi telur.
Tips: Jika Anda merasa perut kembung atau sering buang gas setelah makan telur, pertimbangkan mengurangi jumlah konsumsi telur dan mengamati apakah gejala berkurang.
Telur memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi, terutama dalam kuning telurnya.
Lemak membutuhkan lebih banyak waktu untuk dicerna, sehingga pada beberapa orang bisa menyebabkan masalah pencernaan atau memperburuk kondisi seperti irritable bowel syndrome (IBS), yang bisa memicu diare.
Tips: Jika Anda memiliki masalah pencernaan sensitif, cobalah konsumsi bagian putih telur saja yang rendah lemak.
Cara Anda memasak telur juga bisa mempengaruhi reaksi tubuh. Telur yang kurang matang atau mentah mungkin lebih sulit dicerna bagi sebagian orang.
Selain itu, makanan yang digoreng dengan minyak tinggi dapat memicu gejala pencernaan yang tidak nyaman, terutama pada mereka dengan pencernaan yang sensitif.
Tips: Usahakan untuk mengolah telur dengan cara yang mudah dicerna, seperti direbus atau diorak-arik tanpa tambahan lemak berlebih.
Bagi orang-orang dengan kondisi medis tertentu, seperti gastritis atau infeksi usus, telur dapat memperparah gejala yang sudah ada, termasuk diare.
Pada kasus ini, bukan telurnya yang menyebabkan masalah, melainkan kondisi tubuh yang mungkin sedang tidak stabil.
Tips: Jika Anda sering mengalami diare setelah makan makanan tertentu, diskusikan dengan dokter atau ahli gizi tentang pola makan yang sesuai.
Makan telur tidak secara otomatis menyebabkan diare pada setiap orang, tetapi ada beberapa faktor yang bisa membuat pencernaan seseorang lebih sensitif terhadap telur.
Apabila Anda mengalami masalah pencernaan setelah mengonsumsi telur, coba perhatikan pola gejala yang timbul. Jika perlu, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari gangguan pencernaan Anda. (Z-10)
Sumber:
Dengan harga telur berkisar Rp25.000–Rp30.000 per kilogram (sekitar 15–17 butir), sebenarnya sudah bisa memenuhi kebutuhan protein anak selama satu minggu.
Konsumsi telur yang berlebihan tentu akan memberikan dampak bagi tubuh salah satunya penumpukan kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak dalam menjaga keseimbangan ekosistem perunggasan nasional, khususnya komoditas telur ayam ras.
Konsumsi hingga enam butir telur seminggu dapat mengurangi risiko kematian akibat semua penyebab dan penyakit terkait kardiovaskular pada lansia.
Meskipun telur merupakan sumber protein yang baik dan kaya akan nutrisi lainnya, mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan beberapa bahaya kesehatan tubuh.
Perkembangbiakan hewan dibagi menjadi dua cara, yaitu vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Untuk lebih jelas terkait perkembangbiakan pada hewan, simak tulisan berikut.
"Misalnya selain ada nasi sebagai makanan pokok juga ada lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah serta minum air putih,"
Protein hewani mengandung sembilan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh.
Sangat penting bagi Anda untuk mengetahui kadar kolesterol dan, jika kadarnya tinggi, segera ambil tindakan. Selain obat-obatan, ada cara alami untuk menurunkan kolesterol.
Selain daging merah, terdapat beberapa sumber protein tinggi yang bisa menjadi alternatif sehat.
Gene Ontology Consortium merilis sumber daya terbaru berupa ensiklopedia komprehensif tentang fungsi gen manusia yang mengkode protein.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved