Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
TELUR, salah satu makanan paling bergizi yang mudah ditemukan, ternyata bisa membawa ancaman serius bagi kesehatan jika terkontaminasi Salmonella. Bakteri ini dapat menyelinap ke dalam telur, bahkan yang tampak bersih dan tidak retak.
Jika tidak ditangani dengan benar, telur yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi tubuh, terutama bagi anak-anak, orang tua, dan seseorang yang memiliki sistem imun yang lemah. Menjaga keamanan makanan bukan hanya tugas produsen, tetapi juga kita sebagai konsumen.
Salmonella merupakan bakteri yang sering ditemukan pada unggas dan telur mereka. Proses penularan dapat terjadi ketika telur bersentuhan dengan kotoran ayam atau bahkan dari dalam tubuh ayam saat telur terbentuk.
Meski ada tindakan pencegahan dari produsen, beberapa telur bisa tetap terkontaminasi. Jika telur ini dimakan dalam kondisi mentah atau tidak matang sempurna, risiko terinfeksi bakteri menjadi sangat tinggi.
Seseorang bisa menghindari risiko ini dengan cara memastikan telur yang dikonsumsi telah dimasak dengan benar. Suhu masak minimal 160°F untuk memastikan bakteri ini mati. Selain itu, telur yang retak sebaiknya segera dibuang karena lebih rentan terkontaminasi dengan bakteri ini.
Baca juga : 5 Macam Penyakit yang Perlu Diwaspadai oleh Jemaah Haji
Infeksi Salmonella, atau dikenal sebagai salmonellosis, biasanya menyerang sistem pencernaan. Gejalanya bisa berupa diare, mual, muntah, demam, dan kram perut yang biasanya muncul antara 6 hingga 72 jam setelah terpapar.
Dalam banyak kasus, infeksi ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4 hingga 7 hari tanpa perawatan medis. Namun, pada beberapa orang, terutama mereka yang rentan, infeksi bisa menyebar ke aliran darah dan organ lain yang berpotensi mematikan.
Untuk kelompok yang lebih rentan seperti anak-anak di bawah 5 tahun, lansia, wanita hamil, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius. Dalam beberapa kasus, antibiotik diperlukan untuk mencegah penyebaran bakteri ke organ vital.
Selain masalah gastrointestinal seperti muntah dan diare, infeksi Salmonella yang parah dapat menyebabkan dehidrasi dan infeksi darah yang berbahaya. Bagi individu yang sehat, kondisi ini bisa diatasi dengan perawatan sederhana.
Baca juga : 10 Cara Merawat Kulit Wajah agar Terhindar dari Jerawat
Namun, untuk mereka yang rentan, infeksi ini bisa berujung pada rawat inap atau bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa telur yang dikonsumsi telah dimasak dengan sempurna.
Penanganan yang salah, seperti menyimpan telur di suhu yang tidak sesuai atau menggunakan telur mentah dalam makanan seperti salad atau mayones buatan sendiri, juga bisa meningkatkan risiko kontaminasi.
Kesadaran akan bahaya telur terkontaminasi Salmonella sangat penting untuk menjaga kesehatan keluarga. Dengan menerapkan kebiasaan sederhana seperti menyimpan telur di kulkas, memasak telur hingga matang sempurna, dan mencuci tangan setelah menyentuh telur mentah, kita bisa meminimalisir risiko infeksi.
Ingat, keamanan makanan adalah tanggung jawab bersama, dan mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Jadi, pastikan telur yang dikonsumsi aman dan bebas dari ancaman Salmonella. (Z-10)
Dengan harga telur berkisar Rp25.000–Rp30.000 per kilogram (sekitar 15–17 butir), sebenarnya sudah bisa memenuhi kebutuhan protein anak selama satu minggu.
Konsumsi telur yang berlebihan tentu akan memberikan dampak bagi tubuh salah satunya penumpukan kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak dalam menjaga keseimbangan ekosistem perunggasan nasional, khususnya komoditas telur ayam ras.
Konsumsi hingga enam butir telur seminggu dapat mengurangi risiko kematian akibat semua penyebab dan penyakit terkait kardiovaskular pada lansia.
Meskipun telur merupakan sumber protein yang baik dan kaya akan nutrisi lainnya, mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan beberapa bahaya kesehatan tubuh.
Perkembangbiakan hewan dibagi menjadi dua cara, yaitu vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Untuk lebih jelas terkait perkembangbiakan pada hewan, simak tulisan berikut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved