Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PAKAR Gizi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tan Shot Yen membagikan beberapa kiat yang dapat diterapkan orangtua sehingga anak bisa tetap aman saat mengonsumsi gula.
Menurutnya, langkah pertama yang bisa dilakukan orangtua agar anak bisa mengenal cita rasa manis dari gula yang aman ialah dengan membiasakan konsumsi pangan dari sumbernya secara langsung.
"Tentu yang baik untuk mengonsumsi gula secara aman itu yang berasal langsung dari sumber aslinya, seperti beras, umbi-umbian, jagung, sagu, sayur-sayuran dan buah," kata Tan, dikutip Senin (27/5).
Baca juga : Yuk Pahami Apa Itu Parenting dan Tipsnya
Orangtua disarankan sebisa mungkin tidak menambahkan gula tambahan yang telah diolah atau gula rafinasi seperti gula pasir atau pemanis buatan.
Cara mengonsumsi gula secara aman bagi anak juga dapat dilakukan dengan cara orangtua memahami label pangan dalam pangan yang dikemas. Tentunya hindari pangan kemasan yang jelas-jelas tertulis mengandung gula tinggi.
Tan, dalam paparannya, juga mengingatkan dalam mengecek label pangan orangtua harus mengenal istilah dari gula-gula yang tersembunyi dalam komposisi yang ditulis.
Baca juga : Tips Bagi Orangtua untuk Membentuk Cinta Anak pada Budaya Tradisional
Ia mengatakan salah satu ciri dari kandungan gula tersembunyi itu biasanya berakhiran -ol seperti sorbitol, manitol, dan xylitol.
Selain itu, biasanya kandungan gula tambahan pada pangan kemasan juga muncul dengan embel-embel perisa atau sirup yang tentunya produk itu juga buatan pabrik contohnya seperti sirup jagung.
Tidak cuma membagikan cara aman mengonsumsi gula bagi anak, pendiri Dr Tan & Remanlay Institute itu juga membagikan kiat bagi orangtua menangani anak yang telah mengalami kecanduan gula.
Baca juga : Ini Tips Menjaga Mental Anak dalam Perjalanan Mudik
"Cara yang paling mudah mengatasi kecanduan gula tambahan ya buat kecanduan baru namun dengan cara yang lebih sehat," katanya.
Bagi orangtua yang harus menghadapi anak yang telah kecanduan gula tambahan seperti sirup dan kental manis, ada baiknya mulai mengganti produk tersebut dengan sumber pangan yang memiliki gula alami.
Orangtua juga bisa mengajak anaknya membuat langsung camilan dari nol dan tidak lagi membiasakan anak mengonsumsi camilan kemasan yang tentunya mengandung banyak gula.
Baca juga : Ini Tips Mengatur Keuangan bagi Orangtua Baru
"Anak-anak itu senang kok kalau diajak berinteraksi. Misalnya orangtua ajak anak bikin kue pisang, anaknya bisa diajak potong pisangnya sedangkan orangtua bisa bikin adonannya. Ini juga jadi cara mengajarkan anak belajar menghargai makanan yang dibikinnya sendiri dan rasanya tidak kalah dari yang di kemasan," katanya.
Terakhir, Tan berpesan untuk mengatasi kecanduan gula pada anak dibutuhkan komitmen kuat dari orang tua dan lingkungan untuk melakukan hal serupa.
Apabila orangtua masih memiliki keterikatan pada produk yang mengandung gula berlebih, orangtua harus bisa merelakan kebiasaannya tersebut dan menjadi contoh bagi sang buah hati sehingga lambat laun anaknya tidak lagi bergantung pada gula.
"Jadi kalau ibunya suka banget sama cokelat atau ayahnya suka kopi pakai kental manis, nah itu harus disingkirkan dari kulkas di rumah. Karena betul istilah It take a village to raise a child itu, jadi orangtua mencontohkan agar dapat membuat anak memiliki perilaku makan yang baik," tutup Tan. (Ant/Z-1)
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pola hidup yang sering mengombinasikan nasi sebagai karbohidrat utama dengan sumber karbohidrat lainnya dari tepung-tepungan dapat meningkatkan risiko diabetes melitus.
Konsumsi gula yang berlebih oleh anak dapat memperburuk kondisi eksim karena memicu proses peradangan.
para peneliti dari Max Planck Institute for Metabolism Research di Cologne, menerbitkan sebuah laporan jurnal Science yang meneliti efek konsumsi gula setelah kita merasa kenyang.
Anak-anak lebih rentan mengalami kerusakan gigi karena sering kali sulit diajak untuk menjaga kebersihan gigi dengan baik.
Takjil yang dipilih bisa berupa potongan buah-buahan, 1 atau 3 butir kurma, dan langsung dilanjutkan dengan makan besar.
DIABETES menyebabkan komplikasi penyakit seperti gagal ginjal, hipetensi, dan penyakit jantung, diabetes tipe-2 erat kaitannya dengan pola makan, penting membatasi konsumsi kadar gula tinggi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved