Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Pastikan Reformasi MA Menyala

17/10/2024 05:00

KEMARIN, Mahkamah Agung (MA) telah mendapatkan ketua baru lewat pemungutan suara. Hakim Agung Sunarto menang jauh, mengumpulkan 30 dari total 45 suara, atas tiga hakim lainnya.

Dari sisi organisasi, pemilihan ketua baru ini memang normal karena M Syarifuddin, ketua yang sekarang, akan pensiun bulan depan. Namun, dari sisi momentum dan urgensi, terpilihnya Sunarto merupakan hal penting untuk menjadi tonggak mereformasi lembaga yudikatif tertinggi itu.

Apalagi, integritas MA terus dipersoalkan hingga kini karena ketiadaan terobosan besar untuk mereformasi diri. Hingga kini, publik masih menemukan hal-hal yang memicu citra negatif lembaga itu. Mulai dari hakim-hakim agung yang terjerat kasus suap sampai putusan MA yang dinilai bisa mengancam kelangsungan demokrasi negeri ini.

Pembenahan integritas jelas harus dimulai dari pimpinan tertinggi. Terpilihnya Sunarto bolehlah cukup membawa optimisme. Setidaknya, jika dibandingkan dengan beberapa nama lainnya, rekam jejak Sunarto cukup bersih.

Sunarto tidak termasuk majelis hakim yang membuat putusan yang mengubah batas usia calon kepala daerah. Hakim Agung Yulius, yang menjadi ketua majelis putusan itu, meraih 7 suara dalam pemilihan kemarin. Adapun calon lainnya, Hakim Agung Haswandi, yang juga pernah membuat putusan kontroversial dengan memenangkan permohonan praperadilan mantan Dirjen Pajak Hadi Poernomo pada 2015, hanya meraih 4 suara.

Di sisi lain, sebagai orang lama MA, Sunarto yang menjadi hakim agung sejak 2014 juga ikut bertanggung jawab atas kualitas integritas lembaga tersebut. Apalagi, ia menjabat Wakil Ketua MA Bidang Non-yudisial sejak 2018, membawahkan ketua muda pembinaan dan ketua muda pengawasan. Dengan begitu, ia juga mesti ikut menanggung hal-hal negatif yang disorot dan diarahkan kepada moral sejumlah hakim.

Kini, dengan raihan suara terbanyak, Sunarto harus menggunakan kemenangan telak itu sebagai modal untuk mereformasi MA. Kepercayaan dari mayoritas hakim lain harus digunakannya untuk memulai perubahan besar bersama.

Bersih-bersih di MA tentunya juga harus dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Sebab itu, mekanisme pembinaan dan pengawasan para hakim harus diperbaiki dan diperketat. Hanya dengan cara itu integritas dan profesionalitas hakim akan terbentuk sebagai budaya, bukan semata bergantung pada moral orang per orang.

Kita tidak menutup mata bahwa integritas juga harus disokong dengan kesejahteraan hakim. Hal itu pula yang menjadi pekerjaan rumah besar sekarang bagi MA. Masalah kesejahteraanlah yang membuat 1.748 hakim melakukan cuti massal pada 7 hingga 11 Oktober lalu. Mereka mempersoalkan besaran gaji yang tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Begitu pula dengan tunjangan yang minim dan fasilitas tempat tinggal yang kerap jauh dari ukuran layak.

Beberapa hakim pun dikatakan sampai kelelahan dan meninggal dunia lantaran beban kerja yang begitu tinggi. Belum lagi, tak sedikit hakim yang mendapat beragam teror terkait dengan kasus yang tengah ditangani.

Karena itu, Sunarto sepatutnya mengupayakan serius perbaikan kesejahteraan hakim. Hasil mediasi Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) dengan MA pada 7 Oktober juga harus didukung. Di antara yang urgen ialah mendiskusikan kembali Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Jabatan Hakim, mendorong RUU Contempt of Court atau Penghinaan terhadap Pengadilan, dan meminta adanya peraturan pemerintah yang menjamin keamanan keluarga hakim.

Tidak kalah penting, di hari-hari awal kepemimpinannya, Sunarto harus membuktikan integritasnya kepada publik dalam sidang peninjauan kembali (PK) kasus suap yang menjerat mantan Bupati Tanah Bumbu Mardani Maming. Sunarto yang menjadi hakim ketua peninjauan kembali (PK) kasus itu harus dapat menjaga muruah pemberantasan korupsi.

Bagi Sunarto yang dalam rekam jejaknya terkenal sebagai hakim jujur, dan bahkan kejujurannya itu pula yang diduga pernah membuatnya tiga kali gagal dalam seleksi hakim agung, jabatan Ketua MA adalah pertaruhan harga diri. Jabatan tertinggi di lembaga yudikatif tertinggi itu akan menentukan catatan sejarah Sunarto. Akankah ia tetap dikenang dengan catatan yang bersih atau malah sebaliknya, larut dalam tetabuhan genderang keculasan. Kita semua berharap ia tetap menjadi yang pertama.

 



Berita Lainnya
  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.

  • Bersiap untuk Dunia yang Menggila

    23/6/2025 05:00

    ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.

  • Cegah Janji Palsu UU Perlindungan PRT

    21/6/2025 05:00

    PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.

  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik