Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan. Tanpa adanya kejujuran bahwa telah terjadi suatu kesalahan, sulit untuk membangun masa depan yang gemilang. Itu disebabkan semua hal yang baik tidak akan pernah tumbuh di atas penyangkalan.
Karena itu, kita patut mengapresiasi pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan pada sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR-DPD di Gedung DPR/MPR, kemarin. Prabowo berani mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami kebocoran kekayaan negara dalam skala yang sangat besar.
Presiden mengistilahkan kondisi yang tengah dihadapi Indonesia saat ini sebagai net outflow of national wealth atau dana keluar dari suatu negara atau pasar keuangan yang lebih besar daripada jumlah dana yang masuk.
Berangkat dari pengakuan itu, ia menyatakan tidak ingin menghabiskan energi dengan mencari siapa yang salah. Bagi Prabowo, lebih penting dan mendesak untuk memusatkan diri dalam mencari solusi yang tepat dan cepat terhadap bocornya kekayaan negara.
Menurutnya, jika tidak segera diatasi, kekayaan Indonesia akan semakin banyak yang mengalir ke luar negeri. Bahkan, Indonesia berpotensi menjadi negara gagal. Ibarat badan yang darahnya terus mengalir ke luar, pada satu titik akan mati jua.
Akan tetapi, pengakuan Prabowo tentang terjadinya kebocoran kekayaan negara harus diikuti dengan serangkaian aksi nyata. Pengakuan saja tidak cukup, bahkan menjadi sia-sia belaka, apalagi kalau narasi itu terus diulang-ulang tanpa ada pembenahan berarti.
Rekam jejak digital masih ada dan dapat dengan mudah dilacak. Setahun silam, Prabowo Subianto saat masih menjadi presiden terpilih, disebut-sebut sudah memegang data ratusan perusahaan nakal yang bikin penerimaan negara bocor hingga Rp300 triliun.
Pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo. Hashim menyatakan, kebocoran penerimaan negara itu berasal dari sektor industri perkebunan sawit.
Namun, kabar dari ratusan perusahaan nakal itu sampai sekarang belum ramai terdengar publik. Yang sampai di telinga publik justru rekening bank menganggur dalam tiga bulan akan diblokir negara, tanah tidak dikelola selama dua tahun akan disita negara.
Menjadi semakin ironis karena Prabowo sudah pernah menggunakan istilah negara gagal. Dalam arahannya saat rapim TNI-Polri di Tri Brata Darmawangsa, Jakarta, 30 Januari silam, Prabowo mengatakan ciri-ciri negara gagal dilihat dari kinerja aparat keamanannya. "Biasanya ciri khas negara yang gagal adalah tentara dan polisi yang gagal," kata Prabowo ketika itu.
Lagi-lagi persepsi publik tentang tentara dan polisi masih dihinggapi persaingan antarinstitusi. Apalagi sempat terjadi insiden penyerangan oleh sekelompok anggota TNI terhadap Kantor Mapolres Tarakan, Kalimantan Utara, pada 24 Februari lalu.
Skeptisisme masyarakat tentang TNI-Polri makin menebal manakala ada pengerahan kendaraan taktis (rantis) di Kantor Kejaksaan Agung, awal Agustus ini. Dua panser Anoa milik TNI-AD, dalam kondisi nihil perang, dinilai tidak lazim terparkir di lembaga sipil.
Sekali lagi, kita tentu mengapresiasi kejujuran Presiden Prabowo tentang bocornya kekayaan negara serta ancaman terjadinya negara gagal. Namun, publik juga tidak mau terlena dengan narasi belaka. Kita dorong agar Presiden serius menyelamatkan kebocoran anggaran.
Jangan cepat puas dengan pencapaian selama ini. Berbagai cara pencegahan dan pemberantasan korupsi mesti dipercepat lagi agar upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tata kelola yang baik segera terealisasi. Buktikan bahwa narasi kebocoran anggaran bukan bualan.
DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.
BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.
MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K
BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.
PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.
PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.
Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.
ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.
KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.
Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.
KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved