Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Mitigasi setelah Gencatan Senjata

26/6/2025 05:00

GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik. Namun, bisa jadi pula itu hanya badai yang mereda sebelum mengamuk lagi. Watak Israel yang sering melanggar kesepakatan apa pun bisa membuat perjanjian yang dijembatani oleh Amerika Serikat dan Qatar itu ibarat hanya terikat benang tipis. Jika Israel kembali menyerang Iran, perang jelas akan tereskalasi dengan cepat.

Iran yang memiliki 3.000 rudal balistik sangat mungkin akan membalas lebih keras jika dibandingkan dengan sebelumnya. Tambahan lagi, jika Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel ikut menggempur kembali Iran, itu sama saja dengan memprovokasi Rusia untuk turut serta. Juru bicara Kremlin menyatakan bahwa negara itu siap membantu apa pun yang dibutuhkan Teheran.

Indonesia, meski jauh dari pusat konflik, sama sekali tidak bisa merasa aman. Tanpa pecah perang dunia III pun, jika perang kemudian mendorong Teheran menutup Selat Hormuz, kita akan terimbas pada krisis energi. Selama diserang oleh Israel dan AS pada minggu lalu, Iran telah mengancam akan menutup selat yang menjadi satu-satunya akses tanker dari dan ke Teluk Persia, tempat negara-negara penyuplai minyak dunia.

Tidak seperti AS, Rusia, Tiongkok, dan bahkan Brasil yang merupakan konsumen utama sekaligus produsen minyak dunia, Indonesia sangat bergantung pada impor. Bahkan, Indonesia yang berada di peringkat ke-13 konsumen minyak dunia sejak 2023 menjadi net importer.

Karena itu, suka tidak suka, strategi jangka pendek atau jangka panjang atas risiko konflik Iran-Israel itu mesti segera dirampungkan demi kestabilan energi. Dalam jangka pendek, pemerintah harus taktis menguatkan cadangan devisa yang merupakan sumber untuk belanja minyak.

Itu amat krusial untuk mengantisipasi melonjaknya harga minyak. Per akhir April lalu, cadangan devisa kita sudah susut sebesar Rp75,8 triliun akibat pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Dalam tiga mitigasi utama perang Iran-Israel yang disebutkan Kementerian Keuangan pada minggu lalu, penguatan cadangan devisa dan stabilisasi mata uang nasional memang masuk di dalamnya. Kini yang menentukan ialah langkah detail yang diambil pemerintah untuk mencapainya.

Cara-cara business as usual seperti peningkatan diversifikasi ekspor dan peningkatan investasi asing, meski harus didorong, tetap tidak cukup. Pemerintah harus lebih menggenjot langkah-langkah yang memungkinkan. Salah satu yang terpenting ialah penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan luar negeri kita.

Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia melalui Bank Indonesia telah berhasil menjalin MoU dengan Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) untuk penggunaan rupiah dalam transaksi bilateral. Kesuksesan seperti itu harus lebih banyak dibuat pemerintah.

Sementara itu, dalam strategi jangka panjang untuk stabilitas energi, diversifikasi energi tidak bisa lagi sekadar basa-basi. Pemerintah harus memberikan dukungan besar untuk sektor manufaktur dalam negeri yang menjadi tulang punggung ketahanan energi. Bukan lagi sekadar memproduksi komponen energi terbarukan, melainkan juga serius menyokong sektor manufaktur untuk memproduksi perangkat pendukung ketahanan energi nasional seperti mesin pembangkit dan infrastruktur energi lainnya.

Pengembangan energi baru terbarukan yang selama ini sudah digaungkan harus benar-benar diwujudkan. Tanpa itu, tidak perlu perang dunia III pun, negara ini sebenarnya sudah rentan krisis energi.

 

 



Berita Lainnya
  • Jaga Kedaulatan Digital Nasional

    25/7/2025 05:00

    Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.

  • Ini Soal Kesetiaan, Bung

    24/7/2025 05:00

    EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.

  • Koperasi Desa versus Serakahnomics

    23/7/2025 05:00

    SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 

  • Laut bukan untuk Menjemput Maut

    22/7/2025 05:00

    MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.

  • Mengkaji Ulang IKN

    21/7/2025 05:00

    MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.

  • Suporter Koruptor

    19/7/2025 05:00

    PROSES legislasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hukum Acara Pidana menunjukkan lagi-lagi DPR dan pemerintah mengabaikan partisipasi publik.

  • Rumah Sakit Asing bukan Ancaman

    18/7/2025 05:00

    DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.

  • Kerja Negosiasi belum Selesai

    17/7/2025 05:00

    AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.

  • Setop Penyakit Laten Aksi Oplosan

    16/7/2025 05:00

    BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.

  • Revisi KUHAP tanpa Cacat

    15/7/2025 05:00

    DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.

  • Cari Solusi, bukan Cari Panggung

    14/7/2025 05:00

    PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.

  • Awas Ledakan Pengangguran Sarjana

    12/7/2025 05:00

    DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.

  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.