Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AHLI gizi dari dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) dr Mahar Mardjono, Jakarta, Sheila Octavia, merekomendasikan para lansia untuk banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi agar kesehatan mereka tetap terjaga.
"Ini terkait dengan pengaturan gizinya. Kebutuhan gizi para lansia itu berbeda-beda, belum lagi harus disesuaikan dengan penyakitnya masing-masing. Misal obesitas, itu pengaturan gizinya akan berbeda dengan lansia yang kekurangan gizi," kata Sheila dalam diskusi daring, Senin (8/7).
Sheila menuturkan makanan yang mengandung protein sangat penting untuk seluruh fase kehidupan, termasuk pada kehidupan lansia.
Baca juga : Siapkan Menu Khusus, Ketua Kloter Diminta Laporkan Jumlah Lansia
Protein berfungsi mendukung pertumbuhan tubuh, memelihara jaringan yang ada dalam tubuh serta mampu membangun massa otot para lansia yang seiring perkembangan waktu terus mengalami penurunan.
Zat tersebut dibagi menjadi dua jenis yakni protein hewani dan protein nabati. Pada protein hewani, lansia bisa memakan daging merah atau ikan yang berasal dari laut, sementara protein nabati bisa didapat dari tempe atau tahu.
Ia mengatakan protein harus dimakan satu porsi setiap kali lansia makan, bukan satu kali untuk satu hari.
Baca juga : Pemkab Kebumen Beri Makan Gratis 1.014 Lansia
Bila melihat kondisi lansia saat ini, Sheila menyayangkan banyak ditemukan lansia yang asupan proteinnya belum tercukupi.
Penyebabnya beraneka ragam, mulai dari penurunan fungsi fisik sampai jenis penyakit yang diderita lansia dan membuat mereka sulit mengunyah atau menelan.
"Jadi memang peran keluarganya harus lebih telaten, kenapa enggak mau makan daging padahal kalau dikaji lagi, mungkin giginya sudah tidak lengkap, kebersihan gigi dan mulutnya enggak terjaga, itu juga bisa jadi penyebab. Ini memang kompleks, tergangung situasi keluarga masing-masing pasien seperti apa," katanya.
Baca juga : Ini Beberapa Penyebab Nafsu Makan Lansia Alami Penurunan
Menurutnya, semua permasalahan itu bisa diatasi oleh tiap anggota keluarga.
Jika penyebabnya dikarenakan gigi yang sudah tidak kuat untuk mengunyah, keluarga bisa mengakalinya dengan menyajikan hidangan yang bertekstur lebih halus atau dicincang, sehingga protein tetap bisa masuk ke dalam tubuh.
Anggota keluarga juga bisa berkreasi mencari menu-menu yang lebih bervariatif supaya lansia lebih bersemangat untuk memakannya dan tidak merasa jenuh.
Baca juga : Mengenal Dekubitus yang Biasa Dialami Para Lansia
"Kita tahu konsep gizi seimbang itu harus ada karbohidrat, sayur, buah dan protein. Tapi kalau kita tidak bisa memasukkannya ke dalam tubuh lansia ya sama saja," ucap dia.
Sheila menyampaikan selain protein, asupan gizi lain yang perlu diperhatikan oleh lansia adalah kecukupan kalsiumnya. Hal ini berkaitan dengan kondisi tulang lansia yang rentan terkena osteoporosis.
"Perlu minum susu ya, memang harus dikonsumsi setiap hari karena kebutuhan kalsium bisa dapat dari susu sebelum masuk fase multivitamin atau multi kalsium. Selain dari susu bisa juga dari keju, ikan laut seperti itu," pungkas Sheila. (Ant/Z-1)
"Misalnya selain ada nasi sebagai makanan pokok juga ada lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah serta minum air putih,"
Protein hewani mengandung sembilan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh.
Sangat penting bagi Anda untuk mengetahui kadar kolesterol dan, jika kadarnya tinggi, segera ambil tindakan. Selain obat-obatan, ada cara alami untuk menurunkan kolesterol.
Selain daging merah, terdapat beberapa sumber protein tinggi yang bisa menjadi alternatif sehat.
Gene Ontology Consortium merilis sumber daya terbaru berupa ensiklopedia komprehensif tentang fungsi gen manusia yang mengkode protein.
Menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan efektif dengan mengonsumsi sumber protein yang tepat. Ini 5 protein yang efektif mengatasi lemak perut.
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi bisa meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.
GAMBAR Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang sedang duduk bersama di tempat makan menjadi salah satu bingkai yang dipajang di bagian depan.
Makan terlalu malam atau saat tubuh bersiap untuk istirahat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme lainnya.
PENGEBOMAN Israel di Jalur Gaza terus berlanjut pada hari pertama hari raya Idul Fitri. Beberapa serangan udara pada Minggu dini hari waktu setempat menewaskan puluhan orang.
Makan terlalu banyak juga dapat mengganggu sistem pencernaan kita, menyebabkan perut kembung, indigestion dan juga masalah reflux gastroesofagfeal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved