Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Membangkitkan Pendidikan

02/5/2025 05:00

BUKAN perkara sulit untuk menebak bagaimana bentuk wajah bangsa ini dalam 10 tahun bahkan hingga 20 tahun ke depan saat negeri ini merayakan satu abad kelahirannya pada 2045 kelak, apakah masih sebagai bangsa yang inferior atau sudah bertransformasi diri menjadi bangsa superior yang bisa berdiri tegak sejajar dengan negara maju lainnya.

Membaca hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2024 mencapai 75,02, meningkat 0,63 poin atau 0,85% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 74,39. Dalam kurun waktu 2020-2024, IPM Indonesia rata-rata meningkat sebesar 0,75% per tahun. Seluruh dimensi pembentuk IPM meningkat, terutama standar hidup layak dan pengetahuan.

Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah atau HLS penduduk umur 7 tahun pada 2024 meningkat 0,06 tahun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dari 13,15 tahun menjadi 13,21 tahun. Adapun rata-rata lama sekolah atau RLS penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,08 tahun, dari 8,77 tahun menjadi 8,85 tahun pada 2024.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat Indonesia yang sudah masuk kategori dewasa rata-rata hanya mengenyam pendidikan formal selama 8,85 tahun, atau setara dengan kelas 2 SMP (sekolah menengah pertama). Masyarakat yang tinggal di perkotaan tentu akan sulit memercayai bahwa ternyata masih banyak anak Indonesia yang hanya mengenyam pendidikan paling tinggi hingga kelas 2 SMP. Namun, itu fakta yang ditemukan BPS.

Masalah tersebut terjadi bermula dari masih lebarnya kesenjangan pendidikan di berbagai wilayah, kualitas guru yang tidak merata, juga sarana dan prasarana yang belum maksimal. Hasil survei BPS itu jelas bikin hati terasa miris. Pasalnya, survei dilakukan saat Indonesia telah berumur 79 tahun, usia yang sudah bukan belia lagi.

Fakta tersebut masih jauh dari harapan para pendiri bangsa ini, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertuang tegas dalam Pembukaan UUD 1945. Jika itu tolok ukurnya, jelas negeri ini masih harus berlari jauh dan bekerja ekstra keras. Apalagi jika ingin menjadikan bangsa ini meraih cita-cita Indonesia Emas pada 2045 kelak. Maka, seabrek pekerjaan di bidang pendidikan harus segera dikebut pemerintah.

Jika membaca hasil terakhir Penilaian Siswa Internasional atau Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, kita mesti segera bangkit bersama. Penilaian yang digelar Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tiap tiga tahun sekali itu menempatkan Indonesia di peringkat 69 dari 80 negara yang dinilai.

Dengan mata pelajaran matematika, sains, dan literasi siswa yang diukur sebagai parameter, Indonesia berada di posisi 12 terbawah. Sebaliknya, negara tetangga yang letak geografisnya hanya sepelemparan batu dari Indonesia, yakni Singapura, berada di peringkat pertama, diikuti Tiongkok, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.

Dari hasil penilaian 2022 tersebut, diketahui skor kemampuan membaca, matematika, dan sains mengalami penurunan. Hasil itu memperpanjang tren penurunan skor dari penilaian sebelumnya pada 2018.

OECD juga menemukan, 43,21% siswa Indonesia berada di skala sosioekonomi terbawah. Secara global, proporsi siswa Indonesia di skala itu merupakan yang terbesar ke-4 setelah Kamboja, Maroko, dan Guatemala.

Semua data tersebut jelas tak nyaman di hati. Apalagi di hari ini, tepat 2 Mei 2025, negeri ini memperingati Hari Pendidikan Nasional. Data-data itu dapat menjadi cermin untuk menakar kesungguhan bangsa ini menuju cita-cita kemerdekaan, yakni mencerdaskan bangsa. Sebelum orang lain yang menilai, cermin bisa dijadikan alat kita untuk mematut diri.

Apalagi bangsa ini sudah punya target, bukan lagi mimpi, menjadikan Indonesia Emas pada 2045 nanti. Namun, kita mafhum, menjadi emas atau tetap sebagai loyang di masa depan amat bergantung pada keputusan dan tindakan hari ini. Kita benar-benar bisa menjadi emas asal semua elemen bergerak bersama, bangkit bersama, bergotong royong bersama. Negeri ini tidak sedang melawan kemustahilan, karena pada hakikatnya kita punya modal sosial yang bisa digerakkan.

 



Berita Lainnya
  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

  • Upaya Kuat Jaga Raja Ampat

    11/6/2025 05:00

    SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.

  • Vonis Ringan Koruptor Dana Pandemi

    10/6/2025 05:00

    UPAYA memberantas korupsi di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap rezim pemerintahan mencetuskan tekad memberantas korupsi.

  • Membagi Uang Korupsi

    09/6/2025 05:00

    PERILAKU korupsi di negeri ini sudah seperti kanker ganas. Tidak mengherankan bila publik kerap dibuat geleng-geleng kepala oleh tindakan culas sejumlah pejabat.

  • Jangan Biarkan Kabinet Bersimpang Jalan

    07/6/2025 05:00

    DI tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan.

  • Jangan Lengah Hadapi Covid-19

    05/6/2025 05:00

    DALAM semua kondisi ancaman bahaya, kepanikan dan kelengahan sama buruknya. Keduanya sama-sama membuahkan petaka karena membuat kita tak mampu mengambil langkah tepat.

  • Merawat Politik Kebangsaan

    04/6/2025 05:00

    PANCASILA telah menjadi titik temu semua kekuatan politik di negeri ini.

  • Obral Nyawa di Tambang Rakyat

    03/6/2025 05:00

    JATUHNYA korban jiwa akibat longsor tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon, Jawa Barat, menjadi bukti nyata masih amburadulnya tata kelola tambang di negeri ini.

  • Melantangkan Pancasila

    02/6/2025 05:00

    PANCASILA lahir mendahului proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tujuannya untuk memberi landasan langkah bangsa dari mulai hari pertama merdeka.